Setelah perdebatan 2 hari lalu, Hari ini kepergian Sandra ke Jepang. Rasti dan Naraya ikut mengantarkan ke bandara. Masih ada sedikit pertikaian antara Ibu dan anak itu soal Naraya yang harus tinggal bersama Rasti dan Kaia untuk sementara.
Keputusan Sandra mutlak bahkan Naraya sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Caranya hanya bisa memohon kepada pacar sang Ibu yang kini sudah duduk di kusi kemudi menuju kampusnya.
"Tan, serius aku gak masalah kok kalo di rumah sendiri. Aku bisa ajak Olive atau Shania buat temenin aku sampe mama pulang. Please tan, aku bukan anak kecil lagi." Bujuk Raya.
"Kamu tau kan gimana watak Mami kamu? Tante juga udah kasih pengertian buat gak terlalu ngekang kamu. Oke gini aja, 2 hari sekali tante bakal nginep di rumah kamu. Jaga-jaga takut Mami kamu nanyain. Selebihnya kamu bisa ajak temen-temen kamu nginep. Tapi dengan 1 syarat, gak boleh bawa laki-laki ke rumah, gak boleh keluar malam. Gimana?" Jelas Rasti.
"Hhh.. Yaudah deh, walaupun sama aja. Makasih ya tan." Jawab Raya kurang puas dengan saran Rasti.
Sepanjang perjalanan mereka kembali diam. Sampai tak terasa sudah sampai di kampus. Naraya memutuskan untuk mencari 2 sahabatnya di kampus.
"Kenapa lo lesu banget Ra?" Tanya Olive melihat Raya duduk di sampingnya.
"Kesel, nyokap ada kerjaan di Jepang dan gue harus stay sama tante Rasti dan Kaia. Gue udah hampir 20 tahun, tapi nyokap gue masih memperlakukan gue kayak anak umur 5 tahun." Jawab Raya.
"Nyokap lo kan single parent udah gitu jarang pergi jauh dari lo. Wajar lah dia khawatir, makanya minta lo stay sama tante Rasti." Jelas Olive.
"Gue udah ngebujukin tante Rasti biar gue ditemenin kalian aja. Tapi jalan tengahnya dia bakal tetep nginep di rumah 2 hari sekali, jaga-jaga nyokap gue nanyain." Ucap Raya lemas.
"Yaudah sih Ra, lagian juga kalo kita bertiga doang ujung-ujungnya cuma nonton drama series, belajar, paling kalo keluar juga cuma ngemall atau ngopi. Sedihnya masa muda gue." Sahut Shania.
"Iya nih, kita udah hampir 20 tahun tapi sama sekali belum pernah pacaran. Padahal kita gak jelek-jelek banget kan." Timpal Olive.
"Gimana kalo nanti malem kita ke club? Tante Rasti gak di rumah lo kan nanti malem?" Ide Shania.
Naraya hanya menggeleng ragu.
"Nah pas berarti!" Ucap Shania senang.
"Apa nih yang pas?" Sahut Kaia yang tiba-tiba datang.
Naraya yang kaget pun langsung mengkode teman-temannya agar mereka tidak melanjutkan pembicaraan.
"Kita, mau ke club nanti malam kak." Jawab Shania polos.
Kaia hanya bisa melirik Raya yang mengusap wajahnya kasar.
"Gue boleh gabung duduk disini?" Tanya Kaia dan diangguki oleh mereka semua kecuali Raya yang masih was-was akan sikap Kaia selanjutnya.
"Kalian mau ke club? Bukannya mbak Sandra dan mbak Rasti udah memperingatkan kamu untuk gak keluar malem Ra?" Tanya Kaia heran.
"Iyaaa... Tapi kak, kali ini aja ya jangan bilang Mami atau tante Rasti." Mohon Naraya.
Olive dan Shania hanya bingung dengan kehadiran Kaia yang datang tiba-tiba dan terlihat akrab sekarang dengan Raya.
Kaia masih meletakan telunjuk di dahinya, menunjukan bahwa ia sedang berfikir.
"Kak! Malah diem aja." Panggil Raya.
"Oke aku gak akan bilang, syaratnya aku harus ikut." Tawar Kaia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Relationshit (Completed)
Ficção GeralAku yang salah, masalahnya ada padaku dan faktanya aku tidak bisa menahan semua itu. - Naraya Paramita Maaf, harusnya aku tidak memperumit masalah ini. Dan sekarang aku terjebak dalam perasaanku sendiri - Rasti Widyatama Kenapa harus kalian yang teg...