//Sendiri dalam sepi, melintasi beling dan api yang jelas akan melukai.\\
~S e r p i h a n H a t i~
Langit cerah disertai awan kumulus yang ber-arak membuat suasana hatinya sedikit menenangkan. Namun nyatanya, hati yang harus memilih di antara dua pilihan tersulit itu, tidak pernah bisa tenang setiap waktu. Langkah wanita itu memberat ketika hendak masuk ke dalam halaman rumah. Suasana hati yang kacau dan belum mendapat jawaban dari segala pertanyaan, tentu saja membuatnya pusing bukan kepalang.
"Assalamualaikum," ucap Sherly lemah, sambil menengok seisi rumahnya.
Bukan mendapati seseorang yang dipanggilnya, melainkan mendapati wanita asing tengah terduduk rapi di sofa rumahnya sambil membaca majalah.
"Ibumu nggak ada," sahut wanita tersebut.
"K-kamu siapa? Di mana Ibu saya?"
"Nggak usah banyak tanya! Sekarang masakin saya makanan."
"Apa ini?! Seenaknya aja anda nyuruh saya, sekarang anda yang keluar dari rumah saya!"
"Ehh ... Ehh ... Lancang kamu ya!" Wanita yang tak jelas asal usulnya itu, mendorong tubuh Sherly sekuat tenaga. Hingga tak lama sosok lelaki yang tak lain adalah Syakieb, datang dari balik pintu rumahnya.
"Yah, apa maksud semua ini? Siapa dia, Yah?" Syakieb memilih untuk tak menjawab pertanyaan putrinya, dan justru menarik tangan si buah hatinya secara paksa.
"Denger ya, Ly! Mulai sekarang berperilaku baik sama dia," ucap Syakieb dengan tegas.
Kening Sherly mengkerut, menandakan bahwa dirinya tengah bertanya-tanya. Pasalnya, untuk apa ia berbuat baik kepada orang yang jelas lancang masuk ke rumahnya. "Kenapa Ly harus memperlakukan orang asing dengan baik? Padahal Ly sendiri nggak tau dia siapa."
"Karena dia adalah calon Ibu kamu yang baru."
"AYAH! AYAH UDAH NGGAK WARAS, KAH?! BISA-BISANYA AYAH MENGHIANATI IBU SEMUDAH ITU? LY NGGAK NYANGKA YAH, SEORANG MUHAMMAD SYAKIEB TERHORMAT BISA MENGHIANATI ISTRINYA SENDIRI."
"Dasar anak nggak sopan!"
Tamparan keras mengenai rahang pipi miliknya, disusul dengan amarah yang mulai menggebu. "Sekarang Ayah suruh Sherly bicara sopan? Sedangkan Ly liat Ayah berduaan dengan wanita lain di rumah. Ayah ini kenapa?!"
"DIAM!" Belum sempat mendaratkan tamparan kedua di pipi putrinya, ponsel Sherly lebih dulu berdering.
Tanpa berpikir panjang, Sherly menancapkan gas motornya ke kecepatan rata-rata setelah mendapati suara dari balik ponselnya.
Rumah sakit Muara Bunda, adalah tempat yang menjadi tujuannya. Tempat di mana ibundanya terbaring lemah tak berdaya.
Langkah kakinya terus melangkah membelah kerumunan manusia yang berjalan lalu lalang di sana, hingga tibalah ia di ruangan menegangkan bertuliskan 'ICU'.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERPIHAN HATI [END]
RomanceWARNING!! MENGANDUNG KATA-KATA KASAR DAN KEKERASAN [BUDAYAKAN VOTE SETELAH MEMBACA] "Karena dia adalah calon Ibu kamu yang baru." "AYAH! AYAH UDAH NGGAK WARAS, KAH?! BISA-BISANYA AYAH MENGHIANATI IBU SEMUDAH ITU? LY NGGAK NYANGKA YAH, SEORANG MUHA...