10 [Pupus]

8 3 0
                                    

~S e r p i h a n H a t i~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~S e r p i h a n H a t i~

Pagi hari yang sudah dipenuhi awan hitam, membuat tubuh wanita yang terbaluri selimut di atas kasur enggan untuk bangkit dari tidurnya. Gemuruh petir menambah suasana pagi semakin mencekam.

"Sherly, bangun!" seru salah seorang lelaki yang tak lain adalah ayahnya. "BANGUN!"

"Eugh Ayah ... Biar aku tidur sepuluh menit lagi."

"Nggak ada! Kamu ikut Ayah hari ini."

Hujan tak menghalangi niat Syakieb untuk membawa putrinya ke sebuah tempat yang di mana mereka akan bertemu keluarga Radit untuk membicarakan soal pernikahan.

"Cepat mandi, Ayah tunggu di ruang tamu."

Wanita yang masih setengah sadar itu, lekas masuk ke bilik kamar mandi dan bersiap untuk mengikuti keinginan orang tuanya.

Kediaman keluarga Ananta

"APA?! KAMU BERCANDA RADIT?"

"Nggak, Yah, Radit nggak bercanda."

Pernyataan Radit sungguh mengejutkan Andi, sang ayah. Pasalnya, keluarga Radit tak ada yang mengetahui tentang pernikahan putra sulung mereka dengan seorang wanita yang telah dihamilinya.

"Ini bisa jadi masalah besar untuk keluarga kita! Ini nggak bisa dibiarkan."

Radit merasa sangat bersalah akibat perbuatannya. Ia benar-benar bingung karena cinta dan takdir tak berjalan semestinya.

~S e r p i h a n H a t i~

Dengan mengenakan kaos hitam dengan jaket berwarna merah maroon itu, Sherly mengikuti langkah kaki ayahnya yang mulai memasuki area parkir rumah mereka. "Yah, kita mau ke mana sih? Ibu kok nggak ikut?"

"Udah jangan banyak tanya."

Kendaraan melaju perlahan menjauhi area rumah mereka. Hujan deras tak membuat keduanya merasa terbebani. Sherly bahkan senang ketika ia kembali melihat rintik hujan setelah tiga bulan penuh tak melihatnya. Terakhir kali ia meluhat hujan, adalah ketika ingin berduka ke kediaman Riko. Ah iya, Sherly melupakan Riko yang menghilang setelah kematian ibunya.

Ke mana ya dia? Rania juga tiba-tiba ngilang gitu aja, mana nggak dateng ke acara pertunangan gue kemarin.

Jemari mulai mengetik beberapa kata ke room chat Rania. Mengherankan sekali, semenjak hari pertunangannya kala itu, semua berubah dan tiba-tiba menghilang entah ke mana.

ShrlySfbel
Oy anjeng, lo di mana?
Kok nggak ada kabar?
Sehat 'kan lo, Ran?
Atau lagi ada masalah?
Tiga bulan penuh loh kita nggak berkabar.

SERPIHAN HATI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang