Haiiiii maaf baru update.. Selamat membaca.
........
" Abang lagi dimana sekarang?"
Balqis sedari tadi senang sekali menggoda keponakan gembulnya. Kombinasi Taya dan tantenya itu sudah cukup mewakili keluarga mereka. Heboh dan berisik sekali.
" Buka puasa dong, sama Necan, sama Kasan, sama Ayah, sama Mama, sama Anteu, sama Taya. Buka puasa di lestolan ini. Taya puasa tadi loh." Pamernya bangga.
" Apaan, tadi Aunty lihat Abang minum kok. Benar kan Necan?" Balqis sengaja menggodanya, memberi kode kedipan mata ke Necannya Taya agar didukung.
" Puasa..." pekiknya tak terima.
Suara Taya yang tiba-tiba nyaring sedikit menarik perhatian orang, walaupun tidak benar-benar berteriak dan menganggu orang lain.
" Abang, kasih tau Auntynya pelan-pelan nak, pasti Aunty bisa dengar. Ummmm terus kan Abang duduknya sebelahan sama Aunty." Baheerea menegur putranya dengan lembut, penanaman adab atau karakter harus sejak dini.
Taya cemberut sebal ketika diingatkan oleh mamanya, namun tak berani membantah sama sekali. Mama sering bilang sama Taya kalau berbicara dengan orang lain harus pelan, tidak teriak. Kemudian tidak berlarian di tempat umum.
Mama sering kasih tau Taya kok. Tapi Taya suka lupa, jadi masih suka teriak terus lari-larian di tempat umum.
" Taya puasa kan Necan?" tanyanya mencari dukungan.
" Iya, Abang tadi puasanya setengah hari, nggak apa-apa kok kan masih kecil, terus belajar juga.." hibur neneknya menenangkan.
" Huuh, puasa tuh. Anteu sih..." balasnya dengan senyum menyebalkan, soalnya Taya dapat dukungan.
" Tapi kan puasa setengah hari aja loh, jadi nggak usah buka puasa lagi." ledek Balqis lagi, sepertinya sangat senang sekali menggoda keponakannya itu.
Orang dewasa lainnya dimeja itu sudah tak heran lagi dengan kelakuan keduanyanya. Kalau bertemu ada saja yang diributkan. Namun kalau lama tidak bertemu saling merindukan.
" Taya puasa lagi kok. Ndak maam lagi loh, boleh kata Mama."
Taya tak terima dengan apa yang dikatakan tantenya. Bocah gembul itu merasa kalau ia sudah puasa kok.
Tantenya saja tidak seru.
" Abang buka puasa di mana?" tanya Balqis lagi. Tak ingin memperpanjang godaannya kepada Taya. Takut dimarahi nenek kakek bocah gembul itu.
" Buka puasa hotel, lestolan ini. Lame loh, banyak maam. Mama bobo sini?" tanyanya kearah mamanya.
Kalau Taya meminta untuk menginap di hotel kepada nenek dan kakeknya tentu saja akan dikabulkan.
" Pulang kok, habis buka puasa kita pulang nak. Tidur di rumah yah." Baheera tak ingin putranya itu punya keinginan menginap. Mereka tidak ada rencana menginap.
" Ndak bobo sini Anteu. Anteu bobo lumah Taya?"
" Taya dong tidur di Depok." Ajak neneknya gemas. Sudah lama sih Taya tidak menginap. Ini juga baru pertama kali mereka buka puasa bersama, ayah bocah gembul itu sibuk di tempat kerjanya beberapa hari belakangan ini.
" Bobo Depok? Sama Kasan, Necan?" tanyanya antusias.
" Iya, habis buka puasa ini Abang pulang ke Depok yah. Nanti pulangnya di jemput Ayah sama Mama atau nanti di antar sama Aunty Balqis." Bujuk neneknya mengajak Taya menginap.
" Mama ndak bobo sana?"
" Taya saja."
" Bobo lame-lame?" sepertinya bocah gembul ini mulai mempertimbangkan ajakan neneknya.
" Ndak mau. Mau sama Mama sama Ayah." Tolaknya tanpa pikir panjang lagi. Bocah gembul ini menggoyangkan tubuhnya dengan senang.
" Tapi nanti nginap yah?"
" Huum. Sama Ayah sama Mama." Angguknya menyetujui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Nataya
KurzgeschichtenTaya datang lagi dengan cerita bertemakan Ramadhan.. Kali ini Taya mau belajar puasa, Mama sudah bilang kalau sudah Abang harus belajar puasa. Dulu Taya pernah belajar puasa kok, tapi lupa. Eummmm kata Mama sama Ayah nanti tetap belajar sampai banya...