[11] Bersenang-senang

64 43 21
                                    

Setelah acara makan-makan di Restoran, Syallief dan Zita memutuskan untuk pergi berdua. Sedangkan teman-temannya pergi dengan tujuan masing-masing.

Mereka berdua memutuskan pergi menuju pameran lukisan, Syallief yang mengajak. Dan Zita hanya menurut, kalo dipikir-pikir ia juga penasaran.

"Ini lukisannya keren banget ya," ucap Syallief sambil menunjuk lukisan tersebut kepada Zita.

"Iya, keren banget. Aku mana bisa bikin sebagus itu."

"Lukisan di sini keren, terus bagus banget. Lukisan yang aku bikin mah belum ada apa-apanya," lanjut Zita.

"Punya kamu juga bagus tau, aku aja gak bisa bikin."

"Tapi tetep aja, aku belum mau pamerin lukisan aku."

"Ya udah terserah kamu. Ke sana yuk," ajak Syallief lalu menggandeng tangan Zita untuk melihat-lihat lukisan lainnya.

Puas melihat-lihat lukisan, mereka berdua pergi menuju Mall untuk bermain game dan segala macem. Zita juga mengajak Syallief untuk foto box berdua, dengan berbagai macam gaya.

Zita tertawa lepas ketika melihat hasil foto-fotonya.

"Lihat nih, muka kamu lucu banget." Zita menunjukkan foto Syallief dengan jari telunjuknya. Syallief hanya terkekeh pelan, menurut dirinya foto Zita lah yang jauh lebih lucu dan menggemaskan.

"Foto kamu tuh yang jauh lebih lucu, tapi jelek banget mukanya," goda Syallief sambil terkekeh. Zita mendengus, ketika Syallief mengatai dirinya jelek.

"Kalo aku jelek, kenapa kamu mau pacaran sama aku?" tanya Zita dengan kesal.

"Aku kan pacarannya gak mandang fisik," ucap Syallief terus menggoda Zita.

"Nyebelin," gumam Zita sambil memalingkan wajahnya.

Syallief tertawa lepas, kemudian membawa tubuh Zita ke dalam pelukannya.

"Aku cuman bercanda ko, kamu malah kelewat cantik." Zita mencoba menahan untuk tidak tersenyum.

"Udah ah, lepasin. Jangan peluk-peluk terus," suruh Zita sambil menyingkirkan tangan Syallief supaya melepaskan pelukannya.

"Ngambek nih," goda Syallief sambil mencolek pipi Zita.

"Enggak tuh," jawab Zita jutek.

"Masa sih? Udah jangan ngambek-ngambek terus, nanti aku tambah gemes loh sama kamu." Zita tertawa pelan sambil memukul lengan Syallief, nyatanya ia memang tidak bisa marah terlalu lama dengan kekasihnya ini.

"Terus mau kemana lagi nih?" tanya Syallif.

"Gimana kalo kita pergi ke Taman? Yang gak jauh dari sini, mau gak? Sekalian aku juga pengin duduk," jawab Zita yang diangguki oleh Syallief.

Mereka berdua lalu pergi menuju Taman tersebut, sebelum mereka berdua duduk disalah satu kursi taman, Syallief terlebih dahulu membeli Es krim atas permintaan Zita.

"Nih kamu mau yang rasa coklat, apa yang vanila?" tanya Syallief.

"Mau dua-duanya boleh gak?" jawab Zita sambil terkekeh.

Syallief menatap Es krim tersebut, seolah keberatan atas permintaan Zita.

"Ya udah deh, kalo gak boleh."

"Boleh, siapa coba yang bilang gak boleh? Tapi sehabis makan dua Es krim ini, kamu gak boleh beli lagi, terus jangan beli makanan yang pedes. Setuju?" ucap Syallief memberi penawaran kepada Zita.

"Siap!" seru Zita sambil memberi hormat. Syallief yang melihat tingkah Zita terkekeh, lalu memberikan dua Es krim tersebut kepada Zita. Zita tentu saja menerima dengan sangat antusias.

"Eh, kamu pegang dulu yang satu. Aku mau makan yang vanila dulu," suruh Zita dan Syallief hanya menuruti permintaan Zita.

Zita sangat menikmati Es krim tersebut, sedangkan Syallief hanya fokus memandangi wajah Zita sambil tersenyum.

"Oh ya, aku boleh tanya gak sama kamu?" tanya Zita.

"Ya, boleh. Mau tanya apa emang?" jawab Syallief sekaligus bertanya.

"Kamu kan udah tau hobi, sama cita-cita aku nih. Aku juga pengin tau hobi sama cita-cita kamu apa? Dari kemaren aku mau tanya, tapi lupa mulu."

"Emm, mau dijawab sekarang nih?" ucap Syallief dengan polosnya.

Saking geramnya dengan ucapan Syallief, Zita sampai mencubit kencang lengan Syallief. Syallief tentu saja mengadu kesakitan dan meminta maaf kepada Zita.

"Makannya jawab yang bener, jangan malah bikin orang kesel."

"Iya, iya. Maafin deh," ucap Syallief sambil mengelus lengannya.

"Hobi aku tuh banyak, salah satunya main musik. Terus kalo cita-cita sih aku pengin jadi Pilot," jawab Syallief sambil tersenyum.

"What Pilot? Supir Pesawat?" tanya Zita dengan nada terkejut.

Syallief sempat heran karena Zita sampai terkejut. "Iya, supir Pesawat. Emangnya kenapa? Itu kan keren."

Zita malah memeluk lengan Syallief dan menyenderkan kepalanya di bahu Syallief. Untung saja Es krimnya sudah habis.

"Ganti deh jangan Pilot, nanti kita jauhan. Kamu mau emang jauhan sama aku?" rengek Zita.

"Ini Zita emang lagi mode manja atau emang gak setuju gue jadi Pilot? Moga aja emang lagi mode manja dan sewaktu saat Zita dukung cita-cita gue," batin Syallief.

"Ya, enggak sih. Aku gak mau jauhan sama kamu."

"Berarti kamu jangan jadi Pilot." Syallief terpaksa mengangguk, ia tidak ingin berdebat dengan Zita. Apalagi Zita sedang mode manja dan gampang ngambek. Lagian ia juga baru awal masuk kelas 12. Siapa tau juga nanti Zita berubah pikiran dan mendukung cita-citanya.

"Makin sayang deh sama kamu," ucap Zita sambil memperat pelukannya.

Syallief membalas memeluk erat tubuh Zita sambil tersenyum kecil.

"Sama, aku juga makin sayang sama kamu."

"Eh, ini Es krim yang satu lagi mau dimakan gak? Nanti meleleh loh," tanya Syallief.

"Oh ya, aku lupa. Sini aku makan dulu," pinta Zita.

Syallief mengambil Es krim tersebut yang tadi ia letakkan di sebelahnya, kemudian memberikan kepada Zita.

"Makannya jangan belepotan Zita," ucap Syallief sambil mengusap bekas Es krim di bibir Zita tanpa jijik.

"Ke anak kecil aja," lanjutnya.

"Biarin! Habisnya enak sih," seru Zita yang tidak memperdulikan Syallief.

"Lagian aku buru-buru makannya, soalnya kasian sama kamu. Lihatin doang pas aku makan Es krimnya, pasti kamu pengin kan?" tanya Zita.

Syallief malah mengacak-acak rambut Zita, saking terlalu gemasnya.

"Kalo aku kepengin makan Es krimnya, aku gak akan biarin kamu makan dua-duanya. Lagian lihat kamu makan aja, aku dah kenyang."

"Bisa aja kamu," ucap Zita sedikit salah tingkah.

"Udah, cepet habisin Es krimnya. Terus kita pulang. Udah sore juga nih," suruh Syallief.

"Kamu mau langsung pulang atau anterin aku dulu?" tanya Zita.

"Jangan ditanya, jelas anterin kamu dulu dong. Masa aku biarin kamu pulang sendirian," jawab Syallief.

"Ya, gak papa. Dari pada kamu bolak-balik."

"Pokoknya aku anterin kamu dulu, masalah bolak-balik atau gak? Kamu gak usah pikirin. Udah sekarang kamu habisin Es krimnya," suruh Syallief dan diangguki oleh Zita. Zita lalu menghabiskan Es krim tersebut, setelah itu mereka berdua memutuskan untuk pulang. Syallief terlebih dahulu mengantar Zita pulang, sebelum ia pulang ke rumahnya.

Izinkan Aku Menggapai Dunia Ku [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang