01. Penyelamatan Malfoy

8K 892 50
                                    

Semalam, Harry diselamatkan dari serangan pertanyaan oleh surat dari Kingsley. Burung hantu milik Menteri Sihir itu mengetuk jendela kaca The Burrow, membuat pertanyaan semua orang tertahan.

Mr. dan Mrs. Weasley menyarankan agar Harry membaca dan membalasnya di kamar agar lebih nyaman.

Beberapa waktu setelahnya barulah mereka tahu, bahwa anggota order yang sudah dewasa sudah mengetahui hal ini. Dewasa yang dimaksud di sini adalah Bill dan Fleur ke atas.

Ron dengan tempramennya yang tidak bisa ditahan langsung mengamuk. Hermione, Ginny dan George cukup kecewa. Sementara sebagai pembawa kabar, Percy justru kelihatan tidak terlalu peduli.

Mengetahui Harry dilindungi oleh anggota dewasa orde, Hermione memutuskan waktu yang tepat untuk menginterogasi sahabatnya itu adalah sekarang, di kereta menuju Hogwarts.

"Tebak siapa yang kutemukan di pintu masuk kereta?" tanya Ron yang terakhir masuk ke kompartemen pada Hermione, Ginny, dan Harry.

"Troll?" balas Ginny asal.

Ron memutar bola matanya kesal. "Malfoy!!" geramnya setelah menutup pintu kompartemen dan mengambil tempat di samping Harry.

"Apa?!" teriak Hermione dan Ginny, pandangan tajam mereka tertuju pada Harry.

Seperti semalam, Harry hanya bisa tersenyum canggung sembari membetulkan posisi kaca matanya.

"Ya, itu bagian dari syarat kebebasannya," jawab Harry pelan.

"Jelaskan semuanya Harry Potter!" perintah Hermione ekspresinya menyeramkan.

Harry pun membeberkan semuanya mulai dari awal.

Kala itu sudah lewat sebulan dari meninggalnya Voldemort dan Harry sedang menikmati siangnya di Grimmauld Place no.12 dengan berkeliling seisi rumah. Rumah itu memang diwariskan Sirius untuknya dan karena Harry merasa ia tidak ada minat untuk kembali lagi ke rumah Keluarga Dursley, ia pun memutuskan untuk memanfaatkan rumah peninggalan Keluarga Black itu untuk ditempati.

Ketika berkeliling Harry tiba di pohon keturunan Keluarga Black. Sejenak ia bernostalgia ke beberapa tahun yang lalu saat ayah baptisnya menjelaskan orang-orang yang ada di sana pada Harry.

Di saat itulah Harry melihat wajah Narcissa Malfoy.

Sontak pikirannya melayang ke keluarga berambut pirang satu itu. Tentang bantuan Draco--yang Harry curigai adalah bagian dari kepengecutannya juga--saat mereka tertahan di Manor dan juga Narcissa Malfoy yang sudah menyelamatkan hidupnya di hutan terlarang.

Berawal dari pemikiran itu, Harry menemui Kingsley dan menanyakan keberadaan The Malfoys. Menteri Sihir itu bilang mereka melarikan diri. Harry menceritakan kalau ia merasa berhutang budi pada mereka, Narcissa khususnya. Well, meskipun mungkin ada motif penyelamatan diri dibalik bantuan wanita itu, tapi tetap saja.

Selain itu Harry juga khawatir pengasingan mereka justru akan berdampak buruk bagi dunia sihir di masa depan. Bagaimana jika Keluarga Malfoy merasa sakit hati dan menyusun rencana pembalasan dendam bersama pelahap maut lain yang berhasil melarikan diri?

Jadi selagi mereka menyatakan netral, apa salahnya mencoba merangkul? Setidaknya untuk mencegah terjadinya malapetaka di masa yang akan datang.

Dengan pendapat Harry ini, Menteri Sihir setuju untuk mencari Keluarga Malfoy dengan bantuan auror dan beberapa anggota orde.

Setelah beberapa bulan pencarian yang melelahkan akhirnya mereka berhasil menemukan Keluarga Malfoy. Dalam rumah kecil namun mewah, di sebuah pulau tanpa nama dan tak berpenghuni--selain Keluarga Malfoy tentunya--di Brazil. Lalu mereka membawa Malfoy sekeluarga ke Azkaban dan tiga hari kemudian mereka disidang lalu dibebaskan di hari yang sama.

