four [kembali]

32.4K 3.2K 48
                                        

Aku membuka mataku rasa sakit yang amat sangat menyerang dada ku, setelah beberapa saat sakit itu menghilang.

Aku bangkit dari tidur ku melihat sekeliling kensegala arah, ini.... Kamar ku (?) Ya! Ini kamar lama ku!

Aku.... Apakah aku... Kembali kemasa lalu?!

Terima kasih Tuhan!

Ponsel ku berdering saat aku sedang asik berdoa, aku melihat ke nama yang terlihat pada ponsel itu

'sugar Daddy'

Hah?! Orang bodoh mana yang menyimpan nomor Naoki dengan nama seperti itu?!

Eh? Tu-tunggu Naoki? Berarti aku sudah bertemu dengan bajingan itu?! Sialan!

Ponsel ku kembali berdering dengan ragu akupun mengangkat telfon itu

"Ha-halo?"

"Yogo?"

"Hah? Kau sudah memanggil nama belakang ku?!" Pekik ku tanpa sadar

"Bukankah kau sendiri yang menyuruh ku untuk memanggil mu begitu?" Aku ternganga, ini.... Tanggal berapa kenapa bisa-bisanya sudah sejauh itu?!

"Iya terserah! Kenapa kau menelfon ku?"

"Soal pernikahan"

"Batalkan!"

"..."

"Batalkan pernikahannya! Jangan cari aku dan anggap saja semuanya tidak pernah terjadi!" Bentak ku lalu menutup telefon

Tanpa pikir panjang aku mengambil koper di lemari merapikan baju menyimpan barang berharga di koper. Kegiatan ku berhenti saat mendengar seseorang mengetuk pintu apartemen ku.

Tanpa berpikir aku bersembunyi di tempat yang paling aman menurut ku yaitu di kotak besar berisi seprai kotor.

Brak!

Seseorang mendobrak paksa pintu apartemen ku, suara derap langkah membuat jantungku berdebar kencang

"Cari Yogo di segala tempat! Aku tidak mau tahu dia harus ketemu hari ini juga!" Bentak Naoki pada anak buahnya.
Ya, dari suara itu aku langsung tahu bahwa itu adalah Naoki.

Beberapa saat kemudian suara keributan itu mereda, suara langkah kaki yang menjauh membuat ku memberanikan diri untuk keluar dari persembunyian.

"Aku akan mengubah masa depan! Tidak akan kubiarkan itu terjadi lagi!"

Aku mengunci pintu kamar ku, mulai menyambungkan seprai yang ada, setelah ku ikat ke tempat yang bagus aku mulai menjuntai kan seprai-seprai itu lewat jendela kamar ku, membawa tas berisi baju di punggung aku mulai turun dengan perlahan.

Setelah aku bisa turun dengan selamat seorang anak buah Naoki melihat ku dan berteriak, aku berlari menghindari nya

"Ketemu! Bagian belakang apartemen, di lahan kosong!" Dia terus mengejar ku

Lalu saat aku melihat gang sempit aku berbelok menyelinap dan bersembunyi, ternyata itu membuat nya terkecoh. Aku bernafas lega

"Oi!" Aku tersentak, berbalik perlahan. Aku menganga melihat siapa yang ada di depan ku sekarang

"Cebol!" Pekik ku tanpa sadar

"Hah?! Siapa yang kau bilang cebol?!" Aku menutup mulut ku dengan tangan ku sembari menggeleng kencang

"Eh? Sepertinya aku pernah melihat mu" ujarnya

"Kau melupakan ku? Ingatan mu jelek sekali" cibir ku yang mendapat tatapan tajam darinya

"Ini aku Yogo! Osaka Yogo! Kita tinggal di panti asuhan yang sama!" Ujar ku sedikit membentak

"..." Dia terdiam. Oh astaga si cebol ini....

"Orang yang memotong rambut mu saat kau tertidur, orang yang mendorong mu kolam tapi malah ikut tercebur juga, orang yang kau curi dalamannya, kau pernah mengira aku menyukai adik mu, orang yang-" "cukup!" Dia berteriak cukup keras. Ku lihat wajahnya sudah Semerah kepiting rebus, apa-apaan itu? Dia malu?

"Kau ingat tidak?" Tanya ku meragukan

"Iya! Aku ingat!" Aku mengangguk bangga

Dia adalah wakatori isaki saudara satu panti dengan ku, kami dulu sudah seperti kucing dan anjing, ia memiliki seorang adik perempuan yang bernama wakatori nanao

"Dimana adik mu?"

"..." Ekspresi nya berubah sendu

"Kenapa?"

"Nanao.... Dia.... Ada di rumah sakit" jawabnya

"Hah?! Bagaimana bisa?! Dia sakit apa?!"

"Gagal ginjal" Isaki menangis, dia berlutut lalu meraung

"Aku tidak punya uang.... Rumah sakit bahkan tidak memberinya obat" racaunya

Aku menghela nafas, menatap sendu sosok yang ada di depan ku ini. Tiba-tiba muncul ingatan saat Isaki memasak makanan di panti

"Isaki, kau memasak ini sendiri?"

"Ya.."

"Ini sangat enak!"

"Terima kasih, dulu aku selalu memasak sendiri untuk adikku"

"Hei, Isaki. Aku akan membantu mu" Isaki mendongak, ia menatap mata ku seolah mencari kebohongan

"Aku akan membiayai rumah sakit adik mu dan memberikan mu modal untuk membuka restoran" ujar ku

"Kau.... Kenapa?" Dia bangkit dan mengusap air mata nya

"Aku hanya ingin hidup santai tanpa harus bekerja" jawab ku. Isaki menganga

"Ayo kita bicarakan di rumah mu, aku lelah ingin tidur" Isaki hanya memutar bola matanya dan mengangguk

Not Again (bxb)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang