Hermione sudah berada di depan ruang kelas ramuan sekarang. Tak bisa dihindari hari yang ia kutuk kehadirannya akhirnya datang juga.
Hermione melirik ke arah tas yang dibawanya, merasa sedikit konyol kala mengingat apa yang ada di dalamnya.
Jadi sebelum berangkat tadi, Ginny menemui Hermione dan menyerahkan sebuah kantong yang berisi barang-barang dari Weasley' Wizard Wheezes.
Ada krim kenari, Daydream Charm, U-No-Poo, Peruvian Instant Darkness, Telinga Terjulur, dan beberapa mainan ajaib lainnya.
Saat ditanya untuk apa oleh Hermione, Ginny menjawab untuk pertahanan diri.
Entah pertahanan diri apa yang dimaksud gadis itu. Padahal itu semua adalah barang-barang yang dibekali George untuk Ginny jika sewaktu-waktu ia terancam di Hogwarts. Tapi menurut Ginny, Hermione lebih membutuhkannya sekarang, yang mana adalah konyol karena akan lebih efektif bagi Hermione untuk langsung menyihir jika ada yang kurang ajar padanya, daripada menggunakan produk WWW.
Tapi mungkin Ginny memberikannya karena semalam ia melihat Hermione tidak bisa tidur memikirkan bagaimana hari ini akan berjalan.
Bukan soal materinya karena well, tidak perlu diragukan Hermione sudah khatam dengan materinya. Mengajarnya ini yang menjadi masalah.
Bagaimana jika anak-anaknya tidak mau mendengarkan? Bagaimana jika mereka sudah menyiapkan jebakan-jebakan untuk pengajar baru bak film-film di dunia muggle? Bagaimana jika begini, bagaiamana jika begitu?
Rasanya kepala Hermione mau pecah.
Selama ini, Hermione mungkin terlihat luwes di depan banyak orang. Tapi sebagian besar itu terjadi karena ia tidak ingin kalah dari orang lain. Egonya terlalu besar. Sesungguhnya jika bisa memilih Hermione lebih senenag berada di perpustakaan. Bekerja sendiri untuk memecahkan masalah-masalah yang sulit daripada harus berbicara di hadapan orang banyak.
Belum lagi Hermione harus melakukan itu semua di depan musuh bebuyutannya. Sesuai kesepakatan Draco akan duduk di belakang kelas bak tim asesor sekolah, membantu Hermione mengawasi. Namun yang Hermione ragukan, bagaimana jika justru Draco yang mempersulit dirinya mengajar?
Well, hanya ada satu cara untuk mengetahuinya.
Menarik napas dalam-dalam Hermione akhirnya membuka pintu.
Tidak seperti dugaannya, suasana kelas ternyata cukup tenang dan damai. Hermione ingat sekali enam tahun yang lalu, saat angkatannya yang menjadi siswa tahun pertama. Ruang kelas begitu ribut bak Hogsmeade di akhir pekan. Semua orang masih sangat terpukau dengan segala ornamen yang ada di ruang kelas. Apalagi anak-anak kelahiran muggle sepertinya, sangat ribut bertanya kepada mereka yang lebih familiar dengan dunia sihir.
Sungguh berbanding terbalik dengan anak-anak tahun pertama sekarang.
Well, mungkin mereka sud...
Hermione menghentikan monolog di kepalanya saat akhirnya ia melihat siapa yang ada di depan meja.
Pantas saja mereka diam, Profesor Slughorn dan Draco sudah di sini ternyata.
"Ms. Granger, ayo masuk! Jangan segan-segan, kami sudah menantikan kedatanganmu." Suara Profesor Slughorn yang khas terdengar, lantas Hermione mempercepat langkahnya.
"Selamat pagi Ms. Granger. Maaf mengganggu waktu mengajarmu, kupikir aku harus mengatakan sesuatu agar anak-anak ini bisa menjaga sikap."
"Tentu, Profesor," jawab Hermione tersenyum.
Lalu Profesor Slughorn mulai memberikan salamnya.
"Untuk waktu yang tidak ditentukan, kalian akan diajar oleh dua kakak kelas yang luar biasa ini. Ms. Hermione Granger dari Gryffindor dan Mr. Draco Malfoy dari Slytherin. "
KAMU SEDANG MEMBACA
POTION [DRAMIONE]
Fanfic[COMPLETED] Hermione Granger dan musuh bebuyutan Draco Malfoy diminta mengajar kelas ramuan untuk murid-murid tahun pertama, bagaimana jadinya? 2019 picture on cover by evgeniasummer