Harry sudah selesai menjelaskan panjang lebar, berikut dengan alasan mengapa ia melakukannya.

Tapi sepertinya, Ron tak juga terima karena pada akhirnya ia masih menggerutu. "Tapi setidaknya penjarakan dulu mereka selama lima tahun!!!"

***

Hermione mengedipkan matanya lalu memandang ke sekitar, baru sadar kalau hanya ia seorang diri di kereta thestral yang dinaikinya ini. Kemana anak-anak tahun ke-6 dari asrama Ravenclaw yang tadi bersama denganya itu pergi?

Ya, Hermione memang tidak bersama Harry, Ron, dan Ginny lagi selepas keluar dari Hogwarts Express.

Ginny bergabung dengan teman-teman seangkatannya. Sementara Harry dan Ron, sebagai pahlawan perang, langsung dikerubuti anak-anak perempuan kelas bawah yang ingin meminta tanda tangan

Alasan, cibir Hermione.

Sebenarnya mereka memang ingin kecentilan saja.

Buktinya kenapa mereka tidak meminta tanda tangan dan mengerubungi Hermione juga? Bukankah mereka satu paket?

Hermione masih mengingat ekspresi tak nyaman Harry. Namun sahabatnya itu tak bisa berkelit karena jumlah anak perempuan yang mengelilinginya cukup banyak sementara Ginny sudah pergi.

Kalau Ron sih jangan ditanya. Pria berambut merah itu suka dijadikan pusat perhatian.

Menggelengkan kepalanya pelan Hermione memutuskan untuk turun dari kereta dan mulai berjalan menuju gerbang Hogwarts.

Setelah ditinggal seorang diri, Hermione baru bisa memproses apa saja yang dikatakan Harry tadi mengenai Draco Malfoy. Ini karena sepanjang perjalanan di Hogwarts Express tadi, mereka hampir tak berhenti berbicara mengenai pencarian Malfoy. Banyak sekali hal menarik yang membuat mereka terus bertanya seperti; aset-aset Keluarga Malfoy yang ternyata luar biasa banyak, bagaimana luar biasa ahlinya para auror merubuhkan mantra pelindung asetnya, bagaimana budaya sihir di Brazil, dan masih banyak lagi.

Hermione pribadi merasa Draco dan keluarganya layak diberikan kesempatan kedua. Alasan Harry juga terdengar masuk akal, Keluarga Malfoy bisa saja balas dendam.

Satu yang Hermione tidak setujui adalah: kenapa Draco diwajibkan kembali ke Hogwarts?!

Hermione sudah membayangkan hidup yang menyenangkan setelah Voldemort menghilang. Membayangkan bagaimana tenangnya melanjutkan sekolah di Hogwarts tanpa hinaan, cercaan, celaan, dan pandangan meremehkan dari Draco.

Tapi sekarang apa?

Selama setahun lagi dia harus bertemu dengan laki-laki sok yang memandang semua penyihir kelahiran muggle tak lebih berharga dari kaos kaki bekasnya.

Dengan sisa-sisa tenaga yang ada, Hermione terus berjalan dengan terseok-seok menuju gerbang. Namun sepertinya Hermione sempat memejamkan matanya sebentar, karena ia tidak melihat kerikil di depannya yang membuatnya tersandung.

"Ahh!" pekiknya namun ia tidak jatuh.

Hermione menoleh ke samping untuk menemukan seorang lelaki dengan rambut super terang menopang lengan kanannya.

Begitu menyadari siapa orang itu, cepat-cepat Hermione menegakkan badannya lalu melangkah mundur menciptakan jarak di antara mereka.

Perasaan tidak ada orang lagi selain dirinya tadi, pikir Hermione.

"Mulai rabun karena terlalu banyak membaca buku, Granger?" ledek Draco. Senyum miring nan menyebalkannya membuat Hermione geram ingin memukul.

Lalu setelah itu Draco lanjut berjalan, satu tangan ia masukkan secara angkuh ke dalam saku celana bahannya yang terlihat mahal.

Ugh!!!

Tuhkan! Sewilayah dengan Draco sebentar saja ia sudah ketiban sial. Bagaimana sepanjang tahun?!

***

November, 29th 2019
TBC

POTION [DRAMIONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang