XIII

360 38 2
                                        

Pagi menjelang, Naraya terusik karena matahari yang masuk melalui kaca pintu di balkon kamarnya. Rasti sudah tidak ada di sampingnya pagi ini.

Beranjak dari kasur Raya melihat sticky notes di kaca meja riasnya.

Good morning sunshine, maaf aku harus berangkat pagi-pagi, nanti siang kita lunch bareng ya. Kamu jangan lupa sarapan.

Nb: Kabarin aku kalo kamu udah bangun, you look so tired.

Your boo
- R -

Senyuman terukir di wajah anak tunggal Sandra Pradipta itu, dirinya pun bergegas mandi dan menemui papinya.

30 menit kemudian Raya turun mengenakan kemeja bergaris dan juga hot pants menemui sang papi yang sedang menikmati kopinya di teras belakang.

"Morning dad." Ucap Raya mencium pipi sang ayah.

"Terlambat untuk ngucapin selamat pagi karna ini udah jam 11 siang."

"Masih pagi karna belum jam makan siang dad." Tawa Raya lalu meminum kopi milik ayahnya.

"That's mine, kenapa gak bikin sendiri?!"

"Aku cuma cicip sedikit, gak aku abisin. Btw papi gak kemana-mana hari ini?"

"Papi mau nemuin dekan di jam makan siang nanti. Kamu mau kemana hari ini?"

"I don't know, mungkin jalan-jalan aja di pantai."

"Ok. Kalo gitu papi siap-siap dulu ya."

Raya pun mengangguk dan masih menikmati pemandangan taman belakang rumah sang ayah yang tidak jauh dari pantai sambil memainkan telfon genggamnya.

Kaiagatha calling..

"Morning sleepy head. Baru bangun ya kamu? Temenin aku surfing yuk."

"Iya, kejadian kemarin bener-bener nguras emosi aku. Kapan?"

"Sekarang, aku otw kuta nih. Kamu di rumah papi mu kan? Aku jemput ya. Share locationnya sekalian."

"Gak usah, aku udah di kuta. Pantai kuta udah di depanku."

"That's good. Wait for 5 minutes ya, bentar lagi sampe kok."

"Okay"

Naraya pun menunggu Kaia sambil berjalan di pinggir pantai. Rasanya tidak pernah bosan untuk sekedar menikmati keindahan pantai di Bali, walaupun hampir tiap hari Raya menghabiskan waktu di berbagai pantai di sana.

"Nunggu lama?" Sapa Kaia yang meletakan papan surf di sebelahnya.

"Not yet, aku lagi nikmatin panasnya Bali."

"Kamu ngomong gitu seolah kamu baru pertama kali dateng ke sini. Jadi kamu mau ikutan surfing atau jadi penonton aja?" Tanya Kaia melepas kaos yang ia gunakan dan sandalnya, sehingga hanya menyisakan sport bra dan celana pendeknya.

"Kayaknya kali ini aku cukup jadi penonton aja. Lagi males main air."

"Okay, eh Ra, there's your mom sama mbak Rasti."

Sontak Raya pun menoleh ke arah yang dimaksud Kaia. Ternyata Rasti pergi meninggalkannya karena menemani maminya. Mereka tampak mesra walau hanya berbincang sambil berjalan di pantai.

"Mereka cocok ya Ra. Kadang aku iri ngeliat mbak Rasti dan mbak Sandra, mereka selalu keliatan awet muda dan selalu romantis." Ujar Kaia.

Naraya masih diam melihat pemandangan di depannya, baru semalam dia merasakan kebahagiaan tak terkira, sekarang dia kembali terbakar cemburu melihat Rasti dan Ibunya.

Relationshit (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang