Hubungan Naraya dan Rasti kembali mesra, mereka mengatur pertemuan di belakang Sandra dan Kaia. Keduanya terlihat ahli untuk menyembunyikan perselingkuhan itu dari pasangan masing-masing.
Tapi tidak dengan kedua teman Raya, Olive dan Shania. Mereka merasakan adanya hubungan lebih dari sekedar pasangan ibu dan anak pada Raya dan Rasti.
Dengan rasa penasaran yang tinggi, akhirnya mereka berdua pun menyeret Raya yang baru menyelesaikan kelasnya menuju kantin.
"Hei.. Hei.. Kalian tuh kenapa sih pake nyeret-nyeret gini segala?"
"Kita cuma penasaran, jadi sekarang jawab jujur! Sebenarnya ada apa antara lo sama Miss Rasti?" Tanya Shania penasaran.
"Gak ada apa-apa, hubungan gue sama tante Rasti cuma sekedar kedekatan antra ibu sama anak, lagian sebentar lagi dia bakal nikah sama nyokap gue. So, wajar kan kalo gue keliatan akrab sama dia?" Meski awalnya terlihat kaget, Raya bisa menjawab pertanyaan Shania dengan santai.
"Kita gak buta Ray, lo pikir gue sama Shania bisa lo bohongin? Kita udah lama temenan dan kita tau kalo sikap lo dan Miss Rasti itu cenderung kayak orang pcaran." Olive sedikit sinis dengan ucapannya.
"Lo gak perlu khawatir buat jujur, kita gak akan ikut campur urusan lo. Tapi udah selayaknya sebagai temen buat ngingetin lo." Lanjut Olive.
"I know, tapi gue terlanjur cinta sama dia. Gue udah coba buat mengakhiri semuanya, tapi gue gak bisa. Gue luluh sama semua sikapnya tante Rasti." Lagi, Raya terjebak atas pilihannya. Baginya, ini hanya bom waktu sampai akhirnya sang Mami tau hubungan antara dia dan Rasti.
Bahkan Olive dan Shania pun tidak bisa berbuat banyak, bagi mereka cukup berada di sisi Raya dan mengingatkan setiap dampak dari pilihannya.
•••
Di lain tempat, Sandra tampak sibuk dengan tumpukan dokumen di depannya beberapa hari terakhir dia tidak punya cukup waktu untuk menghabiskan kebersamaan dengan Rasti dan Raya.
"Maaf Bu, setengah jam lagi kita ada janji pertemuan dengan vendor beserta modelnya untuk launching produk baru kita bulan ini." Ujar sekretaris Sandra.
"Ok, kamu siapin aja dulu kebutuhannya."
"Baik bu."
Sandra segera menyelesaikan beberapa dokumen di tangannya dan langsung bergegas menuju ruang meeting.
Meskipun dia seorang pemilik perusahaan, bukan karakternya untuk datang terlambat disetiap pertemuan.
Setelah memasuki ruangan sudah ada seorang perempuan berambut hitam, berwajah khas indonesia, sorot mata yang tajam tapi sama sekali terlihat sombong.
"Selamat siang, maaf sudah menunggu." Sapa Sandra
"Sandra? Kamu Sandra Pradipta alumni fakultas Hubungan Internasional Binus kan?"
"Emm, yaa.. Sorry apa kita pernah ketemu sebelumnya?"
"Astaga, ternyata kamu bener-bener luar biasa sekarang. Saking sibuknya lupa sama aku?"
Sandra masih mencoba mengingat siapa perempuan di depannya, meskipun dia seorang model dan artis terkenal, Sandra benar-benar tidak mengikuti perkembangan dunia hiburan.
"Seriously masih belum inget juga? Aku Fey, Freya Kandita inget? Kita sekelas di 2 tahun pertama. Terus aku pindah ke Paris."
"Ah.. Iya aku inget. Sorry aku gak terlalu update soal dunia entertain dan ingatanku kurang baik soal masalalu."
"It's okay, aku tau kamu wanita sibuk. Aku turut duka cita soal Alissa."
"Terimakasih. Jadi udah berapa lama balik ke Indo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationshit (Completed)
General FictionAku yang salah, masalahnya ada padaku dan faktanya aku tidak bisa menahan semua itu. - Naraya Paramita Maaf, harusnya aku tidak memperumit masalah ini. Dan sekarang aku terjebak dalam perasaanku sendiri - Rasti Widyatama Kenapa harus kalian yang teg...