Setelah jadi pendengar kisah-kisah memilukan Sela yang selalu tinggal sendiri di rumah sebesar itu, membuat Tara menjadi kasihan karena Sela yang dia kenal ceria ternyata menyembunyikan sejuta kisah menyedihkan. Berbeda dengan dirinya yang menunjukkan pada dunia bahwa dia tengah banyak masalah tapi tidak banyak orang yang peduli.
Dari Sela, Tara bisa mengambil pembelajaran bahwa seberat apapun beban hidup, kita berhak tersenyum dan memberikan senyuman semangat untuk orang lain. Menyembunyikan kebenaran tentang diri memang menyakitkan tapi akan lebih menyakitkan jika mengurung diri dari masalah itu.
Sayangnya sulit bagi Tara untuk membuka diri. Dia tersembunyi di balik awan senja. Tidak berani menampilkan sosok sebenarnya dari dirinya yang berkualitas tanpa ada embel-embel rasa takut bagi orang yang kagum dengan apa yang dimilikinya.
Pukul 10 malam, sudah waktunya Tara untuk bergegas mencari alasan untuk pulang. Bukan pulang melainkan bekerja di klub malam. Tara tidak ingin jika Sela tau bahwa dia bekerja ditempat seperti itu walau jelas dia tidak melalukan pekerjaan yang tercela.
"Kenapa harus buru-buru pulang? Elo, kan, enggak sekolah, elo bisa temenin gue tidur."
"Iihh najis." Sewot Tara jijik.
"Eh bukan maksud gitu, kita kan bisa pesta piyama, nonton film horor sampai tengah malam."
"--Terus elo enggak tidur, bangunnya kesiangan akhirnya bolos sekolah." Potong Tara, ucapannya seperti emak-emak yang anaknya mau nginep di rumah temannya.
"Mama gue ajah enggak ngelarang, kok elo kayak emak-emak gitu ngomongnya. Jadi pengen punya mama kayak elo." Sela memeluk Tara dari samping.
Tara langsung melepaskan diri, risih.
"Kalau pun elo jadi anak gue, sudah gue gintes kayak kutu rambut dari kecil." Tara tertawa.
"Kejam banget."
Tara semakin meninggikan tawanya.
Sesampainya di pintu gerbang, Sela sudah berkali-kali membujuk Tara agar diantar naik supir tapi selalu saja menolak. Gadis itu benar-benar keras kepala, dia tidak tahu jika dipikiran Sela saat ini tidak karuan, takut jika terjadi apa-apa pada temannya itu.
Tara sampai pusing dibuat Sela karena kekhawatirannya yang tak bisa dicegah, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi Tim untuk datang menjemput.
Pacaran bohongan ini benar-benar bisa diandalkan, terlebih ketika Tim mau saja disuruh Tara. Iya karena ada rasa juga Tim mau melakukannya. Lebih dari peduli melainkan sayang.
"Kalian bikin gue envy!" Sela cemberut melihat Tara yang naik motor Tim, mereka terlihat serasi.
"Apa sih? Kayak anak kecil ajah."
"Kalau gitu, mending elo naik supir gue dari pada gue nonton adegan icikiwir kayak gini, sakit dada gue Tar." Sela memang gadis dramatis.
"Udah dulu, gue pulang duluan. Thanks yah tugasnya." Pamit Tara dari pada harus melihat Sela lebih dramatis lagi.
"Iya, kapan-kapan nginep di rumah gue, yah!" Sela melambaikan tangannya.
"Elo ngajak gue nginep?" Sahut Tim, Tara langsung memukul punggung.
"Bukan elo, tapi ke gue." Sewot Tara.
"Ya ampuun kalian so sweet banget. Sumpah. Buruan pergi deh! Gue jadi kebelet pengen punya pacar." Antara seneng dan ngusir, Sela memang dramaqueen.
*****
Selama diatas motor, tidak ada percakapan. Tim juga tidak membahas soal Rani di sekolah. Dia tahu betul kalau Tara butuh waktu untuk bercerita, terlebih Rani berambisi untuk mendapatkan Tim.
Sesampainya dihalaman parkir. Tara turun dan memberikan helm kepada Tim.
"Maafin gue."
"Untuk apa minta maaf?" Tara terkejut.
"Iya karena tadi disekolah. Gue gak tahu kalau Rani bakal senekat itu." Sesal Tim.
"Mangkannya kalau punya gebetan itu yang bener, masak elo mau pacaran sama mak lampir kayak dia." Nada Tara kesal, diingatkan kembali.
"Mangkannya itu aku masih bersamamu."
"Jangan pakai aku kamu deh. Geli tau!"
"Harusnya kita coba?" Tim sudah turun dari motornya, merangkul Tara dari samping, menggoda.
"Gue putusin baru tau rasa." Tara menepis pelukan itu, berjalan menjauh tapi Tim terus menempel.
****
Sudah ada stok cerita.
Seminggu sekali update.Malam jum'at kayaknya enak nih update cerita ini.
Partnya gk panjang2 amat.
Cepet kelar gk tarik ulur kayak layangan.
![](https://img.wattpad.com/cover/229274529-288-k776339.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cara Kematian Tara
JugendliteraturAkan dijelaskan bagimana Tara telah melakukan beberapa cara untuk mengakhiri hidupnya. Sepertinya dia tak tahu bukan hanya 4 cara kematian yang sudah ia lakukan. Ternyata cara ke 5 ampuh membuatnya benar-benar menghilang, cara ke 5 itu dikenalkan ol...