TRENTE CINQ

1.9K 382 78
                                    







━━━diagon alley (2).







Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







TIDAK banyak surat yang datang dari Regulus Black. Akupun tidak berani menulis untuknya karena takut keadaan rumah Regulus sedang kacau. Terakhir kali ia bersurat padaku bebarengan dengan sekotak besar cokelat. Suratnya lumayan panjang. Tak kusangka Regulus cukup puitis. Tulisannya indah, namun terkesan menahan diri, tidak ingin menunjukkan emosinya secara gamblang walau dalam hitam di atas putih. Yang ia ceritakan hanya yang baik dan elok. Aku agak lega membaca surat itu.

Aku bersiap diri menuju Diagon Alley sendirian. Ini kali pertamaku ke sana tanpa didampingi siapapun.

Aku memberi makan Winnie dan Chocochips lalu turun ke bawah untuk pamit.

"Ayah?"

Aku menengok pada teras belakang. Ayah sedang memberi makan pada Hufflepuff sebelum lidahnya kemana-mana dan membuat rumah berantakan.

"Sudah mau berangkat?" tanya Ayah setelah menoleh.

"Iya."

"Dengan R.A.B?"

"Sendirian."

"Sayang sekali. Baiklah hati-hati."

Aku melihat Ibu sedang berkutat dengan tumbuhan herbalnya. Biasanya tidak bisa diganggu.

"Ibumu sedang sibuk."

Aku terkekeh dan melambaikan tangan kecil pada Ayah lalu ber-apparate menuju Diagon Alley. Aku sempoyongan ketika sampai di salah satu jalannya. Dadaku berdebar kesenangan. Tanganku menggenggam tas biru kecil hadiah Natal dari Regulus. Masih dapat menampung berbagai macam hal.

Aku menuju toko Madam Malkin terlebih dahulu untuk mengukur baju. Butuh waktu lama untukku bertumbuh dan di tahun terakhir inilah seragamku sudah kekecilan. Padahal sejenak lagi lulus.

Setelahnya menuju Flourish and Blotts membeli buku-buku sihir. Aku juga selalu berbelok pada toko buku lain. Pada akhirnya aku harus berhemat dan hanya melihat-lihat saja.

[✓] 𝐓𝐎 𝐘𝐎𝐔𝐑 𝐂𝐎𝐍𝐒𝐓𝐄𝐋𝐋𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍 𝐀𝐍𝐃 𝐁𝐀𝐂𝐊 | Regulus BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang