Hari Keduapuluh Delapan ' Telepon Ami Bersama Taya'

2K 290 8
                                    

Minal Aidzin Wal Faidzin, mohon maaf lahir batin semuanya. Selamat hari raya Idul Fitri 1442 H.

Salam sayang dari Taya.

Oh iya Taya belum lebaran nih...

.......

" Ami..." pekiknya senang begitu melihat neneknya dari piha mamanya di layar gawai. Senang sekali tiap menelepon neneknya.

Saking seringnya Taya seperti punya jadwal untuk menghubungi nenek dan kakeknya yang berada di malang sana. Sehari bisa lebih dari tiga kali, wajib video call. Tidak mau kalau suara saja.

" Taya lagi apa?"

" Mau bobo Ami. Mama suluh bobo siang. Ami, Ami, Taya tadi main ail loh. Belsihin kolam ikan Pakdhe sama Om Angga." Taya memulai  cerita tanpa diminta neneknya.

Taya senang menceritakan kegiatan hariannya kepada neneknya. Soalnya neneknya suka muji sih, kan Taya jadi senang.

" Puasa nggak hari ini?" tanya neneknya lagi.

" Ndak puasaaa, Taya maam siang tadi. Mama masak yummi Ami. Ami puasa ndak?"

Bocah gembul itu bergerak rusuh, mencari posisi nyaman untuk tidur.

" Puasa dong, kan belum lebaran. Taya lebaran ke Malang dong." bujuk neneknya.

Kemarin Taya liburan ke Malang sebulan lamanya. Temu kangen dengan nenek kakeknya di Malang beserta keluarga besar dari pihak mamanya.

Lebaran tahun ini mereka belum bisa pulang bertemu Ama dan Aminya Taya. Ada kebijakan dari pemerintah untuk larangan mudik, selain itu Byakta tidak bisa mengambil cuti saat ini.

" Lebalan Depok Ami, sama Kasan sama Necan, sama Anteu Balqis, sama Taya, sama Mama, sama Ayah." Taya menyebutkan keluarganya tanpa kecuali.

" Terus mau ke Malang kapan? Kan Ami sama Ama kangen Taya. Tinggal sini yuk, Ami ada pelihara Ayam loh."

Membujuk Taya tuh sebenarnya mudah, beri saja segala sesuatu yang disukainya. Pasti mudah tergoda. Seperti bujukan pelihara ayam ini misalnya.

" Mama ke Ami kapan? Naik pesawat, Taya suka. Telbang ada awan putih-putih kan Mama."

" Tunggu Ayah bisa cuti, umm. Perginya nanti akhir tahun seperti kemarin itu. Nanti lama yah. Bilangin sama Ami."

Sedaritadi Baheera menyimak percakapan Taya dan nenenknya. Sudah hampir limabelas menit mereka berbicara, lebih tepatnya Taya yang bercerita mengenai apa saja. Sampai sekarang belum ada tanda Taya ingin mengakhiri telepon neneknya.

" Nanti Amiiii... Taya mau ayam banyak-banyak. Nanti taluh lumah ayam yah Ami. Ummm kata Mama tunggu Ayah cuti." bocah gembul itu meminta nenek kakeknya menyediakan kandang ayam.

" Nanti Ami bilangin sama Ama yah Taya minta dibuatin kandang ayam."

Ada kebahagiaan tersendiri bagi nenek kakek Taya agar bisa memenuhi keinginan cucunya. Kalau bisa apa saja keinginan Taya akan segera dipenuhi.

" Huuh, nanti bikin kandang banyak." pintanya lagi banyak mau.

" Iya, nanti Ami kasih tau Ama yah. Oh iya, Taya mau tidur siang?"

Pasalnya neneknya tahu tadi Taya rewel ingin telepon karena dipaksa tidur siang sama mamanya. Jadi sebenarnya bocah gembul itu sedang mencari alasan agar tidak perlu tidur siang.

" Taya ndak mau bobo." tolaknya cepat. Kan Taya mau main.

Jadi ingat ikan Taya di rumah om Angga.

" Sudah yuk, pamit sama Ami. Abang tidur siang dulu, nanti kalau sudah bangun telepon Ami lagi."
Baheera merasa mulai mengantuk, namun Taya masih saja terus berceloteh.

" Kan Taya mau celita sama Ami. Ami mau liat ikan Taya?"

Pada akhirnya Baheera segera memutuskan sambungan telepon itu. Soalnya kalau semakin lama, Taya akan mencari alasan umtuk tidak tidur siang.

Masalahnya usia Taya sedang aktif-aktifnya. Saat Taya tidur, maka saat itu juga Baheera harus memulihkan tenaganya.

Bermain dengan anak usia batita itu menguras tenaga.

Hello NatayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang