Satu sama

1 0 0
                                    


Raka kembali kekelas dengan jaket yang dia pegang di tangan kanannya, jaket yang beberapa menit lalu diabaikan oleh gadis dingin itu.

Beberapa hari ini Raka sedikit memberi jarak dengan gadis itu,sebenarnya dia punya alasan dia tidak ingin gadis itu terus menerua diteror oleh teman kelasnya dengan pertanyaan perihal kedekatan keduannya.

Hari pertama dia masuk kesekolah dia mengaku sedikit berlebihan mendekati gadis itu dengan sangat terang-terangan alhasil gadis itu harus rela pulang terlambat karena harus menjawab banyak pertanyaan dari teman-temannya,Raka ada disana tapi memilih pergi saat gadis itu hendak keluar dia tidak ingin menambah rasa penasaran banyak orang.

Tapi diluar kendalinya dia malah kepergok menjemput seseorang,dia ingin menemui gadis itu menjelaskan tapi dia rasa itu akan sia-sia.

"Kenapa Ka?"Vano bertanya, saat ini kedua cowok itu sedang duduk dibangku paling belakang.

"Enggak papa"Balasnya berbohong.

"Jangan kayak cewek,bilang nggak papa padahal apa-apa"Vano terkekeh dengan ucapannya sendiri.

"Ini soal Rahma"Katanya akhirnya.

"Dia kenapa?"

"Kemarin gue jemput seseorang di STM dan dia ngeliat gue"Dia jujur.

"Cewek?"

"Hemm"Balasnya diiringi anggukan kepala.

"Ya terus?"Vano rasa itu bukan masalah besar.

"Gue takut aja kalau dia makin jauh"

"Lo sama dia ada apa sih?"

"Enggak ada apa-apa"

"Ya terus kenapa lo secemas ini?"

Benar juga! Kalau tidak ada apa-apa kenapa harus cemas.

"Lo nggak ngerti"

"Lo yang bego"

"Maksud lo?"

"Ya lo suka sama dia terus lo malah main sama yang lain! Lo sehat?"

"Siapa yang ngomong kalau gue suka sama dia?"

"Nggak perlu ngomong,liat lo natap dia aja gue udah bisa nebak"Sok cenayang!

Raka memilih keluar dari kelas menuju kepembatas balkon matanya bisa menangkap sosok seorang gadis dengan jaket Army dan tubuh rampingnya baru saja masuk ke dalam perpustakaan sekolah.

Tanpa pikir panjang cowok itu menyelusuri koridor turun kebawah lalu ikut masuk ke perpustakaan.

"Lo juga suka sastra?"Ucapan seseorang berhasil mencuri perhatian cowok itu. Raka mendekat ke arah rak yang terletak paling belakang.

"Lumayan"Kata gadis itu sambil tersenyum manis.

Raka mendengus,menyebalkan, bahkan dengan orang lain gadis itu dengan santai menyunggingkan senyum sedangkan saat bersamanya jangankan senyum manis itu,senyum kecil saja tidak.

"Bisa buat puisi?"Sosok cowok yang saat ini bersandar pada rak buku bertanya pada gadis yang sedang berada tepat di samping kanannya.

"Bisa"Katanya setengah memekik,mungkin karena senang.

"Biasa aja"Ujar cowok asing itu dan dengan santai mengusap surai si gadis.

"Gue kalau udah nyangkut puisi suka gitu,hilang kendali"Dia menjelaskan.

"Enak yah jadi puisi bisa ngendaliin elo"Katanya sambil menegakkan badan dan menghadap langsung ke arah gadis itu.

"Hemm"Hanya gumaman,gadis itu tidak tahu harus menjawab apa.

Matahari untuk RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang