"..Aku gak mau khilangan kamu Sandra.."
"Hon.. Honey.. Wake up!"
Rasti membuka paksa matanya, merasakan pipinya sudah basah karna air mata. Sekujur tubuhnya dipenuhi keringat dingin
"Mimpi buruk, hmm? Kenapa kamu gak tidur di kamar? di sini dingin lho."
"That's just a dream?"
"I think so, minum dulu." Sandra menyodorkan segelas air untuk membuat Rasti lebih tenang."
"Mau cerita?"
"Kamu dari mana?"
"Aku baru pulang dari Tokyo. Kamu lupa? Aku ada bisnis trip sekalian nemuin Sakti."
Rasti masih sedikit shock, dia memandang Sandra heran. Ternyata semua itu cuma mimpi. Mimpi yang jauh lebih buruk dari mimpi buruk itu sendiri.
"Ada apa? Jangan bikin aku khawatir." Tanya Sandra cemas.
"Aku.. Aku mimpi aku khianatin kamu dan akhirnya kamu nikah sama orang lain. Aku gak sanggup liat kamu bahagia sama orang lain. Aku gak bisa kehilangan kamu, San."
"Hey, tenang sayang. Aku di sini, aku masih sama kamu, aku gak akan kemana-mana dan aku gak akan mungkin nikah sama orang lain. Itu cuma mimpi, ok?"
"Tapi rasanya nyata banget San dan di mana Raya?'
"Jangan terlalu dipikirin, Raya kayaknya pulang telat. Dia ngabarin aku lagi ngerjain tugas di rumahnya Olive. Dia gak kasih tau kamu?"
Rasti menggeleng. Tidak lama, sosok Raya muncul menyapa singkat Sandra dan berlalu pergi ke kamarnya. Rasti baru ingat ini adalah kejadian dimana dia dan Raya bertengkar karena Raya mengungkapkan perasaannya, ini kejadian awal dari berakhirnya hubungannya bersama Sandra. Mimpi itu seperti pertanda dari awal kehancuran dan peringatan baginya bahwa kenyataan bisa saja jauh lebih buruk dari mimpi itu sendiri.
"Hon, kenapa melamun? Pindah ke kamar yuk. Aku capek, besok aku janji nemuin Sakti sama Raya."
"Tunggu San, ada yang harus aku bicarakan sama kamu."
"Tell me.
"Kemarin lusa Naraya mengungkapkan perasaannya terhadapku, dia mengakui bahwa dia mencintaiku lebih dari seorang anak ke Ibunya. Maafin aku San, bahkan aku sempat berkata aku juga mencintainya. Tapi jujur dari dalam lubuk hatiku aku gak bisa terima dia, aku merasa ini hanya egoku semata karena kekhawatiranku terhadap kamu yang mungkin akan kembali bersama Sakti. Karna biar gimana pun Raya masih menginginkanmu kembali bersama Papinya. Dan mimpi itu sangat berkaitan dengan hal yang aku ceritakan saat ini."
Sandra terkejut dengan pengakuan sang kekasih, bahwa anaknya sendiri sudah jatuh cinta kepada calon ibunya juga. Ekspresi Sandra menjadi gelap dan hampir saja emosinya meledak seketika.
"Honey, please tenang dulu. Aku yakin perasaan Raya ke aku juga hanya sementara. Kamu gak boleh marah sama dia, jatuh cinta cuma hal baru buat dia. Please, aku cerita ke kamu karna aku gak mau aku bohong sama kamu. Tolong redam emosi kamu itu.
"Dan kalau kamu gak mengalami mimpi itu kamu pun akan melanjutkan hubungan kalian di belakangku kan?"
"No! Gak kayak gitu, aku cuma berusaha untuk gak membuat jarak yang makin jauh sama Raya. Aku berusaha untuk dia juga bisa terima aku sebagai calon ibunya. Tapi di mimpi itu aku dikasih peringatan kalau aku terjebak dengan pilihan yang salah aku bahkan kehilangan kalian berdua. Aku mohon Sandra jangan berpikir lebih jauh atas hubunganku dan Raya."
