"Kau bilang kau ingin kebebasan? Aku berikan kau kebebasan di dalam sini. Kau bisa melakukan apa pun di dalam, tak ada batasan untukmu. Tapi tidak keluar, kau tidak mengerti tentang dunia luar itu. Itu memang terlihat begitu tenang, namun itu ilusi, itu menghanyutkanmu," desis Matilda lagi.
Aleena menatap kebencian, nafasnya sudah tak teratur hingga ia tak ingin melihat wajah Matilda lagi. Dengan cepatnya ia berbalik menubruk Skylar di belakang yang mengerut bingung atas kepergian Aleena.
Skylar menoleh keji ke Matilda, matanya berpapasan dengan milik Matilda. Bahkan Matilda dapat membaca sebuah rangkaian kata-kata dari tatapan Skylar padanya. Hingga Skylar menjemput Aleena dengan mengejarnya.
"Al!" ujarnya berlari terburu-buru mengimbangi laju jalannya Aleena.
"Aleena, mengapa pergi?" sahut Skylar lagi mengambil pergelangan Aleena.
Aleena berbalik dengan cepat, matanya sudah memerah dengan genangan air yang ikut menghiasi mata hijaunya. Skylar terdiam, wajahnya menjadi datar melihat Aleena yang menahan air matanya.
"Aku tak bisa menahan amarahku, bila aku tidak pergi aku bisa saja mengambil anak panahku dan mengarahkannya tepat di mulutnya," Aleena menggeram dan bernafas berat.
"Lakukan, dia pantas menerimanya," ejek Skylar.
Aleena terdiam dan menatap dingin Skylar dan berlenggok menuju lift dan Skylar mengejar kembali.
"Bila memang dia tak memiliki kemanusiawian di dalam dirinya, mengapa aku ingin membunuhnya? Aku akan menjadi sepertinya," ujar Aleena sambil berjalan.
"Aku tidak ingin menjadi dirinya, better be my self," balas Aleena parau penuh sindiran.
Baru saja Aleena dan Skylar sampai di tanah basahnya dengan hujan mengguyur, mereka disambut oleh rombongan Cadance dan semua pria lainnya baik yang dikenal Aleena mau pun tidak.
"Mengapa semua listrik mati!?" tanya Cadance, suaranya pecah dan panik.
Semua orang menatap Aleena dengan penuh kecemasan pula, mereka merasakan hal yang sama dengan tak adanya listrik yang dapat mengurung mereka di dalam ruangan dari serangan mendatang.
"Dia mengalirkan semua listrik ke gerbang Vega, membuat semua listrik tak berfungsi dan terserap ke gerbang Veganya. Alatnya rusak, dia merusaknya. Aku tidak bisa melakukan apa-apa selain mencari jalan alternatif lain, siapa yang pernah menemukan jalan keluar lain selain gerbang Vega?" jelas Aleena cepat.
"WAIT, WHAT !" pekik Cadance dengan suara histerisnya.
"Para Savagery, apa kalian tak pernah melalui jalan lain menuju keluar?" tanya Aleena bergesa pada lima pria yang memakai seragam serba hitam termasuk Skylar.
"Kita selalu menggunakan gerbang Vega," sahut seorang pria tinggi dan putih di belakang Cadance bernama Seth. Wajahnya tegas, muda, tampan seperti Skylar.
"Mengapa terburu-buru A? ada apa?" Skylar berbisik di telinga kanan Aleena dari belakang.
Aleena kembali terdiam. "Kita tak bisa lebih lama lagi di dalam sini," ujar Aleena singkat dan ia langsung pergi menuju suatu tempat.
Di balik sikap acuhnya, Aleena menyembunyikan sesuatu yang membuatnya harus begitu terburu-buru mengambil tindakan, ia mendapatkan sebuah 'penglihatan' lagi. Dommed sudah mulai pulih, ia ingin mengambil lagi apa yang ada pada Aleena.
Selagi Aleena masih bersusah payah untuk menutupi penglihatannya dari pencurian Dommed, ia terus mencari cara bagaimana cara mengeluarkan semua orang dari dalam. Dommed akan datang ke benteng mereka lagi dan akan menghancurkan lebih banyak dari sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fortless
ActionThe Fort, sebuah benteng tua termegah yang pernah ditemukan ini terbuat dari besi tebal mengelilingi, menjadi satu-satunya tempat teraman di kota. Telah ada sejak puluhan abad silam dan kembali menjadi tempat tinggal semua orang untuk berlindung. K...