Hari ini gadis itu sudah diperbolehkan masuk sekolah oleh sang Mama dengan syarat sehabis sekolah bubar gadis itu harus langsung pulang, dan lebih parahnya karena Raka menjemputnya pagi ini dan rencananya mereka juga diharuskan pulang bersama,dan lagi-lagi ini ulah mama Lia dan Raka dengan suka rela mengiyakan dengan cepat.
Mereka berangkat pagi ini Raka membawa mobil dengan alasan gadis itu belum benar-benar sehat,dia belum bisa terpapar matahari terlalu lama, jadi untuk berjaga-jaga dia memilih membawa mobil.
Mereka sampai diparkiran sekolah Rahma sudah meminta di turunkan di depan gerbang tapi Raka hanya merespon dengan gelengan kecil tanda dia tidak setuju.
"Ayo"Raka membukakan pintu mobil untuknya.
"Gue bisa buka sendiri"Kata gadis itu.
"Ini tandanya kamu istimewa"Balasnya sambil terkekeh.
Mereka membelah koridor depan yang mulai dipadati banyak orang, berjalan berdampingan,sambil sesekali saling melirik.
"Aneh nggak sih,kita jalan berdua tapi nggak ngandeng tangan?"Raka seperti memberi kode pada gadis itu.
"Aneh nggak sih,kita nggak mau nyebrang tapi ngandeng tangan?"Balas gadis itu sarkas.
Raka mendengus,andai gadis itu masih sakit dia pasti tidak menolak kemarin dia terlihat biasa saja saat Raka memperlakukannya dengan manis tapi sekarang dia terlihat enggan.
"Gue masuk"Gadis itu pamit saat mereka sudah sampai didepan kelasnya.
"Hemm"Raka hanya bergumam, Rahma menatap cowok itu dengan pandangan bingung, apa dia marah hanya karena tidak dibiarkan menggandeng tangannya?
"Kenapa?"Rahma memilih menyerah dan bertanya.
"Apanya?"Raka berlagak tidak tahu.
"Lo kenapa?"
"Enggak papa,gue ke kelas"
Raka berlalu,dan hari ini dia kembali menggunakan kata Lo-Gue. Rahma jadi berfikir apa cowok itu akan mengganti kosa katanya sesuai mood atau sesuai situasi.
Rahma masuk dia sedikit kaget saat seseorang tiba-tiba memeluk dirinya dengan erat,gadis itu hanya diam saat tahu siapa pelakunya,tidak hanya satu orang tapi enam orang kini sudah melingkar memeluk gadis itu. Haeria yang berada disamping kanannya dengan iseng menarik pelan rambut gadis itu.
"Kangennn"Feni berujar sambil terus memeluk gadis itu.
"Gue nggak bisa nafas"Keluh gadis itu.
Mereka cengengesan tidak tahu malu, lalu melepas pelukan mereka.
"Maaf yaa nggak sempat ke rumah elo"Rifka berucap dengan wajah menyesal.
"Iya nggak papa"Balasnya sambil berjalan dan duduk di bangku miliknya.
Teman-teman kelasnya mulai menyapanya sekedar bertanya apa dia sudah benar-benar sehat atau masih tidak.
"Kemarin gue mau ke rumah elo, gue nelpon lo,yang ngangkat malah si Raka, dia bareng lo mulu ya?"Haeria bertanya.
"Raka?"
"Iya"
"Itu Bang Fatur kali"Gadis itu berusaha mengelabui teman-temannya.
"Nggak Vano bilang,Raka udah jagain dia kita nggak usah kesana! Gitu katanya"
"Iya dia dirumah"Rahma memilih mengalah,dia jadi bingung siapa yang harus ia amuk nanti Raka atau Vano.
"Seharian?sama elo?"Cintia jadi heboh.
"Duaharian"Balasnya,Raka memang menemaninya dua hari selama dia sakit kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari untuk Raka
Diversos{ON GOING} Masa lalu yang membuat rasanya menguat! Hadir kembali menjelma menjadi sosok yang tidak pernah terduga! "Kamu adalah dia yang aku cari"Aruna Rahma. "SATU TERLUKA BASMI RAME-RAME"FAMSOURCLASS