Pengganggu yang sebenarnya(1)

2 0 0
                                    


"Siapa yang tunduk lebih awal dan tidak  mendongak di akhir dia pecundang sebenarnya"

-Aruna...

Mereka masih berada di kantin saat jam istirahat sudah habis, hari ini guru mengadakan rapat dadakan.

Mereka tampak sangat menikmati jam lenggang itu,hari ini tercatat seorang Feni yang sangat kritis dalam mengeluarkan uang hari ini sudah hampir lima puluh ribu uang gadis itu yang habis.

Mereka memilih tinggal dikantin sekolah duduk dengan nyaman dari pada harus ke kelas dan bertemu banyak perusuh,jam kosong seperti ini pasti digunakan untuk menggelar konser dadakan di dalam kelas.

Enam orang yang ada di sana refleks menoleh ke arah kanan saat merasa jika seseorang baru saja sampai dimeja mereka.

Semua orang di sekolah itu tahu jika para anak Famsour tidak terlalu menyukai orang asing, terutama anak cewek jika para anak cowok yang ditawari orang asing ditambah lagi jika dia seorang cewek mereka tidak akan berfikir dua kali untuk menerima dengan baik.

Vano menaikkan sebelah alisnya melihat pemandangan itu "Yang gue tahu mereka nggak terlalu baik ngerespon orang asing"Ujar Vano.

Raka menatap cowok itu tidak mengerti "Maksud lo?"

"Liat"Vano mengarahkan tatapannya ke arah meja yang berisi enam orang dan ditambah satu orang asing.

Jika tebakan Vano tidak salah sebentar lagi mungkin akan terjadi keributan,selama dia duduk di tempat itu dan selama ada cewek bernama Sindi di sana Vano sama sekali tidak bisa mengatakan jika cewek itu adalah sosok baik-baik.

"Gue boleh gabung?"Sindi berucap dengan lembut.

"Mejanya penuh"Lina menjawab datar.

"Masih lenggang kok"

"Pengap gini"Haeria berujar, tampak mulai terganggu.

"Gue Sindi anak baru,pacarnya Raka"Dia memperkenalkan diri tanpa disuruh.

"Enggak ada yang nanya"Rahma membalas sengit.

"Gue cuman ngasih tahu, kali aja kita bisa temenan"

"Enggak akan"Rifka menyahut cepat.

Cewek bernama Sindi itu mulai terganggu karena kehadirannya yang tidak di respon dengan baik, disekolah lama cewek itu tidak ada yang bisa menolak dirinya semua orang ingin bergabung dan dekat dengan gadis itu.

Hari ini entah kenapa harga dirinya seolah dijatuhkan,satupun dari mereka tidak ada yang merespon kehadirannya dengan baik.

Sindi menoleh saat seseorang menepuk bahu kirinya.

"Hai. Gue Karin,Lo?"

Enam orang yang ada disana mendengus sinis saat melihat kehadiran Karin si cabe sialan itu,dia mengajak seorang Sindi berkenalan,mereka memag cocok dari segi sifat memang belum terlihat tapi dari segi berpakaian keduanya tidak jauh berbeda.

Di haru pertama masuk sekolah Sindi dengan berani mewarnai kuku miliknya,rok yang terlalu pendek dan baju yang sengaja dikecilkan, tidak berbeda jauh dengan penampilan Karinia Agustin.

"Sindi"

"Lo salah kalau mau ngajak mereka jadi teman di sekolah ini"Karin mulai berbicara sambil meyindir enam orang yang ada disana.

Saat pertama masuk ke sekolah sosok Karin memang tidak pernah berdamai dengan mereka.

"Kenapa?"

"Karena mereka semua,Cupu"Karin mengejek.

"Cupu?"Sindi bertanya dengan nada suara yang diiringi tawa mengejek.

Matahari untuk RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang