19. Memori Draco

4.8K 635 112
                                    

Langit trimester terakhir gelap seperti seharusnya. Pohon-pohon hampir kehilangan seluruh daunnya dan udara yang dingin benar-benar menusuk tulang.

Meski udara semakin tak bersahabat, Hermione justru merasa langkahnya hari ini lebih ringan dibandingkan minggu-minggu sebelumnya.

Hermione ingin memercayai kalau penyebab membaiknya suasana hatinya adalah tanggal ujian akhir semester yang semakin mendekat. Tapi, seberapa keras pun Hermione berusaha menipu dirinya sendiri, gadis itu tahu kalau alasan sebenarnya adalah laki-laki berambut platinum yang akan ia jenguk sekarang ini.

Semalam setelah berhasil keluar dari rumah sakit sekolah tanpa ketahuan Madam Pomfrey, Hermione langsung bergegas menuju ruangan kepala sekolah di mana pensieve Dumbledore berada. Gadis itu sudah tidak bisa menunggu sampai keesokan hari untuk mengetahui isi dari memori Draco itu.

Salah satu keuntungan menjadi anggota dari trio emas adalah kau bisa meminta pertolongan kepala sekolah tanpa perlu diinterogasi maksud dan tujuannya terlebih dahulu. Hermione hanya perlu masuk ke dalam ruangan Profesor McGonagall meminta izin untuk menggunakan pensieve-nya dan voila! Profesor McGonagall langsung menunjukkan letak pensievenya dan meninggalkan Hermione seorang diri.

Tak terasa, akhirnya Hermione tiba di rumah sakit sekolah, gadis itu langsung berpapasan dengan Madam Pomfrey yang kelihatan sibuk dengan nampan di tangannya.

"Madam....-"

"30 menit Ms. Granger," potong Madam Pomfrey begitu saja saat Hermione hendak meminta izin.

Meskipun terkenal baik hati, tidak ada yang berani berurusan dengan Madam Pomfrey jika itu menyangkut jam jenguk pasiennya. Jadi tanpa berkata apa-apa lagi Hermione mengangguk lalu bergegas menuju bilik Draco.

Tidak seperti semalam, sore ini bilik-bilik di rumah sakit sekolah sudah banyak yang kosong. Tidak terlalu mengherankan sebenarnya jika mengingat seberapa kilatnya penyembuhan di dunia sihir. Draco yang sudah parah begitu saja sudah bisa kembali ke asramanya besok, ya walaupun ia tetap harus kontrol setiap hari kepada Madam Pomfrey selama seminggu ke depannya.

Saat Hermione membuka tirai penutup bilik Draco, laki-laki itu sedang dalam posisi duduk di atas kasurnya. Pandangannya tertuju lurus pada miniatur quidditch yang ada di pangkuannya.

"Bukankah kau sudah terlalu tua untuk punya mainan seperti itu?" tanya Hermione menunjuk mainan Draco sembari berjalan menuju kursi yang terletak langsung di samping kasur.

Draco mendongak lalu tersenyum kecil saat menemukan Hermione ada di depannya.

Hermione mengambil bunga yang sudah layu dari dalam vas dan menggantinya dengan bunga lili segar yang ia bawa

"Thanks," ucap Draco mengabaikan pertanyaan Hermione.

"Tutshill Tornados?" kata Hermione lagi, menunjuk miniatur tim quidditch milik Draco.

"Kau tahu?"

"Well, aku dikelilingi fans berat quidditch, ingat? Tidak ada hari yang lewat tanpa mendengar Harry, Ron, dan Giny memperdebatkan tim mana yang akan menang liga musim ini," kata Hermione duduk di kursi di samping Draco.

"Hmm jagoan Potter Puddlemere United, bukan? Sementara Weasley menyukai Chudley Cannons dan Weasley betina Holyhead Harpies," jawab Draco mengabaikan pelototan tajam Hermione saat ia menyebut Ginny Weasley betina.

"Yup. Kudengar Tornados sangat payah musim ini," kata Hermione menggunakan nada meremehkan.

"Hei itu karena seeker dan keeper utama kami sedang cedera ya!" kata Draco tidak terima. Wajahnya memberengut kesal, posisi badannya yang semula bersandar pun sudah berubah menjadi duduk tegak di atas kasur. Seakan siap menerjang Hermione jika gadis itu berani mengucapkan satu kata lagi saja yang merendahkan tim kesayangannya.

POTION [DRAMIONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang