Teror - 10

584 77 8
                                    

"Hyung!!" teriak Jimin di ruangan Namjoon.

"Aish, bantet! Berisik! Lo kira ini hutan?!" protes Taehyung yang sedang memain games di ponselnya.

"Bodoamat, alien. Yang lain pada kemana?" tanya Jimin, dia langsung duduk di samping Taehyung.

"Ke kantin."

"Lah, kau sendiri nggak ikut?"

"Ngapain? Nitip pun jadi."

Jimin menghela nafas geram, "Lo nggak bosan?"

"Selagi ada games, kenapa gue merasa bosan?"

Jimin menghela nafas. Lagi.

Saat Jimin ingin ke ranjang Namjoon, dia tidak sengaja melihat sebuah kertas terlipat di meja dekat dengannya.

Jimin sesekali menoleh ke Taehyung, yang ternyata masih sibuk dengan ponselnya. Pandangan Jimin kembali ke kertas itu, lalu dia mengambil kertas itu, membukanya, dan melihat isi kertas itu.

Deg.

Jimin mematung, setelah dia membaca isi kertas itu.

"Bagaimana?"

"Astaga!!" teriak Jimin, lalu dia langsung memukul lengan Taehyung. "Aish! Buat gue kaget aja!"

Taehyung tertawa, "Lagian lo negang amat. Jangan terlalu negang begitu, nanti disangka orang lo kesurupan."

Puk!

"Aw!" ringis Taehyung setelah dapat pukulan dari Jimin.

"Tet, ini... Kertas dapet dari mana?"

"Saku Namjoon, saat mau dibawa ke rumah sakit."

Jimin memandangi kertas itu, "Kenapa, setelah gue baca kertas ini. Perasaan gue jadi nggak enak."

Taehyung mengenyit, "Maksud?"

"Gue takut, Taehyung. Gue takut, akan terjadi sesuatu yang diluar batas wajar dari teror ini, Taehyung." ucap Jimin dengan cemas.

Taehyung merangkul Jimin, "Yak! Jangan berpikir seperti itu! Aku yakin, itu nggak bakal terjadi. Tidak akan. Kita hanya harus lebih waspada lagi." ucapnya. Dan Jimin hanya bisa mengangguk.

Saat mereka sedang berbincang-bincang, tanpa mereka sadari tangan Namjoon bergerak memberi sinyal.

Taehyung yang melihat itu, langsung mendorong Jimin dan menghampiri ranjang Namjoon.

"Yak! Taehyung alien!! Kenapa kau mendorong aku!!"

Taehyung yang sudah berada di samping ranjang Namjoon, masih melihat jari Namjoon yang bergerak. "Tangan Namjoon hyung bergerak."

Jimin terdiam, lalu dia menyusul Taehyung. Dan benar saja, tangan Namjoon bergerak.

"Kau benar, sebaiknya kita panggil dokter." dan Taehyung mengangguk setuju.

Jimin langsung menekan tombol rumah sakit itu untuk memanggil dokter, beberapa menit kemudian dokter dan para perawat sudah datang ke ruang Namjoon. Dan disaat itu juga, Namjoon membuka kedua matanya.

"Namjoon hyung." panggil duo soulmate ini saat Namjoon menatap mereka berdua, "Kalian..." ucapnya dengan pelan, sangat pelan.

"Taehyung, Jimin, tolong kalian keluar dulu. Aku akan memeriksa keadaan Namjoon dulu." ucap dokter itu.

Jimin dan Taehyung mengangguk, lalu dia langsung keluar dari ruangan Namjoon.

•••••

"Hyung-hyung."

"Wae?"

"Kenapa muka kau kusut begitu? Ada apa?"

"Tidak apa-apa."

Jungkook menatap Hoseok heran, "Jangan bohong, hyung. Aku tahu kau pasti ada masalah. Ceritakan pada kookie." ucapnya.

Hoseok tersenyum, lalu dia mengelus kepala Jungkook. "Tidak apa-apa, hyung hanya lelah saja."

"Yasudah, kita kembali ke ruangan Namjoon hyung yuk! Biar hyung juga istirahat." ucap Jungkook.

Hoseok tertawa, "Okeh, tapi hyung mau ke kamar mandi dulu. Kau pergi duluan ke ruangan Namjoon, okey?" dan Jungkook mengangguk setuju.

Hoseok langsung pergi ke kamar mandi, sedangkan Jungkook masih berada di kantin. Tepatnya di tempat meja makan.

Saat Jungkook ingin pergi dari kantin, dia melihat seorang pria dengan masker mengikuti Hoseok dari belakang. Awalnya, Jungkook merasa aneh sama pria itu, lalu mengikutinya juga. Tapi dia langsung menggelengkan kepalanya, "Ah, kau kenapa sih, Jungkook." dan dia langsung pergi ke ruangan Namjoon rawat.

Saat dia dalam perjalanan, Jungkook melihat Beomgyu yang sedang berlari ke arahnya, lalu dia langsung menarik tangan Beomgyu. "Hyung!!"

"Kenapa Beomgyu?"

"Anterin aku ke kamar mandi!!!"

"Lho, kau—"

Ucapan Jungkook terpotong karna Beomgyu langsung menarik diri Jungkook untuk ikut ke kamar mandi.

"Yak! Beomgyu! Jangan tarik tanganku!!"

•••••

"Ahh, akhirnya lega juga."

Hoseok sekarang sudah berada di wastafel. Dia mencuci tangannya, setelah itu dia menatap ke arah cermin, terdapat dirinya dengan rambut berantakan.

"Astaga, kenapa rambutku berantakan." lalu dia segera merapihkan rambutnya itu.

Setelah dia merapihkan rambutnya, dia langsung bergaya didepan cermin, "Ck, Jung Hoseok. Kau memang tampan." lalu dia langsung berjalan keluar dari kamar mandi.

Namun, saat dia sedang berjalan menuju ke ruangan Namjoon, seseorang memegang bahu Hoseok dengan kuat. Karna merasa sakit, Hoseok berbalik dan,

Bugh!!!

Orang itu langsung meninju Hoseok dengan keras, sampai Hoseok terjatuh.

"Apa yang kau lakukan?!!!" teriak Hoseok pada orang itu. Orang itu berjalan ke arahnya, lalu dia mengeluarkan sebuah benda tajam.

Pisau.

Hoseok kaget, dia langsung mundur walau dia masih terduduk. Orang itu masih berjalan ke arah Hoseok sembari menondongkan pisaunya kearahnya.

Hingga tembok kini menghalangi Hoseok buat kabur dari orang asing itu. Dia terjebak.

Dan di lorong itupun juga sepi. Tidak ada seseorang pun.

"Sebenarnya, kau, bukan orang yang aku incar dari saudara-saudaramu. Tapi, karna kau belum aku teror. Jadi, aku akan menyakitimu. Bahkan bisa aku membunuhmu."

Orang itu menduduk, menyamakan posisi Hoseok. Lalu, pisaunya kini menyentuh leher Hoseok, membuat Hoseok menegang dan dia langsung menutup kedua matanya.

"Ucapan selamat tinggalmu, kepada semuanya. Jung. Hoseok." lalu dia menjauhkan pisau itu, dan...
































Sring!!!!

Bugh!!!!

TBC.
Akhirnya update juga T_T
Kurang ya? I know :(

Okeh jangan lupa vote and comment-!!
See you~~

Teror | Bighit Family✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang