18 [Firasat]

2 0 0
                                    

~S e r p i h a n H a t i~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~S e r p i h a n H a t i~

Sudah hampir satu jam Airi berbincang dengan Yuda perihal pernikahan dengan putrinya. Yuda menjawab dengan ketegasan bahwa ia akan menikahkan Sherly segera setelah Sherly pulih dari sakitnya.

"Nak, Ibu harus kembali ke rumah sakit karena Sherly dijaga dengan calon kakak tirinya, Ibu takut terjadi apa-apa."

"Yuda antar ya, Bu?"

"Tidak perlu, Nak, Ibu bisa naik taksi saja."

"Hati-hati ya, Bu, maaf Yuda tidak menjenguk Sherly dahulu, Yuda harus mengurus segala persiapan acara karena Yuda ingin yang terbaik untuk semua."

Airi tersenyum kemudian mengangguk kepada lelaki yang sebentar lagi akan menjadi suami dari putrinya. Hatinya sangat senang sepanjang perjalanan, tak dipungkiri bahwa Yuda sangat menyayangi putrinya bahkan rela menikahi putrinya demi kebaikan semua.

Tuhan ternyata masih berlaku adil kepadamu, Nak. Tuhan masih menyayangimu, dan Tuhan akan memberikanmu pria yang akan sangat menyayangimu nantinya.

Perjalanan Airi terasa memberat ketika memasuki area rumah sakit. Dadanya mendadak sesak entah mengapa. Seperti ada sesuatu yang terjadi pada salah satu anaknya.

Dengan langkah kaki yang cepat, ia sesegera mungkin untuk menghampiri sang putri, berharap bahwa keadaannya baik-baik saja.

Sampai di depan ruangan Sherly, ternyata tak ada apapun yang terjadi. Kedua lelaki yang selalu siap siaga menjaga Sherly masih memantaunya dengan jeli tanpa memalingkan pandangan.

Tapi mengapa? Mengapa hatinya masih resah? Apa terjadi sesuatu juga dengan Angga?
Ponselnya mengetik nomor putra sulung yang kini sedang berada jauh dalam jangkauannya.

Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi, cobalah beberapa saat lagi.

"Astagfirullah, Angga, semoga kamu baik-baik saja di sana."

~S e r p i h a n H a t i~

Singapura, 29 Juli 2021

"Selamat kepada Muhammad Anggara Putra, atas kegigihan dan tanggung jawabnya dalam mengelola perusahaan ini, maka seluruh aset perusahaan, maupun tanggung jawab perusahaan cabang Singapura ini, akan saya berikan seluruhnya kepada beliau. Semoga bisa dipergunakan sebaik mungkin."

Lelaki tampan dengan jas biru dongker telah menyelesaikan pekerjaannya untuk kurun waktu yang cukup lama. Ia juga telah mendapatkan keinginannya dalam memimpin sebuah perusahaan, dan kini semuanya telah menjadi kenyataan. Kemudian lelaki ini berniat untuk pulang ke kediamannya yang ada di Indonesia untuk menemui seluruh keluarganya. Tanpa berpikir panjang, tiket pesawat dengan tujuan Singapura-Indonedia dipesannya untuk keberangkatan pukul 18.30.

SERPIHAN HATI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang