Mobil sedan berwarna putih itu sudah masuk ke dalam garasi. Kaia sedikit meregangkan badannya karena ada kemacetan panjang akibat kecelakaan beruntun tadi. Ia pun melihat Naraya yang sudah tidur dengan lelap di sebelahnya. Tidak tega untuk membangunkannya alhasil Kaia mencoba untuk menggendong Raya sampai kamarnya.
Kaia sedikit terengah saat dia berhasil merebahkan Raya di atas kasurnya, ternyata berat badan raya lebih besar dibanding yang terlihat.
Kaia pun melepaskan sepatu dan aksesoris yang digunakan Raya. Jantungnya berdegup kencang ketika imannya sedikit terganggu, Naraya bahkan sangat cantik ketika terlihat dari dekat. Dia tidak yakin apakah bisa melanjutkan niatnya untuk mengganti dress Raya malam ini. Ia takut akan berujung hal lain nantinya. Akhirnya Kaia memutuskan untuk membiarkan Raya menggunakan dress itu untuk malam ini, walaupun ia yakin Raya akan sangat tidak nyaman.
Saat setelah menyelimuti Raya dan beranjak pergi, Raya terbangun dan menahan pergelangan tangan Kaia yang hendak meninggalkannya.
"Kakak di sini aja, temenin aku. Kepalaku sedikit pusing." Ucap Raya manja.
Kaia akhirnya mengalah dan beranjak ke sisi tempat tidur di samping Raya merebahkan badannya yang sudah lelah sejak tadi.
Raya pun menggeserkan badannya mendekati Kaia, memeluknya tanpa ragu. Sedangkan yang dipeluk masih diam menetrakan debaran jantungnya yang kini pasti sudah dapat didengar oleh Raya.
"Aku minta maaf udah bikin kakak marah, aku tau kakak khawatir sama aku. Untuk malam ini aja biarin aku peluk kakak. Aku kangen." Ujar Raya
Kaia hanya bisa mengangguk, kantuknya seketika menghilang akibat perlakuan Raya terhadapnya. Rasa nyaman yang sudah 4 tahun menghilang kini hadir lagi dan mungkin bertambah berkali-kali lipat.
Suara dengkuran halus sudah terdengar dari Raya. Mungkin ini akibat alkohol yang diminum Raya tadi.
"Maaf juga atas sikapku selama ini Ra, aku sadar aku salah selama ini. Aku pun gak tau apa sudah terlambat atau belum untuk memilikimu. Walaupun sudah, setidaknya aku mau terus ada di samping kamu. Biar orang menilai salah, aku rasa perasaan ini tidak pernah salah. Aku cinta kamu Ra." Ucap Kaia pelan
Raya yang sebenarnya belum benar-benar terlelap, hanya bisa tersenyum mendengar ucapan Kaia barusan. Tentunya Kaia tidak menyadari hal itu.
•••
Pagi menjelang Kaia sudah berada di dapur untuk menyiapkan sarapan, dibantu oleh Rasti yang datang atas permintaan kekasihnya. Sandra benar-benar khawatir karna Kaia tidak mengangkat telfonnya semalam.
"Kalian itu dari mana sih? Sandra sampe bangunin mbak subuh-subuh untuk ngecek keadaan kalian. Kenapa kamu gak angkat telfon Sandra semalem?" Tanya Rasti kepada Kaia.
"Aku cuma nemenin Raya pergi sama temen-temennya." Jawab Kaia santai.
"Tapi jangan sampe bikin Sandra khawatir. Mbak tuh pusing kalo dia udah marah-marah." Sahut Rasti.
"Iya mbakku sayang, aku udah ah, aku mau bangunin Raya dulu buat sarapan."
Kaia pun bergegas naik ke kamar Raya di lantai 2. Raya masih terlelap terbungkus selimutnya.
"Ra, bangun yuk. Kamu kuliah kan pagi ini?" Tanya Kaia.
"Hemm" Jawab Raya parau.
"Ayo mandi terus sarapan. Aku tunggu di bawah ya."
"Erghh" Erang Raya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Relationshit (Completed)
General FictionAku yang salah, masalahnya ada padaku dan faktanya aku tidak bisa menahan semua itu. - Naraya Paramita Maaf, harusnya aku tidak memperumit masalah ini. Dan sekarang aku terjebak dalam perasaanku sendiri - Rasti Widyatama Kenapa harus kalian yang teg...