Teror - 5

723 110 14
                                    

BRAK!!

"Astaga! Taehyung!!"

Seokjin yang barusan membuka pintu dengan kasar, langsung menghampiri Taehyung yang sedang di tangani oleh dokter.

"Jimin, Namjoon, Kenapa Taehyung seperti ini?" tanya Seokjin sambil mengelus kepala Taehyung.

"Aku kurang tahu kenapa dia bisa begitu. Cuman, saat aku berada di depan rumah, tiba-tiba dia sudah tergeletak begitu dan pingsan, hyung." jawab Jimin dengan seadanya.

Seokjin menghela nafas panjang, dia mulai stress dengan semuanya.

"Baiklah, saya sudah mengobati luka yang ada di lehernya. Tadi terdapat sobekan yang cukup besar sehingga harus dijahit, tapi ini tidak terlalu serius karena sobekanya nggak terlalu dalam. Mungkin dia akan merasakan nyeri di bagian kepalanya. Maka dari itu, saya sudah siapkan obat yang akan dia minum nanti. " jelas dokter tersebut.

Seokjin, Namjoon, dan Jimin menghela nafas lega. Mereka lega kalau Taehyung baik-baik saja.

"Baiklah dok, terima kasih banyak." ucap Seokjin, lalu membungkuk 90 derajat, diikuti oleh Jimin dan Namjoon.

Dokter itu mengangguk, lalu meninggalkan Seokjin dan yang lain.

"Oh ya hyung! Kita kedatangan tamu spesial lho!" ucap Jimin kepada Seokjin dan Namjoon.

Seokjin dan Namjoon saling pandang, dan pada akhirnya menatap Jimin lagi. "Siapa?"

"Nanti dia akan datang!" ucap riang Jimin.

Tok, tok, tok.

Jimin dengan segera berlari ke arah Pintu kamar, kemudian dia membuka pintu itu dan disana terdapat Lee hyun dengan membawa air putih dan bubur.

Seokjin dan Namjoon membulat matanya, "Lee hyun hyung?!"

•••••

Yeonjun khawatir dengan kondisi Hueningkai.

Bagaimana tidak, seharian ini Hueningkai selalu melamun sembari mengusap tangan Taehyun.

Bahkan sejak tadi, Hueningkai terus menolak untuk makan siang.

Yeonjun memijat keningnya. Dia tidak bisa melakukan apapun lagi, kalau Hueningkai sudah melamun seperti itu, sudah susah.

Tiba-tiba, Hueningkai melihat Taehyun menggerakkan jari tanganya. Seketika dia membulat bola matanya, lalu menoleh ke arah Yeonjun.

"Yeonjun hyung! Taehyun sadar, hyung!!" teriak Hueningkai.

Seketika Yeonjun menghampiri ranjang Taehyun dan benar saja, jarinya bergerak.

Dengan cepat, Yeonjun menekan tombol merah untuk memanggil dokter. Dan beberapa menit kemudian, sang dokter dengan beberapa perawat datang.

"Mohon maaf, sebaiknya kalian tunggu diluar dulu. Biar kami akan memeriksa pasien Taehyun." ucap sang dokter.

Mereka berdua mengangguk, dan mereka langsung keluar dari ruangan Taehyun. Mereka dengan segera duduk di samping ruangan Taehyun, dan sesekali mereka juga berdoa semoga Taehyun baik-baik saja.

•••••

"Lee hyun hyung? Sejak kapan hyung pulang?" tanya Namjoon.

Kini, semuanya berada di ruangan tamu. Terkecuali Jimin yang sedang menjaga Taehyung.

"Baru saja hyung pulang." jawabnya sembari meminum secangkir coffee.

"Hyung kenapa tidak memberitahu kami kalau hyung bakal pulang hari ini?" ucap Seokjin.

Lee hyun tertawa, "Haha, aku sengaja. Supaya tidak merepotkan kalian dan anggap saja ini Surprise untuk kalian." ucapnya dengan senyum manisnya.

Seokjin dan Namjoon menghela nafas, dia sudah menduganya.

"Yasudah, aku keluar sebentar ya. Mau ke minimarket, mau beli makanan. Kalian ini kebiasaan, membiarkan kulkas kosong." ucap Lee hyun.

Seokjin menyengir, "Hehehe, maaf hyung. Aku lupa membeli makanan." ucapnya sembari mengaruk kepala tidak gatal.

Lee hyun memutar bola matanya, lalu dengan segera mengambil kunci mobilnya dan berjalan keluar.

Tepat saat Lee hyun keluar, tiba-tiba handphonenya Seokjin berdering.

Seokjin mengambil benda persegi panjang itu, lalu menempelkan benda itu di telinganya.

"Iya Yeonjun? Ada apa?"

"Hyung! Taehyun sudah sadar!"

"Benarkah?! Baiklah, aku akan segera kesana sama Namjoon."

"Baiklah hyung."

Tut.

"Kenapa, hyung?" tanya Namjoon yang asik makan keripik.

"Taehyun sudah sadar, kita kerumah sakit, yuk?" ajaknya.

Namjoon mengangguk setuju, dia meletakkan keripik di meja, lalu mereka berdua bersiap-siap untuk pergi menuju kerumah sakit.

•••••

Seorang dengan santainya berjalan menuju ke markasnya.

Terdapat seorang pria yang kini menunggu orang yang baru saja datang.

"Kerja bagus, kawanku." ucapnya sembari membenarkan kacamatanya.

Pria itu tersenyum, "Jadi, apa rencanamu selanjutnya?" tanyanya. "Menurutku, sebaiknya kau langsung ke intinya saja." lanjutnya sembari meminum wine.

Pria itu menggeleng, "Jangan dulu. Belum waktunya untuk ke intinya. Aku mau menjalankannya sesuai rencana yang sudah ku siapkan." ucapnya dengan bangga.

Pria itu memutar bola matanya, "Terserah kaulah. Jadi, apa rencanamu?"

Pria berkacamata itu menatap temannya itu, lalu dia smirk.
















































"Mencelakai, Kim Namjoon dan juga, Choi Soobin."

Tbc.
Hai semua, aku back!
Maaf ya aku jarang banget Update T_T

Okeh, jangan lupa vote and comment!!^^
See you~

Teror | Bighit Family✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang