XI

309 38 2
                                    

Rasti Widyatama POV

Setelah Sakti pamit pulang karena Raya yang tidak ingin menemui Sandra untuk sementara waktu, aku pun meminta Kaia untuk pulang duluan ke rumah kami setelah makan malam selesai. Dan aku mengantarkan Sandra ke rumahnya. Sandra masih diam dan kesal masih terlihat jelas di wajahnya.

Sesampainya kami di rumah, Sandra langsung masuk ke kamarnya tanpa mengucapkan apapun kepadaku. Ini pertama kalinya aku melihat Sandra marah besar terhadap Raya.

Aku pun berniat untuk berbicara santai terhadapnya, aku tau dia tidak mungkin marah terhadapku. Aku menyiapkan sebotol wine favorit Sandra juga 2 buah gelas untuk kami minum bersama di balkon kamar.
Saat aku masuk ke dalam kamar, Sandra nampak baru selesai mandi dengan menggunakan bathrobe hitamnya sambil mengeringkan rambut.

Aku pun menyodorkan segelas wine untuknya.

"I think you need this more than me." Ucapku sarkas.

"Untuk sekarang sepertinya begitu, tapi aku tetap mau kamu nemenin aku disini." Ucapnya

"As you wish."

Sandra pun menyesap winenya sambil menikmati langit dari balkon kamarnya.

"Kamu gak mau ganti baju dulu?"

"Nope. Come here, I need a hug."

Aku pun memeluknya dengan penuh kasih sayang. Setelah sekian lama, aku kembali melihatnya rapuh seperti ini.

"Mungkin aku terlalu keras terhadap Raya, sampai harus kejadian seperti ini. Baru kali ini aku merasa sangat marah kepadanya."

"Kamu selalu keras ke Raya, babe. Bahkan kamu lupa kalau Raya itu anak kamu, bukan anak buah kamu yang bisa kamu suruh apapun."

"Kenapa kamu jadi bela dia?" Ucapnya melepas pelukanku.

"Aku gak ngebela, tapi kali ini kamu bener-bener gak bisa kontrol emosimu. Bahkan kamu gak mau denger alasan dia."

"Aku cuma gak mau dia di ikut di cap jelek oleh orang lain karna aku mencontohkan hal yang tidak baik."

"Jadi menurutmu hubungan kita gak baik?"

"Bukan begitu, kamu tau gimana pandangan orang tentangku, tentang aku yang hamil diluar nikah, tentang aku yang mencintai perempuan, tentang aku yang lebih memilih seorang perempuan dibanding laki-laki dari ayah anakku sendiri."

"Itu pilihanmu Sandra, dan kamu sudah tau resikonya. Kamu gak bisa menghukum Raya dengan resiko atas pilihanmu. Dia juga punya kehidupan, dia berhak atas pilihan hidupnya. Kenapa seorang Sandra yang ku kenal selama ini bijak bisa seegois itu menentang keputusan anaknya sendiri?" Ujarku penuh kekecewaan.

"Aku cuma gak mau-"

"Jangan pernah membenarkan kesalahanmu Sandra. Kamu mau kasus Allie terulang pada Raya karna kekecewaan yang sangat besar terhadapmu? Kamu mau Raya lebih nyaman tinggal dengan ayahnya dibandingkan dengan kamu? Lihat betapa bijaknya Raya menerima aku sebagai pilihanmu, padahal jelas-jelas dia masih mengharapkan kamu kembali bersama ayahnya. Tapi dia tidak pernah sedikitpun menuntut itu karna pilihanmu kebahagiaanmu, kenapa kamu gak lihat hal itu San?"

Sandra hanya terdiam mendengar semua perkataanku. Aku tau kasus Allie adalah ketakutan terbesarnya.

"Maaf kalo aku harus mengingatkanmu atas kejadian Allisa, tapi aku cuma gak mau kamu menyesal untuk kedua kalinya."

"Kamu bener, aku sangat egois. Gak seharusnya aku bersikap seperti tadi. Aku gak mau Raya berbalik membenciku."

"Bagus kalo kamu cepat sadar, sekarang tidur lah, aku mau beresin ini dulu."

Relationshit (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang