Teror - 9

564 89 6
                                    

"Kami pulang!!"

Hening.

Yeonjun heran, begitu juga dengan Taehyun. Mereka baru saja sampai dari rumah sakit, dan sekarang kenapa sepi seperti ini.

"Hyung, kenapa sepi begini?" tanya Taehyun.

Yeonjun menggeleng, "Aku tidak tahu, Taehyun-ah. Coba kita masuk ya."

Yeonjun dengan segera mendorong kursi roda Taehyun. Dan di ruang tengah, tepatnya didapur, mereka terkejut. Karena disana berantakan. Yah, sungguh berantakan.

"Lho, hyung. Kenapa didapur berantakan sekali?"

Yeonjun mengambil ponselnya di sakunya, mencari nomor yang ia ingin hubungkan. Setelah ketemu, dia menghubungkan orang yang ingin dihubungkan.

"Yeoboseyo?"

"Ahh, Yoongi hyung. Kalian kemana? Aku sudah dirumah bersama Taehyun"

"..."

"Yoongi hyung?"

"Eh? Maaf Yeonjun. Itu, aku dan yang lain s-sedang berada dirumah sakit"

"Mwo?! Rumah sakit?! S-siapa yang sakit, hyung?!"

"Namjoon dan Soobin."

•••••

Di rumah sakit.

Mereka semua sedang merawat Namjoon yang masih saja belum sadar.

Sedangkan Soobin.

Dia kritis.

Akibat keracunan.

Sebagian ada yang menjaga Namjoon di ruang rawat, sebagiannya lain menjaga Soobin di ruangan ICU.

Di ruang rawat.

Seokjin, Yoongi, Taehyung, dan Jungkook kini sedang menunggu Namjoon sadar. Mereka semua hanya melamun, entah kemana kini pikirannya.

"Jin Hyung."

"Ne?"

"Siapa yang telah melakukan ini semua?"

"Hyung juga nggak tahu, Taehyung."

Taehyung hanya menghela nafas, lalu dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Yang jelas, pasti orang yang telah meneror kita." ucap dingan Yoongi. Seokjin mengangguk, "Aku juga berpikiran seperti itu."

"Oh ya hyung, aku menemukan kertas di saku Namjoon saat kita membawanya ke rumah sakit." ucap Jungkook.

Seokjin, Yoongi, dan Taehyung menoleh, "Kertas apa?" tanya bersamaan.

Jungkook mengeluarkan kertas itu dari saku celananya, lalu memberikan kertas itu kepada Seokjin.

Seokjin mengambil kertasnya, lalu membukanya, dan seketika terdiam.

Yoongi dan Taehyung saling menatap heran, lalu menatap hyungnya, "Isinya apa?" tanyanya.

Seokjin seketika meletakkan kertas itu ke meja dengan keras, membuat yang lain terkejut. "Hyung, ada apa?!!"

Nafas Seokjin tak beratur, lalu dia menghembuskan nafasnya secara perlahan, "Kalian, lihat saja sendiri." lalu dia menyadarkan punggunya ke sofa dan memenjamkan matanya.

Yoongi, Taehyung, Jungkook langsung melihat isi kertas itu di meja, dan semuanya langsung menegang.



























"Gimana? Senang kan? Apa kurang? Tenang, masih ada kejutan lagi kok untuk kalian. Nanti pasti makin menyenangkan!! Ditunggu kejutannya ya!!"

•••••

Sementara di ruangan ICU.

Hoseok, Jimin, Beomgyu, dan Hueningkai sendari tadi memerhatikan Soobin yang kini berbaring lemah di ranjangnya.

"Soobin hyung, kapan bangunnya? Nggak capek ya tidur terus?" ucap Hueningkai, namun tidak dijawab oleh Soobin.

"Beomgyu, Hueningkai, kita keluar yuk. Biarkan Soobin istirahat, kita doakan saja ya." ucap Hoseok sambil mengusap kedua adiknya itu.

Jimin mengangguk setuju, "Apa yang dikatakan Hoseok hyung benar, kita juga harus istirahat. Kalian juga belum makankan? Kita makan saja dulu."

"Tapi, siapa yang bakal jagain Soobin hyung?"

"Biar hyung aja yang jagain."

Seketika semua menoleh ke arah pintu ICU, dan disana ada Yeonjun dan Taehyun yang baru saja sampai.

"Biar hyung saja yang jaga Soobin, kalian makan saja dulu. Dan, tolong bawa Taehyun juga ya, dia belum makan." ucap Yeonjun dengan lembut.

"Hyung! Aku juga ingin disini!" rengek Taehyun. Namun, Yeonjun menggeleng. "Nggak, kau belum makan. Ingat apa kata dokter?" dan Taehyun hanya menghela nafas pasrah.

Melihat keduanya, Hoseok tertawa, "Hahaha, yasudah. Kita keluar dulu ya, ayok kita keluar." semuanya mengangguk, lalu mereka semua keluar dari ruangan ICU.

Dan kini hanya sisa Yeonjun yang ada di ruangan ICU. Dia berjalan menuju ranjang Soobin, lalu dia duduk yang ada kursinya, dan memerhatikan Soobin yang masih memejamkan matanya.

"Soobin-ah, semoga kau cepat sadar ya."

•••••

Pria misterius itu membantingkan badannya ke sofa empuk di markasnya. Dan dia langsung melempar obat racun itu ke sampingnya.

Pria itu menatap langit-langit rumahnya, lalu pandangannya kini tertuju pada foto dua orang yang sedang tersenyum cerita.

Pria itu berjalan menuju foto itu, dan saat dia sudah sampai, dia mengambil foto itu dan balik lagi ke sofanya.

Dia mengelus foto itu, lalu dia langsung merobek kertas itu dengan senyuman jahatnya. Dan seketika itu juga, dia tertawa. Tawa jahat.






































"HAHAHAHA, Rasakan itu!! Dan setelah ini, kalian berdua akan habis! Ditanganku, Tn. Kim dan Tn. Choi~ HAHAHAHA"



TBC.
okeh... No crepy, i know :V
Tuh, dah aku kasih kode korban utamanya ya :V dua orangg~
Jangan lupa vote and comment!!
See you~~~

Teror | Bighit Family✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang