" Mas, anaknya mau nyebur kolam nih."
Balqis teriak memanggil Abangnya panik. Tangannya masih menahan tubuh gendut keponakannya.
Balqis rasanya menyesal mengajak keponakannya keliling sebentar sebelum mereka pulang sehabis buka puasa bersama.
Masalahnya itu bukan kolam renang, hanya kolam berisi air mancur buatan dan juga beberapa ikan.
" Mas..." teriak Balqis lagi gemas plus sebal. Abangnya sama sekali tidak mendengar panggilannya. Padahal posisinya yang paling dekat dan bisa melihat Balqis dan Taya.
" Eh bocil masuk. Aunty nggak bakal ijinin kamu nyebur. Malas nanti diomelin sama Kasan Necan."
Balqis semakin erat menahan tubuh gembul keponakannya itu.
" Taya mau tangkap ikannya."
Taya terlihat bersungguh-sungguh. Dia sudah berusaha melepaskan diri dari tantenya." Itu ikan hias. Bukan buat dimakan. Nggak bisa ditangkap."
Balqis gemas sekali dengan keponakannya. Padahal tadi sudah ia jelaskan kok. Taya saja tak peduli.
" Taya mau lihat dekat." Bujuknya gemas.
" Jangan masuk yah." Balqis meminta keponakannya berjanji.
" Lihat dekat Anteu...."
" Janji dulu."
" Ndak mau..." mana mau Taya berjanji. Nanti kan mau masukin kaki ke dalam air.
Balqis kesusahan menahan tubuh Taya. Wah butuh tenaga ekstra. Walaupun habis buka puasa harusnya energinya banyak, namun Balqis merasa kenyang dan telah untuk menahan Taya.
" Anteu lepas..."" Lihat dari luar, jangan masuk dalam air."
" Lepas Anteu.." pekiknya mulai kesal. Padahal cuma mau lihat kolam saja kok. Tantenya tidak seru sekali.
Begitu merasa tantenya lengah Taya langsung senang, menghampiri kolam dengan selamat. Tidak lupa kikikan bahagia menggema.
Balqis merasa lengah.
Astaga. Benar-benar yah.
" Abang....." pekik Balqis shock. Taya luar biasa sekali. Tak bisa dipercaya.
" Blweeee......" ledeknya girang setelah berhasil kabur dari tantenya dan masuk dalam kolam.
Tentu saja Balqis panik, masalahnya bukan hanya masuk kolam. Namun itu bukan kolam renang, ada ikan. Yang ada mereka akan diblacklist karena ulah Taya.
Beberapa orang saja sudah memperhatikan mereka. Mungkin sebentar lagi mereka akan diciduk karena ulah keponakannya ini.
Taya tak akan peduli, tapi tentu saja Balqis yang akan dimarahi sebagai orang dewasa.
" Keluar. Yaallah....."
Tanpa pikir panjang Balqis masuk dan membawa keluar bocah gembul itu.
Pakain bawah mereka basah. Sebelum Taya berusalah lagi lebih baik membawa paksa bocah itu keluar.
" Anteu lepas. Mau main ail. Huwaaa lepas." pekiknya kesal. Padahal baru saja berhasil masuk.
" Nggak bisa."
" Huwaaaa lepas. Lepas Anteu.."
Tangisan penuh kemarahan Taya tentu saja menarik perhatian beberapa orang. Balqis sudah tak peduli.
Misinya kali ini mengembalikan bocah gembul kepada orangtunya. Lama-lama bisa cepat tua.
" Nggak bisa. Abang nggak nurut. Padahal Aunty bilang jangan masuk."
" Tulun, tulun huwaaaa.. Anteu tulun...."
" Nggak mauuuu. Kita ini basah karena Abang nyemplung kolam ikan."
Balqis harus segera mengembalikan Taya kepada orangtuanya dan nenek kakeknya. Kesabarannya belum sampai level mereka menghadapi Taya.
" Huwaaa Anteu tulun, huwaaa tulun...." berontaknya sebal disertai tangisan.
Yaallah kenapa sih pintu buat masuk ke dalam harus memutar. Jadinya begini, Taya yang memberontak sambil menangis dalam gendongannya, lalu kondisi mereka yang basah menarik perhatian orang-orang.
" Anteu tulun.. Hikkksss ndak mauu..." pekiknya lagi tak terima.
" Tulun Anteuuu, huwaaaa...." pekiknya sebal tak berdaya.
" Hiksss huwaa.. huwaaaa..."
Sepanjang jalan masuk Taya menangis dengan kencang. Balqis tak berusaha untuk mendiamkannya.
Rasanya lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Nataya
NouvellesTaya datang lagi dengan cerita bertemakan Ramadhan.. Kali ini Taya mau belajar puasa, Mama sudah bilang kalau sudah Abang harus belajar puasa. Dulu Taya pernah belajar puasa kok, tapi lupa. Eummmm kata Mama sama Ayah nanti tetap belajar sampai banya...