Meski pun Sandra marah, tapi dia tidak ingin masalah ini diselesaikan dengan emosi. Akhirnya dia mencoba meredam segala amarahnya kepada sang anak. Sandra pun membawa Rasti ke dalam pelukannya.
"Promise me, kamu gak akan menghadirkan orang ke tiga dalam kehidupan kita."
"No and never! I love you so much more than anything."
"I love you too Rasti."
Setelah menjelaskan apa yang dia dan Raya alami kepada Sandra, Rasti merasa jauh lebih tenang. Walau pun setelah ini dia tidak bisa menebak apa yang akan Sandra lakukan kepada anaknya, Rasti tetap berpikir untuk tidak membuat semua keadaannya menjadi rumit.
"Selamat untuk kalian, sepertinya aku hanya jadi seorang pengganggu yang gak tau diri." Raya muncul dari ujung tangga, dia sudah mendengar semua apa yang dibicarakan Rasti kepada Sandra.
"Gak gitu Naraya, sebelumnya tante udah jelasin sama kamu kalo tante gak bisa, Ra. Ini hanya akan mempersulit keadaan kita kedepannya. Tante bilang tante cinta sama kamu karena perasaan tante sama kamu gak lebih dari sekedar rasa cinta ibu ke anaknya."
"Naraya, jaga batas kamu! Jangan sampai kamu menyesal kedepannya."
Raya tersenyum kecewa mendengarnya, pikirannya masih dirasuki keegoisan dan kesakitan yang luar biasa.
"Aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku, jika memang tante gak bisa menerimanya; jangan berharap bahwa aku bisa terima hubungan kalian. Dan Mami bilang mau temuin aku sama Papi kan? Kalo gitu kalian bisa hidup berdua dengan bahagia tanpaku dan aku akan tinggal sama Papi. Aku gak akan menghalangi kalian lagi. Semoga kalian bahagia!"
"Naraya!!"
"Sandra, don't!"
Sandra hampir kelepasan menampar Raya, beruntung Rasti masih bisa menahannya.
"Tampar aku, Mi! Karena perempuan ini Mami mulai kasar sama aku. Aku benci sama Mami, dan aku gak akan pernah lagi nganggep Mami orang tuaku!"
Naraya berlari pergi keluar rumah meninggalkan 2 orang dewasa itu dalam emosi yang tidak menentu.
Naraya terus berlari walau pun keadaan di luar hujan. Dia menangis dan meratapi patah hati yang menguasai seluruh jiwanya sehingga bobot tubuhnya tertarik oleh bumi. Seolah langit mengerti apa yang dia rasakan, ketika hujan semakin deras, ada sepasang kaki seseorang berdiri menghalangi jalur hujan yang terus jatuh membasahi tubuh Raya.
"Udah nangisnya? Terkadang apa yang kita inginkan memang gak selalu bisa kita dapatkan Ra. Tapi Tuhan menggantinya dengan apa yang kita butuhkan." Orang itu tersenyum manis membantu mengangkat tubuh Raya yang terjatuh.
"Kak Kaia.."
-TAMAT-
Author note :
Akhirnya selesai juga, terima kasih sudah setia menunggu diriku yang sesuka hatinya update. Terima kasih buat semua yang sudah meluangkan waktunya untuk mendukung cerita ini dengan kasih vote dan ninggalin jejak komentarnya, karya ini untuk kalian. Oh ya,thanks juga buat LoveRDit buat masukan dan saran endingnya, sayang sekali diriku tidak mampu memberikan Sad Ending. Cukup hidup ini aja yang sedih, dalam cerita gak perlu.
Sampai jumpa di cerita selanjutnya
dtrdit - 040821

KAMU SEDANG MEMBACA
Relationshit (Completed)
Ficção GeralAku yang salah, masalahnya ada padaku dan faktanya aku tidak bisa menahan semua itu. - Naraya Paramita Maaf, harusnya aku tidak memperumit masalah ini. Dan sekarang aku terjebak dalam perasaanku sendiri - Rasti Widyatama Kenapa harus kalian yang teg...