Pagi telah tiba. Yn mengerjapkan matanya lalu mendapati sang buah hati Kim Yian masih terlelap di sampingnya. Wanita itu lantas tersenyum simpul dan mengecup kening putranya dengan saya lalu perlahan turun dari ranjang.
Yn mengikat rambutnya sekeluarnya ia dari kamar. Saat ia hendak masuk ke dalam kamar mandi, wanita itu tak sengaja mendapati Jimin tertidur di sofa dengan wajah yang terluka.
Khawatir bercampur kaget, Yn berbalik mengambil kotak p3k lalu duduk didepan Jimin dengan hati-hati agar tak membangunkan lelaki itu.
Perlahan Yn membersihkan luka di sudut bibir Jimin dengan kapas yang sudah ia basahi dengan alkohol.
"Sssh." Jimin mendesis ketika merasakan perih di sudut bibirnya namun lelaki itu enggan membuka matanya dan lebih memilih menahan rasa sakit itu
Yn tersenyum tipis lalu kembali mengobati luka Jimin yang lain. "Apa Jungkook yang melakukan ini kepadamu lagi?." Gumamnya sembari menempelkan plester luka di pelipis Jimin
Setelah wanita itu selesai mengobati luka di wajah Jimin, ia berdiri dari duduknya dan hendak berlalu dari sana namun Jimin dengan cepat menahan lengannya.
"Terima kasih." Ucap Jimin sembari membuka matanya dan melihat Yn yang juga tengah melihatnya
Yn menghela napas lalu mengangguk dan kembali duduk didepan Jimin. "Maaf, karena aku wajahmu malah seperti ini."
Jimin tersenyum tipis kemudian mendudukkan dirinya. "Aku tak masalah jika wajahku akan selalu terluka karena pukulan Jungkook. Yang aku permasalahan adalah aku tak ingin kau kembali kepadanya dan menjalani hubungan toxic seperti dulu."
Mata Yn mulai berkaca-kaca. Wanita itu tampak terharu mendengar ucapan Jimin kepadanya. Tanpa sadar, ia lalu menitihkan air matanya.
"Terima kasih karena kau sudah mau menolongku. Jika bukan karena kau, aku dan Yian tak akan bisa hidup dengan baik seperti ini." Ucapnya, menunduk
Jimin mengangguk dan membawa Yn kepelukannya. "Aku tak akan mungkin membiarkanmu menderita, Jung Yn. Kau tahu aku kan?, aku menyayangimu terlepas hubungan kita hanya teman."
.
Saat ini, Yn tengah memasak di dapur setelah sebelumnya wanita itu sempat menangis dipelukan Jimin.
"Mama." Panggil Yian yang tengah digendong oleh Jimin
Yn lantas berbalik lalu menghampiri Yian dan Jimin yang berdiri didekat meja makan. "Anak mama sudah bangun ya. Sini, biar mama gendong."
Yian menggeleng lalu memeluk leher Jimin. "Biarkan aku yang menggendongnya, kau lanjutkan masakmu saja." Sahut Jimin dan dibalas anggukan oleh Yn
Wanita itu kembali melanjutkan aktivitas memasaknya yang sempat terhenti sedangkan Jimin tengah duduk bersama Yian di kursi meja makan.
"Papa, Yian sudah lapar." Ucapnya sembari memegang perutnya dan Jimin yang melihat itu hanya tertawa kecil lalu mengusap kepalanya dengan sayang
"Tunggu masakan mama jadi ya." Pinta Jimin dan dibalas anggukan pasrah oleh Yian
Diam-diam Yn tersenyum simpul ketika ia mendapati Jimin yang memperlakukan Yian dengan sangat baik. Lelaki itu memperlakukan Yian seperti anaknya sendiri.
Yn ingat kata pertama yang di ucapkan Yian ketika putranya itu mulai belajar berbicara. Yian menyebut papa ketika Jimin menemaninya bermain dan Yn yang kala itu mendengarnya, terkejut.
Wanita itu meminta maaf kepada Jimin karena Yian mengira dia adalah ayahnya namun respon yang diberikan Jimin cukup positif. Jimin tak masalah jika Yian memanggilnya papa karena ia juga sudah menganggap anak Yn adalah anaknya ketika ia membawa dua orang itu tinggal bersamanya.
"Masakannya sudah jadi." Ucap Yn lalu menyajikan makanan di meja makan depan Jimin dan Yian
Keduanya lantas tersenyum lebar hingga membuat Yn tertawa kecil melihat dua orang manusia yang sudah tampak kelaparan didepannya.
Yn meletakkan piring didepan Jimin lalu hendak mengambil Yian. "Biarkan saja Yian duduk disampingku. Biar aku juga yang menyikapinya." Tahan Jimin pada Yn
Yn mengangguk lalu mulai menyantap makanannya dengan sesekali memperhatikan Jimin dan Yian secara bergantian ketika lelaki itu menyuapi dirinya lalu Yian dengan telaten layaknya seorang ayah sungguhan.
.
"Sayang." Seru Lini pada Seokjin ketika pria itu hendak masuk ke dalam mobilnya
Seokjin menoleh dan mendapati Lini yang tengah membawa kotak makanan ditangannya. "Bawa ini bersamamu." Ucap gadis itu lalu memasukkan bekal Seokjin di kursi mobil
Seokjin tersenyum simpul lalu mengecup kening Lini cukup lama dan setelahnya pria itu baru masuk ke dalam mobilnya.
Lini tersenyum manis sembari melambaikan tangannya ketika mobil Seokjin mulai keluar dari pekarangan rumah mereka. Setelah mobil suaminya menghilang, gadis itu masuk ke dalam rumah.
"Menyebalkan." Gumamnya kesal lalu mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu
"Sampai kapan dia akan memperlakukan ku seperti itu?. Dia hanya mengecup keningku alih-alih mencium bibirku... Apa dia tak berniat untuk mencintaiku juga?, lalu untuk apa dia menikahiku jika diam memperlakukanku seperti tadi?."
Gadis itu tampak kesal dengan perlakuan Seokjin padanya. Saking kesalnya Lini melempar handphone nya ke sofa seberang ketika benda pipi itu berbunyi.
"Aku kesal dengan semuanya. Aku kesal dengan Taehyung yang sampai sekarang terus saja memanfaatkanku untuk mendapatkan surat kepemilikan saham Seokjin. Jungkook yang terus saja menerorku dan menanyaiku tentang keberadaan Yn yang jelas-jelas itu bukan urusanku dan Seokjin yang hanya menganggapku sebagai bonekanya saja. Apa semua lelaki brengsek seperti itu?. Aaaaaaa."
Lini lantas memejamkan matanya setelah mengeluarkan sedikit kekesalannya dengan berteriak.
"Jangan mengabaikan telponku seperti tadi." Ucap Taehyung yang tiba-tiba telah berdiri didepan Lini
Gadis itu sontak membuka matanya lalu terkejut namun sebisa mungkin ia bersikap sebiasa saja pada Taehyung yang beralih duduk disampingnya.
"Aku mendengar apa yang katakan tadi. Jika kau tak mau bekerja untukku, kau tak akan mendapatkan bagian seperti rencana kita dulu dan akan ku pastikan Seokjin juga akan membuangmu." Bisik Taehyung di telinga Lini
Gadis itu terdiam lalu tersenyum tipis pada Taehyung. "Kau pasti salah dengar. Aku tak mungkin mengatakan seperti itu ketika aku sudah membuat kesepakatan denganmu." Bantahnya
.
Seokjin menepikan mobilnya di gang sempit dengan bangunan-bangunan kecil yang sedikit kumuh dan dari bangunan berlantai dua, Yn keluar bersama Yian sembari tertawa kecil ketika wanita itu melihat anaknya yang tampak sangat menggemaskan.
Pandangan Seokjin tak sedikitpun berpaling dari keduanya bahkan ketika Yn dan Yian berjalan melewati mobilnya.
"Anak itu benar-benar sangat mirip denganku tapi kenapa dia bukan anakku?. Apa sejak awal memang ada yang salah pada diriku?, bahkan ketika aku bersama Hana, wanita itu tak kunjung hamil juga." Ucap Seokjin dengan raut wajah yang sedih
Pria itu menunduk sembari memegang setir mobilnya dengan kuat. "Jika aku memintamu untuk kembali melakukan tes DNA pada Yian, apa kau akan menyetujui nya?."
Sembari berjalan bersama Yian, Yn berbalik dan melihat mobil Seokjin yang tadi dilewatinya bersama sang anak. "Untuk apa kau kemari?. Apa kau ingin memastikan bahwa aku hidup menderita tanpamu?." Batinnya sedih
Tbc
Like dan komen sebanyak-banyaknya gais. Ada banyak scene yang mesti di komen di sini. Author malas ngebacot, dan pengen lihat kalian ngebacot di sini, jadi keluarin semua uneg2 dan komen kalian gais. Seperti biasa juga nih, jangan lupa like sebanyak-banyaknya ya gais. Gak terima pembaca gelap author tuh 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother In Law
FanfictionImagine Seokjin x Yn Yn memang sudah gila, dan kegilaannya itu ialah mencintai kakak iparnya sendiri, yaitu Kim Seokjin... Cast : Jung Yn, Kim Seokjin, Jung Hana, Kim Taehyung, Jeon Jungkook, Han Lini, Park Jimin, Kim Reseul, Kim Namjoon. Genre : Ro...