"Sebelum aku menceritakan apa yang ingin kau tahu, tolong jangan berburuk sangka padaku. Apa yang kau fikirkan selama ini atau nanti tidak seperti yang telah terjadi, apa yang sudah kulakukan dua tahun yang lalu padamu."
Suara Julius menjadi pelan dan ringan menatap harap Aleena, membeku di tempat dan tak bisa melakukan apa-apa lagi setelah melihat Aleena untuk pertama kalinya.
Aleena hanya menatap dingin Julius, pria yang ternyata membantu Cadance dahulu mencari seseorang dari luar untuk dijadikan eksperimen percobaan. Tak pernah diterka oleh Aleena bila Savagery itu masih hidup dan sehat, bahkan duduk berdua nyamannya bersama Aleena.
Skylar duduk di belakang mereka berdua dari sebelumnya diperintahkan oleh Aleena memberi sedikit ruang privasi bagi Julius dan Aleena.
Tatapan Skylar tak pernah lepas dari punggung mereka berdua, terus meraup penasaran apa yang tengah mereka perbincangkan di depan sebuah jendela dengan pemandangan hutan di luar benteng.
"Mengapa kau menerima tawaran Cadance untuk mencari seseorang di luar?" tanya Aleena pertama kali, penuh ketelitian dan penuh harapan jawaban yang nyata.
"Aku dan Cadance kawan lama, ketika ayah Cadance pergi keluar mencari kebutuhan pokok ketika kami masih bertahan di luar sana, aku yang menemaninya. Aku menjaga dia sebagai adik ku, aku menatap ironi dirinya saat itu."
"Ketika ayah Cadance meninggalkannya aku juga menjaganya. Bahkan sampai suaminya meninggalkan dirinya aku selalu bersamanya, dia perempuan yang lemah dan cepat merasa ketakutan. Aku tak bisa menolak apa yang dia mau, dan aku akan melakukan apa yang perempuan itu inginkan agar semua yang ia inginkan terpenuhi, agar dia bahagia."
Jelas Julius menatap hampa piasan dirinya di kaca depannya, Aleena cukup terkejut mendengar penjelasan Julius kali pertama. Tentang Cadance yang juga adalah seseorang yang lemah dan penakut di masa lampau.
Semua penilaian Aleena pada Cadance yang mengatakan dirinya adalah wanita yang kuat, pintar, tabah dan tegas benar-benar berbanding arah dengan kenyataan yang ia dapat.
Lalu jika Cadance seseorang yang mudah ketakutan mengapa dia menyuruh Aleena melawan rasa takut dan mengalahkan rasa ketakutan sendiri? Batin Aleena heran.
Aleena masih duduk tenang di samping Julius, tatapannya menatap kosong kaca di hadapannya yang sekilas menampakkan wajah tegas dan rahang terbentuk Julius.
"Aku keluar sendirian di tengah malam tanpa sepengetahuan satu pun Upper, melewati lebatnya hutan dan gelap, sendirian hanya berbekal tombak dan samurai, aku panik dan tersesat. Ketika aku menemukan cahaya berwarna biru dari gelapnya hutan aku mulai mengikuti arahnya, hingga aku keluar dari hutan dan menemukan kota."
"Itu malam yang sangat dingin, aku harus mencari tempat tinggal dahulu untuk memulihkan tenaga besok. Cahaya yang menuntunku tadi mendadak hilang, aku tak tahu dari mana asal cahaya itu. Cahaya bulan menyinari setiap jalan setapak yang kuambil. Aku pergi begitu jauh dari hutan, menyeberangi jembatan di sungainya dan aku tidak tahu sudah berapa jauh aku dari benteng."
"Hingga aku sadar aku berada di perbatasan suatu wilayah, aku berjalan terlalu jauh malam itu hingga aku memutuskan untuk tidur di sebuah tenda di dekat reruntuhan gedung. Aku menatap bintang dan tak ada satu pun keganjalan di atas sana, berbeda dengan di bawah, dingin dan berbahaya."
"Esoknya aku mulai lagi, menyusuri setiap jalan dan mencari aura kehidupan di sekitar ku tapi, menemukan manusia yang masih hidup begitu sulit dibanding menemukan gading gajah. Aku menghabiskan lebih dari tiga hari mencari dengan serangan setiap harinya dari setiap tempat yang aku ambil."
"Bagaimana kau bertemu dengan ku? Dan bagaimana diriku saat itu?" tanya Aleena mengintrogasi.
"Tiga hari aku sudah berjalan, aku turun dari bukit dan menemukan kota lain. Bangunan rubuh, rumput memanjang, dan mendung. Aku jalan menuju kota, aku berada di tempat entah-berantah hingga ketika aku bertemu sebuah jalan raya, aku menengok ke kiri dan kau sedang sendirian."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fortless
ActionThe Fort, sebuah benteng tua termegah yang pernah ditemukan ini terbuat dari besi tebal mengelilingi, menjadi satu-satunya tempat teraman di kota. Telah ada sejak puluhan abad silam dan kembali menjadi tempat tinggal semua orang untuk berlindung. K...