TRENTE

2.4K 469 131
                                    










━━━selfish.













Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













TERCAPAI sudah mimpi Agustine. Aku dan Regulus adalah sepasang kekasih.

Di malam itu, Regulus Black benar-benar mengantarku pada Agustine. Ia meminta maaf pada sahabatku itu karena membawaku sangat lama. Berniat menyelamatkanku agar kawan-kawanku tidak marah karena aku kabur dari pesta. Pemuda itu meremas tanganku terlebih dahulu lalu pergi ke asramanya.

Tanpa melirik dua kali, Agustina Cornor tahu apa yang telah terjadi. Ia menginterogasiku semalaman. Eunice pun tahu. Tetapi aku meminta mereka agar tidak membahas hal ini lagi karena aku merasa malu. Sampai sekarang ketiga sahabat lelakiku yang lain tidak tahu menahu soal hubunganku dengan Black muda. Aku sedikit takut dengan Prince Fireblue.

Selama liburan, Kreacher (masih) dengan senang hati menghantarkan surat Regulus. Peri Rumah itu semakin ramah setiap harinya. Ayah hendak memberi Kreacher syal karena bulan Desember sungguh dingin, namun Ibu menahannya sebelum itu terjadi. Kata Ibu, kami tidak memiliki hak atas Kreacher. Hanya keluarga Black saja yang dapat melakukan hal itu. Akupun tahu, jika keluarga Black memberi Kreacher pakaian, ia akan bebas.

Ayah pasti akan mendumal soal perbudakan di dunia sihir. Peri Rumah memang bertugas seperti ini. Masalahnya hanya di majikannya. Tak banyak dari kaum mereka yang diperlakukan semena-mena. Mungkin Hogwarts adalah satu-satunya tempat yang bersahabat bagi Peri Rumah, dimana mereka bisa bekerja dengan aman tanpa kekerasan.

Kali ini Regulus menurutiku untuk tidak terlalu sering merepotkan Kreacher. Ia mengirim surat setidaknya seminggu sekali. Paling cepat tiga hari sekali. Rasanya berbeda dengan yang dulu, tapi tidak masalah. Kesibukan Regulus bukan hanya menulis untukku.

Suatu sore, Regulus datang. Ia meminta izin pada Ayah dan Ibu untuk membawaku pergi. Sebelumnya ia diinterogasi oleh Ibu. Aku tak pernah melihat beliau begitu khawatir. Tapi Ayah cepat menyelamatkan Regulus dengan menyuruh kami pergi sebelum sore.

"Kau sudah tidak takut ketinggian," tutur Regulus saat kami berada di atas awan.

Lagi-lagi Regulus mengajakku terbang menggunakan sapunya. Kami terbang begitu jauh sampai aku dapat melihat lautan biru terbentang luas.

"Lumayan," balasku sembari mengeratkan peganganku pada jaket Regulus Black.

Jantungku memang masih berdebar, namun aku yakin pada Regulus. Aku pasti aman berada di ketinggian ini.

Regulus masih berputar di udara, mencari tempat aman untuk mendarat. Kami turun persis di sebelah bebatuan. Regulus menyelipkan sapunya di sana.

"Mengapa tidak kau kecilkan saja sapumu dan kantungi?" Saranku.

[✓] 𝐓𝐎 𝐘𝐎𝐔𝐑 𝐂𝐎𝐍𝐒𝐓𝐄𝐋𝐋𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍 𝐀𝐍𝐃 𝐁𝐀𝐂𝐊 | Regulus BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang