~S e r p i h a n H a t i~
Langkah kaki Airi mulai melemah, menyisakan sedikit energi dalam tubuhnya. Titik terang yang semula akan mempertemukannya dengan sang putri, rupanya justru membuatnya semakin khawatir.
Dering ponsel yang ada dalam genggamannya bergetar, menandakan bahwa ada pesan masuk ke dalam nomornya.
📩pesan masuk dari +62 898-7069-****
Pesan tersebut dibuka, memunculkan kata demi kata di sana.
Maaf, Bu. Saya orang yang menemukan anak ibu ketika kecelakaan, maaf saya tidak dapat telepon langsung atau bertemu langsung dengan ibu, karena masih banyak urusan yang harus saya kerjakan di luar kota. Anak buah saya sudah membawa anak ibu atas nama Sherly Syifabella dirawat di Siloam Hospital. Untuk keadaan lebih lanjut, ibu bisa menjenguk putri ibu dan menanyakan sendiri kepada dokter tentang kondisinya.
"Astagfirullah, Sherly." Airi sempat bingung, namun percaya tidak percaya ia harus memastikannya sendiri.
Dengan tenaga yang tersisa, Airi melangkahkan kakinya menuju Siloam Hospital. "Pak, dipercepat ya," ucapnya kepada sopir taksi online.
"Baik, Bu."
Di sisi lain, Yuda mencari Sherly ketempat di mana biasanya ia bermain atau berbalapan. Namun nakas, semua tanda-tanda Sherly tidak ditemukan.
Yuda bertemu dengan kenalannya yang terkenal juga dengan mantan Rania, yakni Riko Prawira. "Rik, bantuin gue ngelacak nomor seseorang."
"Siapa, Yud?"
"Sherly."
Sherly? Bukankah kala itu gue baru aja bertemu dengan Sherly, bahkan gue sempat menuai perdebatan di antara kita.
"Lah emang Sherly ke mana?"
"Sherly hilang, sudah dua hari dia nggak ada kabar."
Dua hari? Tepat di hari gue dan Sherly bertemu di cafe itu.
"Jam berapa dia mulai hilang?"
"Gue juga nggak tau pasti, yang jelas dia mulai nggak ada kabar selama dua hari."
"Oke, gue coba lacak."
Riko mengakses account yang biasa digunakannya untuk melacak nomor telepon seseorang. Terdapat titik di mana keberadaan ponsel tersebut, dan tempat itu tak jauh dari cafe yang sempat mereka kunjungi dua hari lalu.
"Gue ketemu, tapi kayaknya ponsel ini nggak ada sama pemiliknya."
"Ayok kita samperin tempatnya!"
Mereka mengendarai motor masing-masing untk mencari letak pasti di mana ponsel itu terjatuh. Jalanan mulai gelap, karena waktu sudah menunjukkan pukul 18.25 WIB. Penerangan di jalanan juga sangat minim untuk mencari detail benda kecil seperti handphone.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERPIHAN HATI [END]
Roman d'amourWARNING!! MENGANDUNG KATA-KATA KASAR DAN KEKERASAN [BUDAYAKAN VOTE SETELAH MEMBACA] "Karena dia adalah calon Ibu kamu yang baru." "AYAH! AYAH UDAH NGGAK WARAS, KAH?! BISA-BISANYA AYAH MENGHIANATI IBU SEMUDAH ITU? LY NGGAK NYANGKA YAH, SEORANG MUHA...