Timur-Tim

63 7 0
                                    

Bintang Timur Prakasa adalah teman satu sekolah Tara, cowok itu duduk di kelas 10B. Teman-teman memanggilnya Tim, cowok yang ganteng dan suka bermain sepak bola, banyak prestasi yang dia dapatkan dalam olah raga tersebut. Membuatnya mendapatkan nilai tinggi walau dia tak cukup pandai dalan beberapa materi pelajaran.

Tim adalah satu-satunya cowok yang berani mendekati Tara. Dia termasuk cowok brengsek yang hanya mempermainkan perasaan cewek. Tara tahu akan hal itu, tapi dia meyakini orang-orang semacam Tim untuk melanjutkan aksinya dalam rencana bunuh diri.

Semua siswa nampak kagum dengan tindakan Tim yang berani mendekati Tara.

"Kenapa elo coba deketin gue? Apa elo mau nyakitin gue seperti cewek bodoh yang sudah pernah elo sakiti?" Cetus Tara menikmati bakso di kantin. Duduk menyendiri seperti biasa.

"Gue hanya nunjukin sisi gue sebenarnya ke elo, kalau gue udah berubah, gue bukan cowok brengsek kayak dulu. Itu karena elo, Ra?"

"Elo mulai gombal lagi." Tara masih menikmati makan siangnya.

"Udah hampir 2 minggu deketin elo, tetep ajah enggak semudah itu dapetin elo. Gue harus apa-buat elu percaya?"

Tara menghentikan aktifitas makannya. Mata sendunya menatap cowok yang masih mencoba menggoda.

"Elo harus kasih tahu gimana caranya bunuh diri anti mainstream?"

Tim terdiam mendengar ucapan Tara. Memang cewek gila! Batin Tim. Tara tersenyum sinis, dia tahu kalau cowok di sampingnya mulai takut, seperti kebanyakan orang-orang di sekitarnya. Terlihat jelas keringat yang jatuh dari sela-sela rambut Klemisnya.

"Terima gue jadi pacar elo, kita bunuh diri bersama  walaupun itu terdengar seperti cerita romeo-juliet setidaknya itu terdengar tidak biasa di jaman sekarang."

Kali ini Tara benar-benar terdiam. Dia mengamati mata coklat Tim yang berbinar, terlihat tidak ada ketakutan.

"Elo dapat taruhan berapa, kalau gue terima elo jadi pacar gue."

Kalimat itu sukses membuat Tim terkejut, tersedak air liurnya sendiri sehingga ia butuh pasokan air untuk menetralkan. Tak segan ia meminum es teh milik Tara dan meneguknya hingga tersisa setengah.

"500 ribu." Bisik Tim.

Tara tersenyum miring, senyuman khas. Lalu ia meminum teh bekas Tim, meletakkan botol itu lalu berbisik pada Tim.

"Kita bagi dua." Bisik Tara menepuk pundak Tim, tanda bahwa Tara setuju dengan tawaran Tim yang ingin menjadi pacarnya.

Sial! Hanya sekedar tepukan di pundaknya sukses membuat Tim terdiam, tak menghiraukan sorak teman-teman yang menanti penolakan Tara. Sayangnya, mereka mendapat kekalahan karena perkiraannya salah tentang Tara.

*****

Ada beberapa adegan yang aku ganti. Karena ini teenfic/teenlit/teenadult jadi aku bikin sewajarnya yaa.

Jangan lupa tinggalkan komen dan like.
Thank you
💜💜💜💜💜💜💜

Cara Kematian TaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang