Awalnya Zita hanya ingin pura-pura tidur saja, tetapi akhirnya ia pun terlelap menuju alam mimpi. Syallief senantiasa menunggu Zita, takutnya jika nanti Zita terbangun ada sesuatu yang Zita butuhkan.
Syallief memandangi wajah Zita yang damai, ia juga mengusap-usap pipi Zita.
"Maafin aku ya," gumam Syallief.
Syallief kemudian mengambil apel yang tadi ia tawarkan kepada Zita, ia lalu mengusap kulit apel tersebut. Siapa tau nanti Zita mau memakannya.
Tiba-tiba Zidan masuk ke dalam ruangan, ia menghampiri Syallief dan juga Zita.
"Zita udah lama tidurnya?" tanya Zidan sambil menatap Zita.
"Belum terlalu lama sih," jawab Syallief.
"Dia udah gak marah lagi kan sama lo?" tanya Zidan lagi.
"Udah gak, dia juga mau dirawat sama gue," ucap Syallief sambil tersenyum. Tepatnya senyum paksaan. Ia tidak ingin membebani Zidan, ia tau Zidan akan pergi ke London. Jika ia bilang kepada Zidan, kalo Zita masih marah dengannya. Bahwa Zita meminta mengakhiri hubungannya, Zidan pasti akan kepikiran, ia tidak akan fokus untuk kuliah.
"Syukur deh, gue seneng dengernya. Gue niatnya juga mau pamit sama Zita, tapi gak tega gue buat bangunin dia. Ntar lo yang bilang saja ya," ucap Zidan yang diangguki oleh Syallief.
"Lo hati-hati, jangan lupa kalo udah nyampe kabarin gue. Doain juga supaya Zita cepet sembuh."
"Pastinya. Gue gak bisa lama-lama, soalnya gue mau ke apartemen Bang Ziko dulu. Lo juga jaga kesehatan, jangan lupa makan lo."
"Iya, lo juga jaga kesehatan di sana." Syallief dan Zidan berpelukan sejenak, kemudian Zidan pergi. Syallief ikut mengantar Zidan sampai di depan pintu.
"Semoga pas lo kembali ke Indo, lo udah jadi orang yang sukses," gumam Syallief sambil menatap punggung Zidan. Setelah itu Syallief kembali duduk di kursi tadi.
Berapa menit kemudian Zita bangun, ia menatap sekeliling. Ternyata tidak ada Syallief, ia mendengus kesal.
"Katanya mau ngerawat, tapi malah pergi. Dasar, nyebelin."
Zita mendengar suara kamar mandi terbuka, ternyata Syallief habis dari kamar mandi.
"Kamu udah bangun? Maaf tadi aku kebelet. Jadi aku tinggal bentar di kamar mandi," ucap Syallief sambil duduk di kursi tersebut.
"Gak lihat ya? Kalo aku belum bangun, mata aku pasti masih merem," ucap Zita jutek. Syallief malah terkekeh, seakan ucapan Zita itu lucu.
"Terus kamu mau apa? Mau makan apel gak? Tadi aku udah kupasin kulit apelnya nih," tawar Syallief sambil mengambil piring berisi apel tersebut.
"Gak mau. Kamu panggil Suster aja, suruh ganti infus aku. Udah mau habis juga infusnya," suruh Zita.
"Ya udah, aku panggil dulu." Zita hanya berdehem, kemudian Syallief pergi untuk memanggil Suster dan tak lama kemudian Suster tersebut datang sambil membawa infus yang baru.
"Makasih Sus," ucap Zita dan Syallief secara bersamaan.
"Sama-sama, saya permisi dulu." Setelah Suster tersebut pergi Syallief kembali duduk.
"Kamu beneran gak mau makan apa-apa?" tanya Syallief.
"Gak. Kalo kamu pengin makan, ya udah makan aja."
"Aku juga gak pengin makan ko." Zita tidak memperdulikan Syallief, Ia lalu berusaha mengambil apel yang tadi sudah dikupas oleh Syallief. Syallief yang melihat Zita kesusahan langsung membantu Zita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Aku Menggapai Dunia Ku [Completed]
Novela JuvenilSyallief Daiflan, seorang remaja yang mempunyai cita-cita menjadi seorang Pilot. Namun sepertinya menjadi seorang Pilot hanya sekedar angan-angan dan impiannya saja. Ayahnya, terus memaksa untuk menjadi Pengusaha. Sejak lulus SMP, Ayahnya bahkan mem...