Hari Kelimabelas 'Pengantar Tidur Bersama Taya'

2.2K 311 18
                                    

" Mau cerita apa hari ini?"

Hari ini adalah bagian Byakta untuk membacakan cerita untuk putranya itu. Mumpung tadi juga Taya sudah mendapatkan kata-kata mutiara yang panjang dari mamahnya karena ulahnya hari ini.

Taya menjadi lebih sensitif. Ingin ayahnya saja yang membacakan cerita.

Walaupun Taya sudah mengerti namun perasaannya belumlah mebaik.

"Kata Ayah ada nabi bisa bicala sama hewan. Taya mau celita itu." Taya mengingat-ingat kisah yang pernah disinggung ayahnya, namun belum diceritakan dengan penuh.

" Ahh, mau cerita Nabi yah. Nabi yang mendapatkan mujizat dari Allah dan bisa berbicara dengan hewan itu Nabi Sulaiman. Abang ingat Nabi Sulaiman itu putra Nabi siapa?"

" Nabi siapa?" bocah gembul itu malah bertanya kembali.
" Putra dari Nabi Daud AS. Nabi sulaiman dapat berbicara dengan hewan, terus dengan jin juga." lanjut Byakta.

" Wahhh kelen..." Taya bergumam kagum, matanya berbinar cerah mendengar cerita ayahnya.

" Bisa bicala sama Dino ndak Ayah?" tanyanya penasaran.

Saking penasarannya Taya sampai memiringkan tubuhnya menghadap kearah ayahnya.

" Setau Ayah, kan Mujizat Nabi Sulaiman AS itu bisa berbicara dengan hewan tapi yang di katakan dalam Al-Quran itu hewannya burung, semut, ikan paus Bang." Sejujurnya Byakta sendiri tak yakin dengan jawabannya, ia bertekad harus mencari tahu lebih dalam mengenai ini agar bisa memberikan penjelasan kepada putranya itu.

Lama kelamaan Byakta khawatir dengan obsesi putranya dengan Dinosuarus itu. Terkadang pertanyaan Taya sulit dijawab.

" Kok ndak ada Dino?" tanyanya cemberut.

" Dalam Al-Quran tidak ada disebutkan Dino nak." gemas sekali Byakta dengan putranya itu.

Taya terlihat tidak puas dengan perkataan ayahnya. Seharusnya sih Nabi Sulaiman bisa bicara dengan Dinosaurus. Kan Dino hidupnya sudah lama sekali.

" Masih mau lanjut cerita nggak Bang?"

" Telus bicalanya sama siapa?"

" Sama burung Hud-hud, semut, ikan paus. Terus kalangan Jin dan juga bisa memerintahkan angin." ulang Byakta sabar.

" Kok ndak ada Dinonya Ayah?" Tanya Taya tak puas.

" Nggak disebutkan dalam Al-Quran Nak."

Byakta harus sabar menjelaskan kepada Taya. Takutnya Taya salah menangkap maksudnya.

" Suatu waktu, Nabi Sulaiman sedang beristirahat. Lalu Nabi Sulaiman AS tidak melihat pasukan burung Hud-Hud dalam barisannya Nak, "

" Pasukan sepelti plajulit?"

Oke, Taya suka memotong cerita. Kan jadinya tidak seru, kegiatan mendongeng sebelum tidur malah seperti wawancara.

" Iya nak. Prajuritnya Nabi Sulaiman AS itu banyak. Allah kasih mujizatnya luar biasa."

" Telus Ayah, bulung Hud-Hud kemana?"

" Ternyata burung Hud-Hud datang terlambat karena menemukan suatu kerajaan yang tidak menyembah Allah Nak." lanjut Byakta bercerita.

" Ndak sholat? Taya sholat loh, puasa juga. Sayang Allah."

" Alhamdulillah yah Abang sholat, puasa juga. Pintar." puji Byakta gemas.

" Akhirnya Nabi Sulaiman AS mengirimkan surat kepada Ratu Balqis yang mempunyai kerajaan itu melalui burung Hud-Hud."

" Anteu Balqis latu?" tanyanya bingung. Namanya sama kok kya nama tantenya.

" Bukan. Namanya saja yang sama, Necan sama Kasan kasih nama Aunty Balqis terinspirasi dengan Ratu Balqis istrinya Nabi Sulaiman AS."

" Ndak latu?"

" Nggak. Bukan ratu yah."

" Sama, kok ndak latu?" ngeyelnya tak percaya.

" Namanya saja nak yang sama, kan Necan sama Kasan kasih nama yang sama kaya nama Ratu Balqis." Byakta harus banyak bersabar ketika sesi bercerita.

" Nama Taya sama siapa?"

Taya mulai gagal fokus dengan ceritanya, pertanyaannya sudah mulai melenceng dari cerita aslinya.

Alur mendongeng bersama Taya selalu seperti ini. Suka lama menghabiskan satu cerita karena selalu terpotong dengan pertanyaan Taya.

Hello NatayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang