Kita ini apa?

3 0 0
                                    


"Setelah ku rasa kita sudah mendekati kata dekat,kenapa tembokmu semakin tebal saja?"

-Raka Angkara.

Beberapa hari setelah kejadian di pusat perbelanjaan itu,Rahma tidak lagi pernah menegur Raka begitupun dengan cowok itu, mereka selayaknya dua orang asing yang sama sekali tidak pernah saling mengenal.

Rahma tidak akan pusing memikirkan kenapa,apa,bagaimana,ada apa, karena memang kesendirian adalah salah satu prioritas baginya.

Saat ini dia ada di Rooftop sekolah bersama seseorang yang saat ini tengah memandangi hamparan sawah yang ada didepan mereka.

"Sampai kapan?"Dia bertanya.

"Andai gue tahu sampai kapan,gue nggak akan tetap diam"Rahma menjawab lalu ikut menatap ke arah depan.

"Ini udah terlalu lama"Seseorang itu mengusap wajahnya dengan kasar.

"Jadi?"Jika dia berfikir hanya dia yang lelah maka dia salah sejatinya Rahma juga lelah.

"Lo udah gede Ra,seharusnya lo bisa mikir"Katanya sambil menatap tepat ke arah gadis itu.

"Mikir?"Rahma dengan cepat membalas.

"Gue mohon jangan kayak anak kecil Ra"Dia masih terlihat tenang walaupun mata miliknya mulai berkaca-kaca.

"Lo nggak ngerti"

"Apa yang gue nggak ngerti?gue tahu lo kenapa,tapi nggak gini juga"Katanya tidak habis fikir.

"Ini yang gue rasa baik"

"Lo egois, dan salahnya karena lo nggak bisa ngertiin posisi dia"Dia begitu frustasi.

"Gue cuman butuh dia,gue nggak mau ada yang lain selain gue"Suara gadis itu sedikit meninggi.

"Itu kenapa gue bilang lo egois"Dia berbalik.

"Lo bahkan nggak tahu susahnya jadi gue,dan sekarang lo ngomong seakan akan lo tahu rasanya"Gadis itu terkekeh sinis memandangi wajah seseorang yang kini menatap ke arahnya dengan pandangan kecewa.

"Diam lo"

"Tahu gimana rasanya ada tapi nggak ada satupun orang yang sadar sama keberadaan elo?"Rahma melangkah mendekat,menepuk pelan bahu gadis itu.

"Gue masih bisa bertahan,nggak usah mikirin hal yang aneh-aneh"Rahma melangkah pergi lebih dulu meninggalkan gadis itu sendirian.

"Gue malah jadi makin khawatir dengar lo ngomong gini"Dia menatap nanar punggung gadis itu yang sudah semakin jauh.

Rahma membawa dirinya ke arah perpustakaan,kali ini hanya untuk menenangkan diri,jika hari biasanya dia datang untuk melihat seseorang maka hari ini berbeda.

Gadis itu duduk dilantai di apit dua rak yang dipenuhi banyak buku,dia duduk bersandar, memikirkan banyak hal.

Dia tahu betul jika mental miliknya jauh dari kata stabil dia mudah terguncang.

Dia merongoh kantong miliknya mengeluarkan ponsel dari sana,mulai mencari kontak seseorang.

"Halo?apaan?lo dimana?"Kata seseorang disebrang sana saat sambungan telpon tersambung.

"Ke perpustakaan sekarang"

"Masih aja bucin"

Rahma tidak membalas dia dengan cepat memutuskan sambungan telpon itu.

Menunggu cukup lama akhirnya seseorang sudah ada didepannya saat ini duduk dengan mata melotot ke arahnya.

"Apaan?"Dia bertanya.

Matahari untuk RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang