Setelah dokter memeriksa keadaan Naraya siang tadi, kini gadis itu terlihat lelap dalam tidurnya. Rasti yang sekarang ada di dalam kamar Raya pun sedikit bisa bernafas lega setelah mengetahui bahwa Raya hanya kelelahan. Ia pun sudah memberitahukan kepada Sandra mengenai keadaan Raya saat ini, memang awalnya Sandra sempat marah dan cemas, tapi setelah itu ia sedikit bisa tenang saat dokter bilang Raya hanya kelelahan.
Sandra sangat tau watak anak semata wayangnya itu, mungkin itu juga kesalahan dirinya yang membiarkan Raya kesepian saat Sandra dipenuhi jadwal pekerjaannya yang padat akhir-akhir ini. Tapi Sandra tidak bisa berbuat banyak mengingat dia harus memerankan sosok Ayah juga untuk Raya.
"Aku cinta sama kamu." Igau Raya dalam tidurnya.
Rasti yang tersadar dari lamunannya pun menghampiri Raya dan kembali memeriksa suhu tubuh Raya. Demamnya sudah sedikit menurun, lantas siapa yang dimaksud oleh Raya barusan. Rasti kembali kaget ketika suara bel menyadarkannya. Ia pun beranjak untuk membukakan pintu, mungkin itu Kaia yang baru pulang, pikirnya.
"Tumben pintunya di kunci mbak?" Ucap Kaia yang kini sudah masuk menuju dapur.
"Mbak lagi di kamar Raya, jaga-jaga aja takut ada maling masuk."
Kaia hanya membentuk huruf o dengan mulutnya, mengeluarkan beberapa makanan kesukaan Raya dari dalam plastik yang ia bawa tadi.
"Oiya Kai, mbak mau tanya, apa Raya lagi deket sama seseorang?" Tanya Rasti.
"Hah? Kayaknya sih gak ada deh mbak, dia di kampus aja lebih sering sama sahabat-sahabatnya dibanding orang lain. Memang kenapa mbak?"
"Hmm, gak apa-apa sih, tapi tadi Raya sempat ngelindur ngomong cinta sama seseorang, tapi dia gak nyebut namanya." Jelas Rasti.
Kaia yang mendengarnya pun seketika tersenyum, wajahnya bersemu merah seolah dia tau yang dimaksud Raya adalah dirinya.
"Yeh, malah senyum-senyum, itu buat Raya?" Tegur Rasti.
"Ah.. Sorry mbak aku ngelamun. Iya nih, aku mau ke kamar Raya dulu ya." Kekeh Kaia meninggalkan Rasti dan membawa dim sum yang ia bawa tadi.
Rasti merasa sedikit curiga dengan tingkah laku adik sepupunya itu. Pasalnya Rasti tau hubungan Kaia dan Raya sebelumnya tidak seakrab itu. Ditambah dari mana Kaia tau bahwa Raya sangat menyukai dim sum.
•••
"Ra, aku bawain dim sum kesukaan kamu." Ucap Kaia pelan.
Raya pun membuka matanya menyadari panggilan dari Kaia. Kesadarannya seketika penuh saat mengetahui ada makanan kesukaannya tepat berada di depannya sekarang.
"Makasih kak, udah lama banget aku gak makan ini. Kakak baru pulang?" Tanya Raya.
Kaia pun hanya mengangguk sambil tersenyum melihat tingkah manja Raya itu. Raya memang tidak terlihat seperti gadis manja, ia hanya menunjukkan kepada orang-orang terdekatnya saja.
"Kakak kok diem aja? Sini aku suapin." Ujar Raya menyodorkan sepotong dim sum untuk Kaia.
"Ra, besok aku ada penelitian untuk ngelengkapin tugas akhirku." Ucap Kaia.
"Berapa lama?"
"Mungkin sekitar 2 sampe 3 hari. Cuma sebentar karena untuk ngelengkapin aja." Jawab Kaia.
Raya hanya mengangguk lemas, ia sangat tidak ingin Kaia pergi. Tapi itu merupakan tugas akhirnya, mau tidak mau dia harus membiarkan Kaia pergi.
"Jangan sedih gitu kan cuma 3 hari. Lagian deket kok di Ubud."
Lagi-lagi Raya hanya mengangguk. Keheningan menyelimuti kamar Raya. Raya masih berusaha mengunyah makanannya walaupun ia sudah kehilangan nafsu untuk menghabiskan dim sum itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Relationshit (Completed)
General FictionAku yang salah, masalahnya ada padaku dan faktanya aku tidak bisa menahan semua itu. - Naraya Paramita Maaf, harusnya aku tidak memperumit masalah ini. Dan sekarang aku terjebak dalam perasaanku sendiri - Rasti Widyatama Kenapa harus kalian yang teg...