Tidak sebaik itu

0 0 0
                                    


Jika hari biasanya Rahma yang akan lebih dulu meninggalkan kelas saat bell berbunyi berbeda untuk hari ini,gadis itu harus pasrah duduk dihadapan seluruh teman kelasnya yang sedari tadi tak berhenti melontarkan pertanyaan untuknya,bunyinya hampir sama.

"Lo sama Raka ada apa sih? Kalian dekat?"Kurang lebih begitu bunyi pertanyaan mereka.

Gadis itu mendengus sedari tadi yang dia katakan hanya tidak,iya,mungkin,bukan,siapa hanya itu dia malas menjelaskan.

"Ra jawab yang serius"Rifka mulai kesal padanya.

"Serius"Balasnya.

"Lo sama Raka dekat?"Haeria mengulang.

"Enggak"

"Kok kalian kayak beda gitu?"Cintia menimpali.

"Siapa?"

"Ya elo sama Raka"Semua orang sudah sangat kesal dengan gadis itu.

"Dia anak sahabat Mama gue"Katanya setelah berhasil menemukan alasan.

"Serius?"Rifka memastikan.

"Hemm"

"Kalian udah lama dekat?"Haeria kali ini.

"Tadi pagi kan?"Rahma berusaha mengingatkan Haeria perihal kejadian tadi pagi dimana dia berkenalan dengan Raka.

"Pusing gue"Ungkapnya.

Setelah dirasa cukup satu persatu dari mereka keluar dari kelas saling berpamitan,mereka semua lelah merasa hanya menghabiskan waktu bertanya tapi berakhir abu-abu atau tanpa jawaban.

Haeria ikut meninggalkan kelas saat Vano memanggilnya dari luar kelas,yang lain menyusul terutama gadis itu,hari ini dia sedikit bersyukur karena Raka tidak ada di sana mungkin pulang lebih dulu.

Setiba diparkiran mereka berpisah Feni sudah hilang sejak tadi pulang bersama sang pacar, Haeria juga sama dan Cintia tidak perlu dipertanyakan.

Rahma tersenyum saat Rifka melambai padanya dengan heboh Lina yang membawa motor bahkan memarahi gadis itu,dia bertingkah heboh membuat motor yang mereka kendarai sedikit oleng.

Gadis itu menatap sekeliling hari ini dia tidak membawa kendaraan kesekolah dia bersama kakak laki-lakinya pagi tadi, alhasil sekarang dia harus menunggu angkutan umum sendirian.

Deringan dari ponsel yang ada dikantong rok gadis itu berhasil mengalihkan tatapannya, dia merongoh dan matanya seketikan menemukan sebuah pesan.

Mama Lia.

Ke toko kue yaa! Mama ada sesuatu buat kamu!

Gadis itu berdecak kesal kenapa harus ke toko kue jaraknya lumayan jauh dari sekolah, dan apa mamanya itu tidak ingat jika mereka satu rumah kenapa tidak memberikan "sesuatu" itu di rumah saja.

Aruna.

Di rumah aja ma!

Mama Lia.

Ke toko yah! Mama mohon kali ini aja!

Decakan kesal sudah sejak tadi terdengar,hari ini begitu banyak kesialan menimpa dirinya yang pertama kedatangan Raka,di sekap didalam kelas dengan pertanyaan konyol,harus ke toko kue yang jauh, dan yang paling luar biasa tidak ada satupun angkutan umum yang lewat,sial.

Dengan wajah datar gadis itu memilih berjalan,sudah hampir sore dia tidak mungkin memilih terus berada disekolah.

Sebenarnya dia tidak terlalu keneratan berjalan andai dia berjalan hanya sampai jalan besar dan dia bisa mencari taksi tapi jalan yang ditempuh harus melewati sebuah kesekolah STM.

Disana anak cowok selalu ada bahkan saat malam hari ini semakin mempersulit dirinya.

Gadis itu tetap menegangkan badannya dia sama sekali tidak merunduk walau matanya menangkap ada banyak ada laki-laki yang sedang duduk di post satpam depan sekolah itu.

Setelah berhasil lewat gadis itu sedikit heran kenapa anak laki-laki itu sama sekali tidak menghiraukan keberadaannya,malas penasaran gadis itu menoleh matanya jelas menangkap seorang cowok dengan seragam yang sama dengannya dan gadis yang saat ini merunduk malu didepan cowok itu.

Pantas saja keberadaannya dihiraukan ternyata ada pemandangan yang lebih luar biasa.

Itu Raka,yaa seorang Raka Angkara sedang menjemput seorang gadis cantik yang saat ini tampak malu-malu karena mendengar teriakan-teriakan mengoda dari teman-teman cowok itu.

Gadis itu semakin dibuat jijik saat Raka dengan begitu hebat membuka jaket miliknya lalu memasangnya pada tubuh ramping gadis itu.

Liar biasa,dan yang lebih luar biasa lagi karena gadis itu lupa merekam kejadian barusan,ah sial. Padahal itu bisa menjadi bahan aduan pada ayahnya.

Benar-benar hari sial.

Gadis itu melangkah cepat saat motor milik cowok itu mulai berjalan dengan sedikit berlari gadis itu menyetop sebuah taksi lalu masuk kedalam,tak jauh dari sana Raka menengang matanya tidak mungkin salah dia tidak mungkin keliru mengenali gadis yang sudah menghilang dengan taksi itu.

"Kenapa Raka?"Gadis yang masih setia berada di jok belakang motor bertanya penasaran,pasalnya Raka menghentikan motor miliknya secara tiba-tiba.

"Eh! Enggak papa"Katanya kalang kabut.

Setelah melihat kejadian itu didalam sebuah taksi yang melaju membelah pekatnya sore hari itu,ada gadis yang sedari tadi terus menerus tersenyum sinis yang dia tahu cowok itu hanya memiliki satu orang adik perempuan dan masih kelas 2 SMP.

Jadi siapa gerangan gadis itu wahai Raka Angkara?

Dia sampai ditoko kue milik sang mama,dia masuk semua pasang mata yang ada ditoko seketika menatap ke arahnya walaupun tidak secantik kebanyakan orang cewek itu tentu punya poin tersendiri.

Wajah datarnya tampak sangat cocok dengannya,rambut sebahu dan mata sipit yang kontras dengan pipinya yang sedikit tembem,sebenarnya dia punya senyum yang manis tapi dia enggan memamerkan senyum itu.

Dia semakin mempercepat langkahnya saat matanya melihat seorang wanita dengan jilbab merah maroon sedang duduk dengan seorang anak laki-laki berusia 8 tahun.

Setelah sampai dia mencium punggung tangan wanita itu lalu memberi tangannya agar anak laki-laki itu menciumnya, menurut, Rahma sedikit tersenyum,hanya senyum kecil dan tidak semua orang melihatnya.

"Kenapa Ma?"Ujar gadis itu setelah duduk dengan baik di hadapan wanita itu.

"Buat kamu"Balasnya sambil menaikkan sebuah paper bag berukuran sedang berwarna hitam.

Tanpa banyak bertanya gadis itu menerima,membukanya lalu melihat isinya,dia tersenyum kali ini benar-benar tersenyum bukan lagi senyum kecil seperti yang tadi.

Dia mengeluarkan sebuah cardigan berwarna Army dari sana sebuah album berwarna pink dengan bandrol huruf bertulis  PERSONA dan satu buah farfume.

"Cuman itu Ayah nggak nemu album yang lainnya"Kata wanita itu yang berhasil mencuri perhatian gadis itu.

"Ini aja udah cukup"Balasnya.

"Makasih"Setelah cukup lama diam kata itu yang meluncur dari mulut gadis datar itu, wanita di sebrang meja mengangguk dia sedikit terharu pasalnya selama ini jika dia memberi sesuatu pada anaknya itu dia tidak pernah berucap demikian hanya langsung memakai sebagai bukti kalau dia suka dan memghargai pemberiannya. Kali ini tampak beda dia dengan terang-terangan mengucap kata itu setelah sekian lama hanya lewat tindakan.

Rahma tersenyum,kapan lagi ada acara yang mengharuskannya bertemu Raka dia butuh pertemuan seperti itu karena BTS baru saja merilis sebuah album MAP OF THE SEOUL 7 dia ingin itu.

Raka bagaimana kabar cowok itu sekarang Rahma tentu tahu jika cowok itu melihatnya memasuki taksi tadi. Ternyata dia tidak sebaik itu.

-------
Love all
Jangan lupa vote

Stay home and haelty gaess semoga pandemi covid-19 cepat selesai!
A

amiin:)

Matahari untuk RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang