BELUM DIEDIT TAPI UDH GATEL PENGEN UPLOAD HEHE.
***
"
Berjanjilah kau akan datang bersama Harry dan Ron pada kunjungan selanjutnya," ucap Hagrid saat Hermione memeluknya di depan pintu gubuknya.
"Pasti," jawab Hermione, mendongakkan kepalanya agar bisa bertemu tatap dengan manusia setengah raksasa itu.
Melambaikan tangan, Hermione pun mulai berjalan meninggalkan Hagrid dan gubuknya.
Seperti kelihatannya, Hermione baru saja selesai mengunjungi Hagrid. Masalah per-Lana-an yang dihadapinya akhir-akhir ini membuat Hermione kerap absen dari jadwalnya untuk bertukar cerita dengan Hagrid dan kedua sahabatnya. Jadi, saat Hermione melihat jadwalnya kosong sore hari ini, langsung saja ia bersiap dan menemui Hagrid.
Hagrid cerita banyak hari ini. Salah satu yang menarik adalah bagaimana ia bertemu seorang perempuan yang juga setengah raksasa pada pertemuan Guru Pemeliharaan Satwa Gaib di Glasgow pada liburan musim panas kemarin, dan bagaimana mereka masih bertukar pesan cinta sampai sekarang.
Hagrid bahkan mengizinkaan Hermione membaca surat-suratnya, yang mana membuat Hermione kebingungan karena Hagrid sangat bersemangat ingin mendengar pendapatnya mengenai surat cintanya, namun Hermione hanya bisa membaca beberapa kata dari tulisan cakar ayam Hagrid.
Hermione cukup terhibur--dan terkadang geli--mendengar cerita-cerita Hagrid. Tapi lebih dari semua itu, Hermione senang sahabatnya itu akhirnya menemukan orang yang bisa membuatnya bahagia. Hagrid adalah orang baik yang berhak bahagia.
Well, orang setengah raksasa, tapi tetap saja.
"Kau kesurupan atau sedang berpikir jorok?" Sebuah suara membuat Hermione mendongak dari pandangannya menatap undakan tangga.
Di depannya, di tembok batu menuju kastil, berdiri Draco Malfoy. Dilihat dari seragam quidditchnya yang kotor dengan lumpur, sepertinya ia baru saja selesai latihan.
Menatap mata Draco, Hermione menaikkan salah satu alisnya tidak mengerti dengan pertanyaan Draco.
"Kau jalan sambil senyum-senyum begitu, kenapa?" Tanya Draco sambil meluruskan badannya sambil mengeluarkan tangannya dari saku jubahnya.
Oalah, sepertinya Hermione tidak sadar sudah senyum-senyum sendiri memikirkan kisah cinta Hagrid.
"Kau mengada-ada," jawab Hermione akhirnya sekarang sudah tiba tepat di depan Draco. "Kenapa kau ada di sini? Mencariku?" Tanya Hermione asal seraya berjalan menyusuri lorong kastil.
Draco berjalan di sampingnya.
"Hmm," kata Draco mengiyakan. "Kau seperti selebriti akhir-akhir ini, susah sekali ditemui," jawab Draco santai.
Deg.
Kenapa jawabannya seperti itu sih? Apa Draco tidak mengerti Hermione malas bertemu dengannya akhir-akhir ini karena aksi anehnya yang tiba-tiba saja mengantarnya ke asrama dan menggenggam tangannya? Dan sekarang Draco rela mencarinya sehabis berlatih quidditch, tanpa mengganti baju dahulu pula. Memangnya Hermione harus berpikir bagaimana?
"Kau lupa Granger? Kita masih punya masalah Lana untuk dipecahkan. Jadi bagaimana, apa kita langsung konfrontasi Slughorn saja?"
Ouch.
Tuhkan Hermione, dia memang hanya iseng saja waktu itu, ia mencarimu karena Lana, jangan ge-er, salah satu sisi batinnya berkata.
Menarik napas yang dalam, lalu membuangnya secara perlahan Hermione mencoba untuk kembali fokus.
KAMU SEDANG MEMBACA
POTION [DRAMIONE]
Fanfic[COMPLETED] Hermione Granger dan musuh bebuyutan Draco Malfoy diminta mengajar kelas ramuan untuk murid-murid tahun pertama, bagaimana jadinya? 2019 picture on cover by evgeniasummer