Naraya memutuskan untuk pergi dengan sang Ayah ketika Ibunya mendadak harus pergi menemui klien penting. Walaupun awalnya tidak setuju, akhirnya Sakti berhasil membujuk Raya untuk menghabiskan waktu bersamanya.
Mereka berdua pun duduk di pinggir pantai kuta sambil menikmati makan siang, Raya tampak sedikit canggung tapi Sakti mampu mencairkan suasana mereka.
"Jadi gimana kuliahmu? Apa kamu sudah punya pacar?"
"Kuliah cukup lancar, walaupun bosan. Kalau soal pacar sampai saat ini belum pih."
"Why? You're so gorgeous, gak mungkin kalo gak ada yang tertarik untuk deketin kamu."
"Masalahnya memang aku yang gak tertarik untuk deket sama mereka. Tapi kalo aku bilang aku gak suka laki-laki, apa papi akan marah?" Tanya Raya jujur.
"Papi gak berhak untuk marah sayang, apapun pilihanmu, selama kamu bahagia, papi akan selalu dukung."
"Papi sama sekali gak kecewa sama keputusanku?
"Kenapa harus kecewa? Semua 'kan pilihanmu, pasti kamu sudah memikirkan semuanya, hampir 20 tahun papi gak bisa ketemu sama kamu. Papi gak mau kehilangan kamu cuma karna kamu punya orientasi seksual yang berbeda." Jawab Sakti.
"Thank you so much dad. Oiya, apa papi masih cinta sama mami?"
"Papi gak punya alasan untuk berhenti cinta sama mami kamu. Meski papi pernah punya istri sebelumnya, itu pun gak ngebuat papi berhenti cinta sama kamu dan mami kamu."
"Aku yakin mami juga masih cinta sama papi, tapi apa yang udah kalian lewatin itu memang gak mudah."
"Ya, karna keegoisan dan keangkuhan papi saat itu, ngebuat papi harus kehilangan Allisa dan Sandra. Tapi papi gak bisa ngelakuin apapun atas pilihan mami kamu."
"Apa waktu papi pacaran sama mami, papi juga cinta sama aunty Allie?"
"Auntymu itu pacar pertama papi tapi mami kamu itu cinta pertama papi. Papi bahkan gak bisa memutuskan untuk memilih. Karena masih muda, waktu itu papi cuma berpikir untuk menikmati masa muda tanpa harus pusing soal hubungan serius, meskipun saat itu papi adalah tunangan dari Allisa. Tapi ketika mami kamu mengatakan bahwa dia mengandung kamu, papi senang sekaligus marah. Marah terhadap diri sendiri karna papi harus memilih diantara keduanya."
"You are an asshole dad! Papi jahat banget macarin kakak dan adiknya secara bersamaan."
"Ya papi tau, then i got my karma right? Papi menyesal dan sekarang papi cuma mau bahagiain kamu, and your mom maybe."
"Papi juga masih bisa kok bahagiain mami, walaupun bukan jadi istri. Papi masih bisa jadi sahabat yang baik buat mami."
"Kamu terlalu dewasa untuk perempuan seusiamu sweetheart. So, mau kemana kita setelah ini?"
"Nonton, shopping, dinner terus papi anter aku pulang. Gimana?"
"Sounds great, let's go!"
Saat beranjak ke bioskop, Naraya dan Sakti berpapasan dengan Kaia dan Rasti yang kebetulan siang itu juga baru selesai makan siang di mall yang sama.
"Ra, kenapa gak ke kampus? And who is he?" Tegur Kaia.
"Gak ada kelas kak. Oiya, he is my dad. Dad, she's Kaia. Kakak tingkatku di kampus dan ini-"
"Rasti?! Long time no see ya, awet muda ternyata kamu. Oh hai Kaia, nice to meet you." Potong Sakti.
"Hei Sak, kamu juga masih gagah gak berubah walaupun udah 20 tahun gak ketemu."
"Nice to meet you too, Om? Mas? Or dad?" Ucap Kaia dengan lirikan menggoda kearahku.
"Hahaha, terserah aja mau manggil apa. Kalian mau kemana? Ikut kita nonton aja gimana?"
Raya nampak gak setuju dengan ajakan sang ayah, sedangkan Kaia dan Rasti nampak canggung dengan ajakan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationshit (Completed)
Ficção GeralAku yang salah, masalahnya ada padaku dan faktanya aku tidak bisa menahan semua itu. - Naraya Paramita Maaf, harusnya aku tidak memperumit masalah ini. Dan sekarang aku terjebak dalam perasaanku sendiri - Rasti Widyatama Kenapa harus kalian yang teg...