POTION

14.3K 941 30
                                    

DISCLAIMER : All chapters associated with this story contain characters and themes which are not owned by me. Credit goes to J.K. Rowling.

Thank you, and i hope you enjoy reading this :D

***

Sebagai anak tunggal, keramaian The Burrow selalu memiliki daya tarik tersendiri untuk Hermione. Seperti saat ini ketika mereka sedang berkumpul untuk makan malam bersama di meja makan Keluarga Weasley yang besar namun sederhana. Oh, dan jangan lupa makanannya yang selalu menakjubkan. Bagi Hermione, Ny. Weasley adalah koki terbaik kedua di dunia sihir. Setelah peri-peri rumah Hogwarts tentunya.

"Kenapa kau baru datang sekarang Hermione? Sepertinya kau benar-benar menikmati liburan musim panasmu, bukan begitu?" tanya Mr. Weasley ramah begitu ia menelan makanan yang ada di mulutnya.

Memang biasanya Hermione tiba di The Burrows beberapa hari sebelum keberangkatan mereka ke Hogwarts. Namun kali ini Hermione hanya punya waktu sehari bersama The Weasleys.

Hermione mengangguk sekali, senyum kecil menghiasi wajahnya. "Begitulah. Setelah berhasil melewati ancaman kematian beberapa bulan yang lalu, aku jadi banyak belajar untuk menghargai keberadaan orang-orang yang masih ada di sekitarku. Jadi kuputuskan tak ada salahnya menghabiskan waktu lebih banyak dengan orang tuaku."

Seisi meja tersenyum penuh pengertian. Mereka semua tahu seberapa besar perjuangan Hermione untuk mendapatkan kembali orang tuanya yang sempat ia obliviate dan kirim ke Australia.

Setelah itu topik pembicaraan berganti ke hal-hal lain yang lebih ringan. Sesekali terdengar tawa karena gurauan yang dilontarkan George atau Ron.

Hampir seluruh Keluarga Weasley hadir malam in untuk melepas Ron dan Ginny yang akan kembali ke Hogwarts untuk mengikuti tahun terakhir mereka. Semua kecuali Charlie yang tidak mendapat izin dari pekerjaannya di Romania dan well, Fred tentu saja. Fred yang malang, ia harus gugur di medan perang.

Keluarga Weasley juga baru saja ketambahan satu anggota baru. Namanya Victoirè Weasley, putri pertama Bill dan Fleur Weasley.

"Oh wow! Kalian pasti takkan percaya," seru Percy tiba-tiba membuat seisi meja memindahkan perhatian mereka ke arah Weasley yang paling tidak ramah itu.

Sedari tadi Percy sibuk membaca Daily Prophet, tak terlalu perduli dengan obrolan yang sedang berlangsung.Jadi tentu saja orang-orang penasaran ketika ia akhirnya mengeluarkan suara.

Dengan perlahan Percy membalikkan Daily Prophet-nya, membuat setiap orang bisa membaca kabar yang mengagetkan Percy.

Dengan Harry Potter si Anak Laki-laki yang Bertahan Hidup Sebagai Saksi, The Malfoys Dinyatakan Bebas Bersyarat Oleh Wizengamot.

Sontak semua pandangan tertuju pada Harry Potter yang hanya bisa tersenyum canggung sembari membetulkan letak kacamatanya.

***

Draco langsung berjalan menuju kamarnya begitu makan malam bersama kedua orang tuanya selesai.

Akhirnya, setelah tiga bulan lebih berada di tempat persembunyian, Draco bisa kembali ke Manor.

Laki-laki berambut terang itu mendudukkan dirinya di atas kasurnya yang dilapisi seprai berwarna hijau gelap nyaris hitam. Sudah lama ia merindukan kasur empuknya ini.

Bukan berarti tempat persembunyiannya selama ini tidak nyaman. Sebagai salah satu keluarga penyihir berdarah murni terkaya, Keluarga Malfoy memiliki banyak sekali aset. Termasuk rumah-rumah nyaman yang tidak semuanya diketahui kementrian, yang bisa dugunakan kapan saja sebagai tempat pelarian. Tapi tetap saja, kamar yang sudah ia tempati sejak kecil ini memiliki arti sendiri untuknya.

Draco masih tak menyangka bagaimana seminggu yang lalu, Potter dan tiga orang auror akhirnya berhasil menemukan keberadaan keluarganya.

Sebenarnya rumah persembunyian itu dilengkapi mantra pelindung. Namun jelas bukan apa-apa jika dibandingkan dengan manor yang sudah dilapisi mantra pelindung turun temurun dari para leluhur.

Ketika pertama kali melihat Potter, Draco sempat takut--yang tentu saja tidak ia tunjukkan--karena bagaimanapun juga keluarganya berada dipihak Voldemort dalam waktu yang cukup lama. Meski pada akhirnya memutuskan untuk netral.

Dugaan Draco tepat. Potter dan kawanannya langsung memborgol Draco dan kedua orang tuanya dengan sebuah mantra lalu tanpa membuang banyak waktu, membawa keluarganya ke Azkaban.

Sekitar tiga hari Keluarga Malfoy ditahan. Penyesalan yang beberapa bulan ini mulai muncul dibenak Draco semakin menguat. Andai saja keluarganya tidak ikut campur dalam perang itu. Andai saja orang tuanya tidak menjadi pengikut orang sinting sialan yang terobsesi untuk menguasai dunia, mungkin mereka tidak akan berada di tempat hina ini sekarang.

Pada hari yang keempat seorang penjaga datang dan mengatakan kalau sidang untuk Kelurga Malfoy akan diadakan hari itu.

Dengan pakaian penjara yang memalukan, Draco berjalan bersama kedua orang tuanya memasuki sidang. Ketiganya dihadapkan kepada orang-orang berjubah merah yang memandang keji ke arah mereka.

Kingsley sebagai Menteri Sihir yang baru duduk di tempat tertinggi.

Sidang berlangsung cukup cepat, dikarenakan perbedaan jumlah suara antara orang yang meminta mereka dihukum seberat-beratnya jauh lebih banyak daripada yang berbelas kasihan. Keputusan akan diambil dan pada saat itu Draco merasa tidak ada lagi masa depan untuknya.

Hingga seseorang masuk ke ruang sidang membuat seisi ruangan terkejut. Tentu saja Harry Potter yang datang.

Draco meringis ketika menyadari di detik-detik terakhir kebebasannya ini, ia malah harus melihat wajah bercodet milik rivalnya itu.

Potter meminta waktu untuk bicara sebagai saksi, membuat Draco memutar bola matanya. Tanpa campur tangan si pahlawan dunia sihir pun, keluarganya sudah akan dimasukkan ke Azkaban! Untuk apa Potter menyusahkan dirinya sendiri?

Namun ternyata dugaan Draco salah. Si bocah listrik justru membela keluarganya. Potter memberikan kesaksiannya sewaktu Draco menyelamatkannya di Manor dengan tidak mengatakan kalau pria jelek waktu itu adalah Potter pada Bellatrix. Juga penyelamatan Narcissa di hutan terlarang yang sangat signifikan bagi kemenangan Potter. Pqdahal aksi tersebut sangat riskan untuk nyawa ibunya.

Mendengar itu semua anggota wizengamot banyak yang berubah pikiran. Lalu entah karena mereka benar-benar mempertimbangkan 'bantuan' Keluarga Malfoy atau karena Sang Harry Potter yang memberikan testimoni, keluarga Malfoy akhirnya dinyatakan bebas bersyarat.

Well, ada gunanya juga ketenaran Potter.

Lucius dan Narcissa dilarang menggunakan sihir selama satu tahun. Sementara Draco yang diwajibkan kembali ke Hogwarts untuk tahun kedelapannya diizinkan memakai tongkat sihir. Dengan catatan tongkat sihirnya akan diberikan mantra pendeteksi ilmu hitam dan ia tetap akan diawasi secara ketat.

Draco membaringkan tubuhnya di atas kasur, lalu ia menarik napas panjang.

Tak sabar mengawali tahun terakhirnya di Hogwarts.

Tentu saja itu adalah sarkasme.

***

November, 27th 2019
TBC.

POTION [DRAMIONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang