Hilang kendali.

4 0 0
                                    


Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang dan Rahma masih belum terlihat di sekolah,ini sudah hari ke tiga gadis itu tidak ada kabar,Raka dibuat bertanya-tanya kemana gadis itu pergi,apa dia baik-baik saja.

Dia semakin dibuat tidak tenang saat mendengar jawaban dari semua teman dekatnya,jawaban mereka hampir sama. Tidak tahu! Belum lagi kedua orang tua dan kakak gadis itu juga tidak tahu kemana dia pergi.

Satu orang yang saat ini menjadi tujuannya,Feni gadis itu juga ikut menghilang hari ini. Raka berlari menyusuri koridor bawah saat Haeria mengatakan jika Feni ada diruang guru.

"Feni" Raka memanggil gadis itu tepat saat dia menutup pintu ruang guru.

"Kenapa?" Tanyanya dengan raut wajah bingung.

"Rahma ada ngabarin elo?"Raka berucap cepat.

"Hum" Hanya gumaman singkat itu yang keluar dari mulut gadis itu.

"Dia dimana?"

"Pergi" Balasnya yang sulit di mengerti oleh Raka.

"Hah? Maksud lo apa?"

Dia menghiraukan ucapan Raka dan berlari pergi dari sana,Raka mengusap wajahnya dengan kasar merasa frustasi,kemana gadis itu pergi.

Jam 2 Raka mengunjungi kediaman gadis itu,tidak ada siapa-siapa disana,semua orang hilang seolah tertelan bumi.

Deringan dari kantong celana miliknya berhasil mengalihkan perhatian,dia dengan tergesa-gesa merongoh kantong miliknya.

Mama Lia.

Tertera dengan besar dilayar ponsel miliknya.

"Halo Ma,Assalamua..."

"Kamu dimana?Rahma udah ketemu,kamu ke rumah sakit sekarang"Raka belum sempat menyelesaikan salamnya,Lia,mama gadis itu sudah lebih dulu memberinya kenyataan yang berhasil menampar dirinya.

Raka membawa mobil miliknya dengan kecepatan penuh,harapannya hanya satu semoga Rahma baik-baik saja.

Raka dengan tergesa-gesa menyusuri lorong rumah sakit saat mendapat SMS dari Haeria dimana ruangan gadisnya dirawat.

Pandangan Raka disambut oleh kerumunan orang dengan raut wajah yang sama. Cemas.

"Bunda" Raka mendekat memanggil seseorang yang juga ada disana.

Bunga,Bunda Raka mendekat memeluk sang putra berusaha menguatkan.

"Dia kenapa?"Raka bertanya,besar harapan dalam dirinya jika gadisnya baik-baik saja.

"Dia akan balik,kamu harus yakin"Balas sang Bunda.

"KENAPA?"Pekik Raka yang berhasil mengagetkan semua orang.

Haeria menangis dengan kencang merasa sangat takut,harusnya dia bisa lebih waspada,Feni menatap dengan tatapan kosong ke arah depan memikirkan kebodohanya,kemana dia pergi saat sahabat yang selalu ada untuknya membutuhkan bantuannya,Cintia tidak jauh berbeda dia menangis sejadi-jadinya,dia tidak bodoh untuk sekedar paham betapa lelahnya Rahma dengan dunia ini dan dia dengan santainya mengabaikan hal itu.

"Dia mencoba bunuh diri" Lirih sang Bunda.

Tubuh Raka luruh ke lantai bersamaan dengan tangis seseorang yang semakin pacah.

"Dia nggak akan kenapa-kenapa dia kuat" Bunda Raka masih mencoba menenangkan.

Sekarang dokter keluar dari ruangan ,Lia bangkit lebih dulu bersama sang suami.

"Bagaimana?"Kata Lia dengan cemas.

"Saya sudah memperingati anda,ini bukan pertama kali terjadi,tapi sepertinya anda memang menginginkan ini,dia mengonsumsi obat tidur dengan dosis berat,kami juga menemukan luka sayat di sekitar pergelangan tangan"

Matahari untuk RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang