"Terkadang perbedaan pendapat seperti pertemuan dua kutub magnet sejenis, dipaksa pun tak bisa menyatu."
❤️Happy Reading❤️
.
.
.Sebuah lengan tiba-tiba bertengger manis di bahu gadis yang tengah berdiri di depan gerbang sekolah. Ia nyaris mendorong si pelaku jika saja sebuah suara tidak menyadarkannya.
"Jalan, yuk, By."
Ia adalah Arsen, yang datang dan langsung merangkul Selvi tanpa ragu. Motornya terparkir tak jauh dari tempat mereka berdiri. Hal itu membuat Selvi mencubit pelan lengan sang kekasih.
"Jangan asal rangkul di tempat umum gini dong, By. Bikin kaget aja," protes gadis itu, tetapi ia tak benar-benar bisa marah. Sementara di tersangka justru cekikikan tanpa merasa bersalah.
"Kita jalan, yuk," ulangnya lantas menggoyangkan lengan Selvi dengan manja.
Selvi menggelengkan kepala, meski kelakuan Arsen selalu seperti ini, terkadang ia masih merasa heran. Kenapa ia bisa jatuh hati pada seseorang seperti Arsen? Padahal di banding dengan beberapa siswa yang dulu pernah mengungkapkan rasa padanya, Arsen masih jauh dari kata sama. Apalagi soal kecerdasan, cowok ini masih suka bermain-main daripada giat belajar untuk masa depan.
"Gimana? Mau nggak? Jangan bengong, dong," desak Arsen ketika Selvi seakan mengabaikan ajakannya.
Selvi terkesiap lantas berdeham. "Iya ... iya. Aku kabarin sopirku dulu, ya? Sekalian mau izin sama Mama," sahut gadis itu kemudian menyalakan ponsel.
"Siap grak!" sahut Arsen penuh semangat.
Akhir-akhir ini suasana hatinya stabil, dia juga sudah jarang mendapat mimpi buruk. Efek dari terbukanya hati Cleon memang sangat luar biasa. Benar dugaan Arsen Cleon sebenarnya bukan sosok yang kejam. Dia sama seperti anak-anak seusianya, masih suka bermain dan bersenang-senang.
"Ayo, berangkat," tegur Selvi usai meminta izin pada orang tuanya.
Arsen kemudian berjalan mendekati motornya dan menyerahkan helm cadangan pada sang kekasih. Senyum lebar menghiasi wajah remaja berjaket abu-abu itu. Bagaimana tidak? Hari ini dia akan berkencan dengan kekasihnya setelah satu minggu dilanda kesibukan klub dan organisasi masing-masing.
"Kok sekarang kamu nggak berangkat sama Daniel lagi, kalian marahan?" tanya Selvi begitu kendaraan Arsen membelah jalanan.
"HAH?!"
Suara Selvi yang terlampau pelan membuat si sopir tak bisa mendengar dengan jelas.
"Kamu, kok, nggak bareng Daniel lagi?" ulang Selvi sedikit lebih keras.
"Oh, dia sekarang pakai motor sendiri," sahut Arsen sedikit berteriak.
Gadis yang duduk di belakang mengangguk paham. Dia juga merasa lega karena hubungan pertemanan Arsen masih baik seperti sebelumnya. Setelahnya, tak ada lagi percakapan berarti di antara mereka. Arsen fokus mengendara sedangkan Selvi lebih memilih untuk diam dan menikmati pemandangan di sepanjang jalan.
Hanya butuh waktu lima belas menit dan mereka tiba di tempat yang begitu ramai akan pengunjung. Sebuah festival makanan yang di gelar di perbatasan kota. Sebenarnya Arsen tidak tahu gadisnya ingin pergi ke mana, tetapi mendapat info festival dari Sony membuat Arsen tertarik. Di sini mereka bisa makan sekaligus jalan, lebih seru daripada hanya berkeliling mal.
"Kamu mau jajan apa, By? Biar aku beliin," tanya Arsen begitu mereka sudah memasuki area festival.
Selvi mengedarkan pandangan, ia tak menyangka bahwa Arsen akan mengajaknya ke sebuah festival penuh makanan ini. Cowok itu seakan paham, bahwa kekasihnya sangat mencintai kuliner.
KAMU SEDANG MEMBACA
PURA CORDIS
Teen Fiction#teenfiction #family #friendship #trauma Kehidupan Arsen yang tenang menjadi kacau semenjak kedatangan Cleon. Sosok dari masa lalu itu datang untuk menuntut balas atas kematian adiknya. Padahal Cleon tahu jika itu hanya kecelakaan biasa, bahkan kel...