[16] Sweet momen

51 36 5
                                    

Kita memang belum menjadi apa-apa, antara aku dan kamu belum menjadi kita. Istilah pacaran, hanya status semata, tetapi menjadi hubungan bukanlah permainan. Aku sangat berharap, jika kamu lah yang akan menjadi tulang rusuk ku. Walaupun aku tau, berharap kepada manusia adalah hal yang menyakitkan.

Syallief Daiflan

Saat ini Syallief berserta Kakaknya sedang duduk di salah satu kursi Restoran. Bukan hanya mereka berdua, tetapi ada beberapa teman Kakaknya. Syallief terlihat sangat canggung, terhadap teman-teman Kakaknya. Ia tidak bisa bersikap romantis di depan teman-teman Kakaknya ini, padahal Kakaknya sudah meminta. Tetap saja ia canggung untuk melalukan hal tersebut, apalagi dia hanya Kakaknya. Kalo seperti ini terus, banyak yang tau jika dirinya kekasih Kakaknya, bukan Adiknya. Lalu, Zita gimana? Dia seseorang yang sebenarnya kekasihnya, ia tidak ingin menyakiti hatinya. Walaupun hanya berpura-pura dengan Kakaknya. Tapi ini tempat umum, jika mereka belum mengenal Syaila sebagai Kakaknya. Mereka akan mengira sebagai pasangan kekasih.

"Kamu mau gak dagingnya?" tanya Syaila.

"Boleh," jawab Syallief mencoba untuk tersenyum.

"Aku suapin ya." Syallief mengangguk, lalu Syaila memotong daging tersebut dan menyuapi ke mulut Syallief.

Syallief menerima suapan Kakaknya, ia mengunyah pelan. Hampir saja ia tersendak, karena melihat Zita. Mereka berdua saling tatap, kemudian Zita tiba-tiba berlari. Syallief melihat mata Zita yang berkaca-kaca. Ia yakin, Zita pasti salah paham. Apa yang ia takutnya sekarang terjadi juga, ia berhasil menyakiti perasaan Zita. Ia harus buru-buru pergi dari tempat ini dan menjelaskan yang sebenarnya kepada Zita.

"Kamu kenapa? Aku nyuapin dagingnya terlalu gede ya? Nih minum dulu," ucap Syaila panik sambil memberikan minuman kepada Syallief. Syallief tidak memperdulikan Kakaknya, ia langsung pergi begitu saja. Walaupun Kakaknya berteriak, tetap saja Syallief tidak perduli. Masalah Kakaknya nanti ia akan menanggung, sekarang masalah dengan Zita terlebih dahulu yang harus ia urus.

"Itu pacar lo kenapa?" tanya salah satu teman Syaila.

"Gak tau gue, mungkin dia keinget ada urusan mendadak. Dia emang gitu, suka lupa. Dia gak nyadar kali kalo ada lo pada, gue aja sering gedeg," jawab Syaila sambil terkekeh.

'*'

Syallief memutuskan untuk pergi ke rumah Zita, ia yakin jika Zita pergi ke rumahnya. Perlu memerlukan waktu 15 menit, ia baru sampai di rumah Zita. Ia mengetuk pelan rumah Zita, menunggu beberapa detik baru pintu terbuka.

Syallief melihat mata Zita yang sembab, sudah jelas itu pasti karena Zita yang menangis karena kesalahpahaman tadi.

"Ngapain ke sini? Udah puas makan-makan bareng cewek. Jadi aku nih cuman selingkuhan kamu ya," ucap Zita emosi.

"Enggak, Zit kamu dengerin dulu. Tadi yang lagi nyuapin aku itu Kakak aku, kita cuman makan-makan biasa aja," jelas Syallief.

"Syal, alasan kamu konyol banget. Kalo dia Kakak kamu kenapa mersa banget kalian? Kalian makan suap-suapan, mana tadi kayak lagi kencan lagi."

"Sumpah demi Allah Zit, dia emang Kakak aku. Namanya Syaila Aniska Daiflan, perlu aku ambil kartu keluarga biar kamu percaya? Kalo kamu tetep gak percaya, kamu tanya Zidan. Zidan tau, kalo cewek tadi emang Kakak aku."

"Kalo dia emang Kakak kamu, kenapa kamu mersa sih sama dia? Kamu terlalu mersa tadi sama dia, aku jadi salah paham gini sama kamu," lirih Zita.

Izinkan Aku Menggapai Dunia Ku [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang