Luka

2 0 0
                                    


Raka memutuskan berjalan ke kantin sekolah,bell istirahat sudah berbunyi lima belas menit yang lalu,sedari tadi dia hanya tinggal di kelas enggan kemana-mana tapi karena dia juga seorang manusia dan butuh makan akhirnya saat ini dia tengah berjalan memasuki kantin sekolah.

Semua orang menatap ke arahnya, meskipun menyandang status anak baru pesona seorang Raka Angkara benar-benar bukan main, dia di gandrungi banyak cewek di sekolah ini,kebanyakan dari mereka memang diam dan hanya menatap dengan pandangan kagum mungkin karena mereka berfikir jika Raka baru di sekolah dan bisa saja dia akan risih.

Raka duduk dengan malas didepan seorang Revano Dirgantara dan dua orang lainnya yang duduk disamping kanan dan kirinya.

"Tadi katanya nggak mau ke kantin"Saga menyindir.

"Laper"Raka membalas singkat.

Raka memakan makanan miliknya dengan tenang,sampai seseorang datang dan menarik kursi membawanya ke samping kanan cowok itu,Arga yang mengerti menggeser kursi yang ia duduki.

"Hai"sapanya sambil memegang lengan cowok itu.

"Enggah usah pegang-pegang"Raka dengan cepat menyentak tangannya.

"Kamu kenapa sih?"Gadis yang tak lain adalah seorang Sindi itu bertanya dengan wajah yang dibuat se malas mungkin.

Saga menatap Vano dan Arga secara bergantian,dari tatapan itu dia seolah berkata apa kehadiran mereka tidak mengganggu dua orang itu.

Tapi Vano tampak acuh,dia malah sedikit kesal karena cewek itu dengan tidak tahu malu bergabung dengan mereka bahkan Haeria yang notabelnya adalah kekasih cowok itu sama sekali tidak pernah bergabung dengan mereka saat makan berramai-ramai seperti ini.

Raka menatap ke arah pintu kantin di sana seorang gadis baru saja memasuki kantin dengan wajah super malas, mata bengkak dan rambut yang dikuncir.

Raka tersenyum melihat pemandangan indah itu,entah kenapa gadis itu terlihat berbeda saat rambut miliknya di kuncir,sedikit lebih manis.

Raka terus memperhatikan mulai dari gadis itu yang memutar pandangannya meneliti seluruh isi kantin dan mengangguk saat melihat keberadaan teman-temannya,saat dia melangkah ke stan makanan berbicara sebentar setelahnya hanya mengangguk dan pergi ke meja yang berselisih dua meja dari tempat Raka.

Gadis itu duduk,Raka sedikit puas karena posisi duduk gadis itu langsung menghadap ke arahnya.

"Mata lo kok jadi gitu sih?"Feni bertanya.

"Gitu gimana?"Rahma tidak mengerti.

"Bengkak njir,ini lo bisa liat gue kan?"Pertanyaan konyol itu berasal dari Haeria.

Mata gadis itu lumayan bengkak membuatnya terlihat semakin sipit saja.

"Mata lo tinggal segaris"Feni berujar sambil memperagakan membuat sebuah garis kecil dimeja dengan kukunya.

"Gue keliatan kan Ra dari sana?"Haeria kembali mengulang pertanyaannya.

"Gue nggak mungkin bisa nemuin kalian kalau gue nggak bisa ngeliat"Balas gadis itu datar.

"Biar gue tabak,pas lo udah sadar lo tidur lagi! Iya kan?"

"Iya"Feni menggeleng mendengarnya.

"Lo tidur lebih lama daripada pas lo pingsan"Haeria mencibir.

"Ohh gue tahu nihh,lo terlalu nyaman yahh ada Galen di sana sampe lo tidur nyenyak banget"Feni dengan heboh berujar demikian.

"Mungkin"Rahma malah mambalas lelucon gadis itu.

Matahari untuk RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang