TRENTE HUIT

1.7K 326 117
                                    





━━━rest.












Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












PERTANDINGAN quidditch tadi masih tergambar jelas di otakku. Mengingatnya saja mampu membuat tungkai lemas dan perut dililit. Seolah aku sendiri yang dilempar dari tribun di lapangan.

Memori bludger terarah padaku setelah dipukul oleh beater Slytherin tertanam di kepalaku. Agustine sudah berancang-ancang untuk melindungiku, tangan Robert juga menyentuh lenganku, namun aku tak merasakan apapun setelah mendengar suara 'BUK' keras.

Saat kubuka mata, aku melihat Regulus jatuh. Aku melihat ekspresinya sekilas. Seolah pemuda itu sudah ikhlas. Padahal sedikit lagi timnya memenangkan pertandingan karenanya. Dan karenanya pula, timnya menghadapi kegagalan. Tak berpikir aku sedang berada di ketinggian, aku menengok ke bawah, merapalkan mantera Aresto Momentum agar tak sakit jatuhnya.

Untuk yang pertamakali aku menganggap Regulus Black hilang akal. Pemuda itu selalu berpikir untuk bertindak. Pemuda itu juga cukup ambisius untuk tidak mengacaukan pertandingan quidditch dengan melukai dirinya.

Sekarang aku berdiri di sebelah ranjang Regulus. Membantu Madam Pomfrey mengobati lukanya. Sayang sekali Regulus cedera. Ini lebih parah daripada Agustine saat itu. Lengan dan pergelangan tangan Regulus patah. Entah bagaimana cara pemuda itu menangkis bludger.

"Tolong ambilkan Skele-Gro, Nona Bright," titah Madam Pomfrey.

Aku terbangun dari lamunanku dan bersegera menuju lemari. Aku mengambil ramuan seperti yang Madam Pomfrey pinta.

"Terimakasih," tutur Madam Pomfrey.

"Sama-sama, Bu," balasku.

Regulus melihatku. Aku tersenyum padanya. Wajahnya masam. Mungkin sama seperti Agustine yang terpikirkan dengan pertandingannya.

Madam Pomfrey menuangkan ramuan itu pada gelas dan meminta Regulus meminumnya. Tanpa membantah, Regulus meneguknya cepat. Aku sampai kagum dengan kecepatannya meminum obat. Wajahnya berkerut setelah selesai minum. Aku tergelitik untuk tertawa, tapi Regulus pasti tak suka aku menertawakannya.

Ekspresi Regulus berubah datar dalam satu kedipan mata. Pemuda itu selalu begitu, tak ingin terlihat lemah.

"Kuletakkan ramuanmu di sini. Kau harus meminumnya dengan teratur dua kali sehari. Jika butuh sesuatu, kau dapat memanggilku atau Nona Bright," jelas Madam Pomfrey lembut sembari meletakkan botol Skele-Gro di atas nakas.

"Terimakasih," tutur Regulus.

"Anytime, dear. Istirahatlah." Madam Pomfrey tersenyum lalu pergi ke mejanya.

[✓] 𝐓𝐎 𝐘𝐎𝐔𝐑 𝐂𝐎𝐍𝐒𝐓𝐄𝐋𝐋𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍 𝐀𝐍𝐃 𝐁𝐀𝐂𝐊 | Regulus BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang