28. Pertemuan Terakhir

2.4K 278 25
                                    

DUARRR!!!  Kaget gak? WKWKW

Eh ini aku editnya kilat karna ga sabar pengin upload jadi kalo ada typo2 komen ya. Itung2 bantu aku dikit :p

Anyway happy reading!!! 

***

Pernah dengar pepatah bagai sayur tanpa garam? Kira-kira begitulah rasanya belajar sihir tanpa tongkat sihir. Rasanya tidak afdol, seperti ada yang mengganjal. Apalagi, belajar sihir di tahun terakhir itu sudah lebih banyak prakteknya dibandingkan teori. Alhasil Hermione jadi lebih banyak diam di kelas. Gadis itu hanya bisa duduk dipojokan menonton teman-temannya beraksi melakukan ini dan itu. Kali ini mereka tengah membuat draught of living death. Yup, ramuan yang terkenal sulit pembuatannya itu.

Sebetulnya tadi Hermione diizinkan untuk melihat teman-temannya membuat ramuan dari jarak dekat. Namun di tengah pelajaran Hermione yang melihat Harry kelupaan memasukan otak sloth ke dalam ramuannya, secara spontan menggunakan sihir tanpa tongkat. Mengangkat potongan organ hewan tersebut ke dalam kuali Harry. Ginny, Ron, dan Harry yang melihat hal itu sontak memarahi Hermione dan menyuruhnya untuk mengingat kembali risiko yang dikatakan Madam Pomfrey jika Hermione berani menggunakan sihir.

Tanpa mereka sadari Draco Malfoy memerhatikan kejadian itu. Tiba-tiba saja Draco mengangkat tangannya dan berkata. "Profesor sebaiknya kau suruh Granger untuk menjauh ke sudut kelas saja. Ia tidak akan bisa diam kalau dibiarkan melihat dari dekat."

Hermione membelalakan matanya ke arah Draco. Dengan tidak boleh menggunakan sihir saja Hermione sudah ketinggalan jauh dari teman-temanya, sekarang ia bahkan tidak dizinkan untuk mengamati dari dekat? Tidak, tidak bisa!

Sialnya, Profesor Slughorn mendengarkan saran dari Draco dan dengan segera memerintahkan Hermione untuk menjauh dari teman-temannya.

Jadi dengan berat hati, Hermione berjalan mundur ke pojok kelas. Tatapan membunuhnya tidak lepas dari Draco yang sudah kembali melanjutkan aktivitasnya. Seakan Draco tidak baru saja membuat Hermione semakin tertinggal dari pelajarannya. Menyebalkan.

Hermione akhirnya pasrah dan mencoba memaksimalkan keadaan dengan mencatat apa yang bisa ia lihat dan dengar dari jarak sejauh ini. Walaupun tidak bisa dipungkiri sesekali otaknya berpetualang memikirkan aksi balas dendam apa yang tepat yang harus ia berikan untuk Draco.

Kelas yang biasanya selalu cepat berlalu bagi Hermione, kali ini berjalan sangat lambat seperti siput. Bagaimana tidak terasa? Ia hanya bisa mencoret-coret perkamennya saja karena dari jarak sejauh ini yang kelihatan hanya jubah hitam teman-temannya saja.

Namun pada akhirnya kelas itu berakhir juga.

Harry, Ron, dan Ginny ada latihan sehabis kelas ramuan. Mereka sudah memberi tahu hal ini terlebih dahulu tadi pada Hermione jadi gadis itu tahu mereka tidak bisa kembali ke ruang rekreasi Gryffindor bersama. Pertandingan terakhir Gryffindor tahun ini akan diadakan lusa dan ini merupakan pertandingan yang penting karena Gryffindor hanya terpaut poin tipis dengan Ravenclaw yang menduduki posisi kedua. Jadi kalau mereka mau mempertahankan posisi, mereka harus menang di pertandingan ini.

Ketiga sahabatnya itu melambai kepada Hermione yang masih membereskan barang-barangnya sebelum keluar meninggalkan kelas.

Hermione menaikkan tasnya ke atas bahu dan mulai berjalan menuju pintu. Di kepalanya Hermione sedang memilih hendak membaca buku apa sore ini saat ia merasakan beban di pundaknya menghilang. Rasanya seperti ia tidak mengangkat apa-apa padahal di dalam tas sekolahnya itu Hermione membawa setidaknya empat buku pelajaran yang tebalnya menyaingi ensiklopedia muggle.

Seseorang baru saja menyihir tasnya agar menjadi ringan.

Hermione menoleh ke belakang dan menemukan Draco berdiri di tak jauh di belakangnya dengan tongkat sihir yang baru saja ia masukkan ke dalam saku jubahnya.

POTION [DRAMIONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang