14. Semburan Naga di Lorong Kastil

4.5K 654 70
                                    

Bagi Hermione selain masakan peri rumah Hogwarts yang memang luar biasa lezat, suasana aula besar yang hangat adalah alasan lain kenapa makan di sana selalu terasa istimewa. Seperti malam ini, meski tadi saat di kamar nafsu makan Hermione sama sekali tidak ada tapi begitu tiba di kursi dan diperhadapkan dengan berbagai makanan di depannya , Hermione akhirnya makan juga.

"...terkadang aku menyesal kenapa aku kembali lagi bersekolah padahal Kingsley sudah menawarkan untuk langsung menjadi auror," keluh Ron.

Setelah perang dunia sihir kedua, trio emas memang ditawarkan untuk langsung bekerja oleh Menteri Sihir. Khususnya posisi auror karena mereka sudah terbukti mumpuni di lapangan. Tawaran itu langsung ditolak Hermione karena ia memang ingin menamatkan sekolahnya terlebih dahulu. Lagipula kalau boleh jujur, Hermione lebih tertarik untuk belajar sihir penyembuhan dan menjadi healer suatu saat nanti.

Lain hal dengan Ron dan Harry. Mereka berdua dilema karena memang auror adalah karir yang mereka idam-idamkan sedari dulu. Tapi setelah pertimbangan yang panjang dan masukan dari Mrs. Weasley keduanya akhirnya memutuskan untuk mengikuti Hermione untuk kembali ke Hogwarts.

Meskipun begitu tak jarang Ron dan Harry ingin menggunakan alat pemutar waktu dan mengganti keputusan mereka menjadi bekerja pada kementerian saja. Saat ini adalah salah satunya.

Profesor McGonagall memberikan mereka tugas transfigurasi tingkat tinggi untuk mengubah objek bernyawa menjadi objek bernyawa lainnya. Spesifiknya mengubah lawan menjadi bebek.

Sebagai penyihir terpintar di kelasnya tentu saja Hermione bisa melakukannya di percobaan pertama. Ginny berhasil setelah beberapa kali percobaan, sementara Ron dan Harry tak juga bisa hingga jam pelajaran minggu lalu berakhir.

Besok mereka ada kelas transfigurasi lagi dan jika tidak lulus tes ini, maka nilai N.E.W.T mereka untuk pelajaran transfigurasi akan terancam.

"Entahlah Ron sepertinya aku akan pasrah saja, yang ini benar-benar sulit," timpal Harry dan dari beberapa bangku di samping mereka Seamus menyambar.

"Lihat bahkan orang yang mengalahkan Voldemort saja menyerah. Kukira tak akan terlalu buruk jika kita gagal."

Ron tertawa kecil sementara Harry hanya bisa tersenyum lemas.

Melihat kedua sahabatnya putus asa begitu tiba-tiba saja Hermione berkata. "Aku bisa mengajar kalian."

Begitu mendengar perkataan Hermione langsung saja Harry dan Ron menoleh ke arah gadis itu, tatapan mata mereka bersinar penuh harapan.

"Kau serius 'Mione?" Ron memastikan.

"Y-ya tentu saja. Kenapa kalian heran begitu? Sepertinya aku selalu menawarkan bantuan jika kalian kesusahan," jawab Hermione sedikit sakit hati dengan reaksi sahabatnya.

Seperti Hermione kejam saja dan tidak mau membantu.

"Bukan, bukan begitu Mione," sanggah Harry cepat. "Akhir-akhir ini kau sering sekali mengkhayal seperti ada yang kau pikirkan, kau juga jarang keluar lagi selain kau memang harus. Kami tidak mau merepotkanmu."

Hermione merasa hatinya disentil mendengar pernyataan Harry. Sialan karena masalah tidak pentingnya malah berimbas kepada persahabatannya dengan Ron dan Harry.

"Ya 'Mione, jujur kami khawatir. Ginny sepertinya tahu tapi saat kami tanya dia bilang dia sudah berjanji padamu untuk tidak bocor sehingga dia tidak bisa memberitahu apa-apa," Ron menambahkan.

Ginny yang duduk di hadapan Hermione mengedipkan matanya kilat, Hermione tak bisa menahan senyumannya.

Tolong ingatkan Hermione untuk berterima kasih pada Ginny nanti. Gadis itu sudah banyak membantu Hermione.

POTION [DRAMIONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang