17 ; Senja yang Berbeda

908 128 13
                                    

Perkemahan yang diadakan oleh SMA Abdi Nusantara bukanlah perkemahan rumit khas anak Pramuka pada umumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Perkemahan yang diadakan oleh SMA Abdi Nusantara bukanlah perkemahan rumit khas anak Pramuka pada umumnya. Kegiatan ini hanyalah hiburan bagi mereka yang suka melancong, tapi tak kunjung terealisasi.

Peserta kemah merupakan siswa-siswi yang ingin bepergian, tetapi memiliki kendala tak tahu harus ke mana. Seperti Arsen contohnya, ia tak tahu harus berbuat apa selama liburan singkat ini. Alhasil bocah itu memutuskan untuk bergabung dalam perkemahan.

"Bantu diriin tenda, dong, gue mau pinjem pasak tetangga. Di sini kurang."

Kalimat itu Arsen tujukan pada Cleon yang sedari tadi berdiri di sampingnya tanpa melakukan apapun. Bocah bertindik itu hanya diam dan memainkan ponselnya.

Menyadari jika dirinya diajak bicara oleh orang yang ia benci, Cleon memilih untuk diam dan berpura-pura tidak mendengar. Pemuda itu menyibakkan rambutnya ke belakang dan berdeham.

"Psstt ... gue ngomong sama lo, Bang. Please, bantu diriin tenda." Arsen tak menyerah dan mengulang permintaannya.

"Kenapa gue harus bantu? Lo sendiri 'kan bisa. Lagi pula, gue nggak sudi satu tenda sama pembunuh," tukas Cleon enteng.

"Cleon ...."

Jarak antara tenda satu dengan yang lain cukup dekat dan Cleon berucap dengan intonasi yang cukup tinggi. Hal itu secara tidak langsung membuat Arsen terkejut. Dia takut apabila tetangga sebelah akan mendengar ucapan Cleon barusan, maka mereka akan salah paham.

"Kenapa? Jangan bilang lo takut kalau orang yang tahu tentang kebusukan itu bakal jauhin dan hina lo?" Cleon tersenyum miring. "Dude, seharusnya memang itu yang pantas buat manusia kayak lo."

Sakit? Tentu saja. Akan tetapi, Arsen tidak berani membalas. Bocah itu sadar bahwa kemarahan Cleon tak lain karena rasa kehilangan adik yang sangat pemuda itu sayangi. Membela diri pun tidak berguna, kemarahan dan kekecewaan Cleon sudah mendarah daging.

"Bukan masalah itu, Bang. Tapi lo numpang di tenda gue, jadi setidaknya lo harus bantu berdiriin. Gue nggak bisa diriin sendiri, Brian dan Sony juga udah sama grup lain, tenda ini cuma muat dua orang. Kalo bukan lo, siapa lagi yang bantu gue?"

Entah sejak kapan Arsen memanggil Cleon dengan embel-embel 'Bang'. Padahal selama ini dia tak pernah mengingat bahwa pemuda itu lebih tua darinya. Dia meminta Cleon untuk ikut mendirikan tenda juga bukan tanpa sebab, karena cowok itu dengan ceroboh datang ikut perkemahan tanpa membawa tenda. Seharusnya dia bersyukur karena Arsen mau berbagi tenda dengannya.

"Hey! Itu kenapa yang di pojok. Tenda paling kecil belum juga berdiri?! Ayo cepet, sebentar lagi acara pembukaan, loh. Jangan malas-malasan!"

Seruan keras melalui toa terdengar, menghancurkan ketegangan yang sudah tercipta. Cleon menendang batu di hadapannya dengan kesal. Dia tak sudi membantu Arsen, tetapi dia juga harus menjaga sikap di hadapan senior lainnya.

PURA CORDIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang