Tara dan Tim sepakat melewati pelajaran pertama, saat pelajaran kedua, mereka masuk ke kelas masing-masing.
Seperti tanpa dosa, Tara berjalan masuk kedalam kelas, sudah disambut tatapan sinis dan jengkel dari Sela karena dia sudah membantu Tara untuk membolos satu mata pelajaran. Tara harus bersyukur, karena dipertemukan teman yang bisa di andalkan. Sepertinya bukan lagi teman, tapi sahabat.
Yang paling dibenci dihari ini dan hari-hari selanjutnya adalah duduk seharian dengan Bara. Lelaki itu banyak bertanya, sama seperti Sela tapi bedanya, pertanyaannya selalu menjerumus pada kematian. Seharusnya Tara menyukai pembahasan kematian. Sayangnya, Tara tidak suka membicarakan kematian pada sembarang orang, apalagi orang itu baru di kenal atau sok kenal.
Bukan apa-apa, Tara hanya ingin menjaga privasi tentang keinginan mengakhiri hidupnya agar tidak terbongkar.
"Bagaimana? Sudah menemukan cara yang ampuh untuk bunuh diri?" Tanya Bara.
Tara tak menjawab, lebih memilih menulis apa yang ditugaskan oleh Guru.
"Aku bakal ngasih tahu ke kamu cara ke lima, cara ini paling ampuh untuk mengakhiri hidup."
Tara benar-benar terganggu. Baru kali ini, dia ingin sekali membunuh seseorang. Jika saja membunuh tidak dosa, dia akan melakukannya sekarang juga. Ocehan Bara membuat Tara semakin muak. Gadis itu bangkit, membuat terkejut seisi kelas termasuk lelaki yang duduk disampingnya. Tara berjalan menghampiri guru.
"Ini tugas saya, Bu. Saya mau pamit keluar." Tara menatap sinis Bara.
Sepasang mata meliriknya seperti biasa, antara kagum dan mengintimidasi.
*****
Ini belum waktunya istirahat, tapi Tara sudah berada di kantin, dia memakan bakso dan menyantapnya habis. Energinya habis karena menangis tadi pagi. Sangat menyedihkan melewati hari dengan tangisan. Padahal Tara teramat nyaman di luar rumah. Dia ingin tempat teramannya tetap aman dan tidak membuat dia menangis, tetap saja tangisan itu seakan memaksa keluar dari persembunyian.
"Aku kebetulan juga belum sarapan. Aku duduk disini, ya!" Bara membawa semangkuk bakso dan es teh manis dikedua tangannya. Lalu mendaratkan bokongnya di kursi sebrang meja. Bara duduk berhadapan dengan Tara yang kembali kesal.
"Ada tempat duduk lain, kenapa elo selalu ganggu gue, cih?"
"Kamu aja yang ngerasa terganggu." Bara menikmati makan bakso, tak peduli Tara sering berdesis kesal.
"Ngomong-ngomong tentang kematian yang kamu gambar, apakah sudah berhasil?"
"Maksud elo?" Tara heran.
"Kamu enggak usah berpura-pura tidak tahu, aku tahu semuanya. Upayamu untuk mengakhiri hidupmu. Kematian pertama, kamu pernah bergantung diri di belakang pohon rumahmu, yang kedua pernah menyayat tangan kirimu dengan pecahan kaca di dalam bak mandi hingga penuh darah. Yang ketiga terjun dari gedung mall saat melihat Papa jalan dengan jalang, dan yang keempat kamu melakukan secara tidak sengaja, tertabrak mobil saat melihat mamamu berciuman di dalam mobil dengan cowok yang lebih muda." Bara menjelaskan dengan satu tarikan nafas.
Tara hanya membulatkan matanya. Semua yang dikatakan Bara ada benarnya juga, tapi dia tidak bersungguh-sungguh melakukan bunuh diri tersebut, kematian itu hanya terjadi pada mimpinya. Tara hanya memimpikan sesuatu yang ingin sekali ia wujudkan tapi tidak tahu bagaimana memulainya.
*****
Jangan lupa tinggalkan Vote, komen dan Share.
🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Cara Kematian Tara
Teen FictionAkan dijelaskan bagimana Tara telah melakukan beberapa cara untuk mengakhiri hidupnya. Sepertinya dia tak tahu bukan hanya 4 cara kematian yang sudah ia lakukan. Ternyata cara ke 5 ampuh membuatnya benar-benar menghilang, cara ke 5 itu dikenalkan ol...