───try to fix it.
"KAU sudah pulang!" seru Bibi Sofie ceria. Aku tersenyum tipis pada Bibi Sofie lalu menutup pintu perlahan.
"Di mana kekasihmu? Ia sudah pulang?"
'Kekasihmu'
Mendengar itu air mataku berdesakkan ingin keluar. Aku menghirup napas berat dan menghembuskannya secara perlahan-lahan.
"Kuharap ia sudah sampai rumah," bisikku sembari meletakkan mantel dan syal di gantungan.
Aku baru ingat. Bagaimana cara Regulus pulang? Ia tak bisa ber-apparate, ia tak mendapat izin. Aku meninggalkannya begitu saja. Bagaimana - ah! Untuk apa aku memikirkan Tuan Black Muda? Ia pun tak memikirkan diriku. Meski aku meragukannya.
Bibi Sofie tak mengatakan apapun. Melihatku pergi bersama Regulus namun pulang tanpanya pasti membuat Bibi Sofie sedikit merasa ada yang salah. Kurasa beliau mengerti.
Aku merebahkan diri di kasur. Kali ini kubiarkan air mataku habis sampai langit-langitku buram.
· · ────── ☆ ────── · ·
Paman Marc berniat mengantarku menuju kastil Hogwarts langsung menggunakan mobil, namun aku merasa sungkan. Paman masih memiliki banyak kesibukan. Menghabiskan seharian di jalan tidak menyenangkan. Jadi aku duduk di bangku panjang di peron 9¼, menunggu kereta. Kupinta Paman Marc untuk pergi saja dan tidak usah menungguku.
Keramaian stasiun menumpuk dengan kerasnya suara di kepalaku. Aku tak bisa mengatakan pada Paman dan Bibi perihal Regulus seorang Pelahap Maut, ia bisa-bisa ditangkap. Aku hanya kasihan padanya. Ia masih di bawah umur. Atau mungkin aku memang sudah dibutakan olehnya. Semua dilemaku menjadi kemelut sampai tengkorakku seperti diketuk-ketuk seakan semua kerusuhannya dapat meledak kapan saja.
Aku memejamkan mata sejenak. Mengapa aku merasa lelah?
"Hey, Badger!"
Aku mendongak. Sirius Black yang tinggi nan tampan berjalan menghampiriku. Sirius tersenyum lebar sekali, matanya berbinar terang. Ia mengenakan mantel cokelat kemerahan yang sangat tebal. Entah darimana ia dapat menemukanku di sini. Yang jelas Peta Maraudernya tak bisa melacak di luar Hogwarts.
"Aku amat sakit hati kau tidak membalas surat-suratku," tutur Sirius sembari duduk di sebelahku.
Surat-surat dari Marauder masih menumpuk di meja belajarku. Tak tersentuh. Betapa kesal diriku pada mereka. Terutama Sirius Black ini. Mengapa ia tak jujur saja padaku? Apakah begitu mudah untuk menyembunyikan kebenaran? Mereka sering membelit-belitkan perihal Regulus Black adalah seorang Pelahap Maut. Memintaku menjauhi Regulus tanpa memberi alasan apapun. Bagaimana bisa aku menuruti mereka?
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 𝐓𝐎 𝐘𝐎𝐔𝐑 𝐂𝐎𝐍𝐒𝐓𝐄𝐋𝐋𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍 𝐀𝐍𝐃 𝐁𝐀𝐂𝐊 | Regulus Black
Fanfiction❝I know I don't deserve you.❞ Ia selalu ada ketika kamu menatap langit di kontelasi Leo tepat di bintang yang paling terang. ⌗ Regulus Black x OC Marauders' era