41. Aku Menyesal

832 124 38
                                    

Seokjin melajukan mobilnya melewati jalan raya yang dipenuhi dengan mobil-mobil yang berlalu lalang disekitarnya. Tak lama kemudian, mobilnya terparkir didepan area pemakaman.

Di depan makam Hana, Seokjin berdiri sembari membawa setangkai bunga mawar putih ditangannya. Seokjin lantas menunduk dan meletakkan bunga itu di atas makam sang mantan istri.

"Bagaimana kabarmu Jung Hana?, apa kau baik-baik saja di sana?. Kau pasti senang karena melihatku tersiksa dari atas sana." Ucap Seokjin sembari memasang raut wajah bersalah

Seokjin kemudian bersimpuh didepan makan Hana dan menunduk sedih. "Maafkan aku karena sudah membuatmu tersiksa selama hidup bersamaku dulu. Kini aku menyesal sudah menyakitimu."

"Awalnya ku pikir Yn adalah pilihan terbaik untukku karena ia mengandung anakku, tetapi lama kelamaan dia malah mengkhianatiku. Dia bermain dengan temannya temannya di belakangku, dan aku juga baru tahu bahwa dialah penyebab kematianmu." Sesal Seokjin lalu menitihkan air matanya

Seokjin benar-benar tampak sangat menyesal pada Jung Hana, itu terlihat dari caranya menangis dengan bersimpuh di depan makam sang mantan istri.

Tanpa sepengetahuan Seokjin, ada sosok lelaki lain yang berdiri jauh dibelakangnya sembari memegang seikat bunga camelia. Melihat Seokjin yang menangis di sana, sosok itu berbalik pergi dan menjatuhkan bunga yang dibawanya.

"Jadi penyebab Hana meninggal adalah kau, Kim Seokjin." Gumamnya sembari menggepalkan kedua tangannya, kesal

.

Yn duduk diam di depan meja riasnya. Pikirannya kalut memikirkan nasib pernikahannya dengan Seokjin. Ia marah pada pria itu karena sudah menyelingkuhi tapi dia lain sisi ia juga merasa bahwa semua itu karena salahnya.

"Aaaaa menyebalkan." Teriaknya kesal sembari mengacak rambutnya sendiri

Yn menunduk dan mengatur deru napasnya yang tak beraturan. "Hah, hah, hah..."

"Aku tak ingin bercerai, sungguh. Aku masih mencintai Seokjin dan masih menginginkan dia ada disampingku... Aku terlalu mencintainya hingga aku tak rela ia berada di pelukan gadis lain." Sesalnya

Yn lantas berdiri dari duduknya, menyambar kardingan coklat dari dalam lemarinya dan berlalu keluar dari kamarnya.

"Taxi." Serunya menghentikan mobil taxi yang hendak melewatinya

Setelah taxi berhenti didepannya, Yn lantas masuk ke dalam sana dan pergi meninggalkan area perumahannya. Beberapa saat kemudian, mobil taxi yang ditumpangi Yn berhenti di depan perusahaan milik sang suami, Seokjin.

Yn lantas keluar dari mobil taxi lalu melangkah ke dalam gedung perusahaan. Setelahnya, ia masuk ke dalam lift bersama dan menekan angka lantai teratas yang ada disana.

Tak lama kemudian, lift yang membawa Yn berhenti di lantai 20. Saat wanita itu hendak keluar dari sana, langkahnya terhenti saat melihat sosok menyebalkan yang tengah berdiri menghadangnya, Kim Taehyung.

"Ingin menemuiku atau menemui suami tercintamu?." Tanya Taehyung yang hanya diabaikan oleh Yn

Wanita itu berlalu melewatinya begitu saja tanpa menjawab pertanyaan. Taehyung lantas menyeringai dan berjalan mengekori Yn yang tengah menahan kesal.

"Jangan mengabaikanku, aku tak suka di abaikan." Tegur Taehyung namun Yn lagi lagi tak mengindahkannya

Yn menghela napas saat kakinya berhenti didepan pintu ruangan Seokjin. Ia lalu menarik pintu itu hingga terbuka lalu melangkahkan kakinya ke dalam sana.

Bukan Seokjin yang didapati Yn, namun Lini yang tengah duduk santai di sofa ruangan pria itu.

"Seokjin belum datang." Ucap Lini tanpa berpindah dari tempatnya

"Aku bukan mencarinya tapi mencarimu." Sahut Yn lalu berjalan mendekati Lini

Setelah Yn berada dihadapannya, Lini berdiri dan menatap Yn dengan tatapan tak suka. "Kenapa kau mencariku?, ingin mengaku kalah dariku?." Ejeknya lalu menyeringai senang

Yn menggeleng sembari tersenyum simpul. "Tidak, aku hanya ingin memberimu hadiah."

"Hadiah?, hadiah ap-"

Plak. Lini lantas terdiam setelah Yn menampar pipinya sebelum ia menyelesaikan ucapannya. "Kau." Geramnya sembari memandang penuh kebencian pada Yn

Yn menaikkan alisnya dan memandang penuh angkuh pada Lini. "Kenapa?. Aku hanya memberikan hadiah kepadamu. Itu hadiahku. Kau belum mengeti juga."

Marah. Lini lantas mendorong Yn dengan begitu keras hingga membuat wanita itu terjatuh. "Awww, akh..." Ringis Yn sembari memegang perut besarnya sedangkan Lini hanya diam dan tak bergeming di tempatnya

"Sa-sakit." Keluh Yn sekali lagi dan darah segar pun mulai mengalir keluar dari pangkal pahanya

Melihat itu, Lini terkejut bukan main. Gadis itu langsung bersimpuh disamping Yn dan melihat wanita itu dengan penuh kekhawatiran.

"Kau tidak benar-benar kesakitan kan?, kau hanya menipuku kan untuk membuatku khawatir kepadamu." Tukas Lini, mencoba tak percaya dengan keadaan Yn dihadapannya

Yn mengeleng sembari menahan sakit diperutnya. "A-ap me-nurut-mu aku ter-lihat ber-can-da." Sahutnya terbata-bata

Lini menggeleng lalu mulai panik ditempatnya. Ia lantas mengeluarkan handphonenya dari saku bajunya lalu menelpon ke rumah sakit.

Beberapa saat kemudian, petugas rumah sakit datang lalu membawa Yn mengenakan tandu dan menempatkannya ke dalam aambulance bersama Lini yang berakhir sebagai walinya.

"Menyebalkan. Jika dia keguguran, Seokjin maupun Taehyung pasti akan marah kepadaku." Batin Lini, mengkhawatirkan dirinya sendiri

.

Yn dibawa masuk ke UGD sesampainya di rumah sakit. Tak lama kemudian, Seokjin datang menyusul dan menghadang Lini dengan berbagai pertanyaan.

"Apa yang terjadi?, kenapa Yn bisa masuk rumah sakit?." Tanya Seokjin pada Lini yang tengah duduk di kursi tunggu

Lini menunduk diam sembari meremas jari-jarinya. "Jawab aku. Apa yang terjadi padanya hingga Yn masuk rumah sakit?. Apa kalian tadinya bertengkar?." Tanya Seokjin sekali lagi

Lini berdiri dari duduknya lalu menatap Seokjin dengan tatapan memelas. "Dia tiba-tiba saja datang ke ruanganmu lalu menamparku, dan karena itu aku tak sengaja mendorongnya karena merasa kesal kepadanya." Jawabnya jujur

Seokjin menghela napas dan mengacak rambutnya frustasi. "Lalu bagaimana sekarang?, apa Yn baik-baik saja?."

Lini menggeleng. "Aku tak tahu. Dia baru saja di bawa masuk dan dokter belum keluar dari ruangan itu."

Seokjin kembali menghela napas dan kemudian mendudukkan dirinya di kursi tunggu. "Aku tak akan masuk penjara kan jika sesuatu yang buruk terjadi pada Yn?." Tanya Lini, takut

Seokjin menggeleng lalu menepuk tempat duduk disampingnya dan Lini lantas duduk disampingnya sembari memasang raut wajah khawatir khawatir.

"Kau tak akan memenjarakanku kan karena sudah menyakiti istrimu?." Sekali lagi Seokjin menggeleng hingga mampu membuat Lini menghela napas lega.

Beberapa menit kemudian, dokter yang menangani Yn keluar dari UGD. "Apa anda wali pasien yang ada didalam?." Tanyanya pada Seokjin

Seokjin mengangguk dan berdiri dari duduknya. "Iya dok, saya suami Yn. Bagaimana dengan istri saya dok, apa dia baik-baik saja?, lalu bagaimana dengan anak yang ia kandung dok?."

Dokter menghela napas dan menatap Seokjin dengan raut wajah yang serius. "Istri anda mengalami pendarahan dan karena itu saya ingin meminta izin anda untuk melakukan operasi caesar demi menyelamatkan istri dan anak anda."

"Apa???." Sahut Seokjin, terkejut













Tbc




Like dan komen gais. Kali ini author gak bisa komentar banyak krn lagi nahan pusing, tapi author harap kalian tetep komen cerita ini.

Brother In LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang